Bismillahirrahmanirrahim
Selamat membaca
Jangan lupa pencet ⭐ ya onty 😍
Yang rindu Adek sebutin daerahnya ya onty.
***
Memasuki enam bulan usia kandungan, badan Ayana tampak lebih berisi. Berat badanya naik dua belas kilogram, pipinya bertambah chubby dan jangan lupakan perutnya yang semakin membuncit. Kiya saja kalah saing.
Di fase ini juga, masa mengidamnya makin menjadi-jadi, yang terbaru, dia meminta sang suami untuk membelikannya ... kolak durian.
Jika dulu waktu hamil Kiya dia mengidam jus Nanas maka hamil sekarang dia meminta kolak durian, permintaan yang membuat Afka harus rela didiami seharian karna tak mau menuruti.
Jangan bilang Afka lebai, yang Afka lakukan hanya untuk menjaga istri dan calon anaknya."Mbu, Adik ayi na tapan telual?" tanya Kiya penasaran.
Sekarang Anak gadis Ayah Afka itu tengah berbaring dengan kepala berada di atas paha sang Ibu. Tangan mungilnya bergerak pelan mengelus perut Ayana yang hanya di tutupi kaos milik Afka.
"Bentar lagi, Dek. Tiga bulan lagi."
Kiya mengerjapkan matanya, berpikir tiga bulan itu berapa lama? Lama dari seminggu saat Ayahnya pergi bekerja kemaren itu kah?
"Ga ulan ental ya, Mbu? Inggu yang ama ya, Mbu ya? Yayah malen pigi inggu, amaaaaa angat," katanya sambil merentangkan tangannya besar-besar.
Ayana yang melihat itu terkekeh pelan. Dia tahu pasti,. kenapa seminggu terasa lama untuk Kiya saat itu, selain karna rasa rindu, itu juga kali pertama Kiya ditinggal sang Ayah saat sudah paham artinya ditinggal.
"Tiga bulan lama lagi, Dek. Kenapa? Udah ngak sabar pengen liat Adik bayi, ya?" Kiya terkekeh pelan saat sang Ibu mencolek hidung mungilnya.
Kiya mengangguk. "E eh, nda sabal Adek na, Adik na wowok pa tewek, Mbu?" tanyanya lagi.
Ayana menggeleng pelan. Ayana juga tidak tahu karna dia dan suami sepakat untuk tidak menanyakannya saat mereka melakukan USG beberapa hari yang lalu.
"Adek maunya apa? Cewek apa cowok?"
Kiya menarik tangannya yang ada di atas perut Ayana lalu meletakannya di dagu, seolah tengah memikirkan sesuatu.
"Cam Adek aja, bial sa ain ama-ama."
"Loh, Adek ngak mau Adik cowok?"
Kiya terdiama sejenak. Seolah tengah memikirkannya.
"Auu uga, tewek au, wowok uga au, dua na mau Adek na."
Mendengar jawaban Kiya, Ayana tertawa. Kecil-kecil sudah plinplan anaknya.
"Cewek atau cowok adik bayinya nanti, Adek harus sayang ya, Nak ya. Bantu Ibu jaga Adik bayinya," nasehat Ayana.
Kiya mengangguk semangat. "Iya, Mbu ey. Ta Yayah anti law adik ai na dah lahil, Adek ndak oleh nanis-nanis agi, lus antu Mbu daga Adik na, ya Mbu ya."
Ayana mengangguk, mendudukan tubuh Kiya agar bisa mengecup wajahnya. Efek perutnya yang sudah besar sekarang Ayana susah untuk membungkuk.
***
Setelah memasak dan membersihkan diri, Ayana dan Kiya duduk di teras rumah mereka, menunggu sang Ayah yang sebentar lagi akan pulang.
Hari ini mereka akan pergi jalan-jalan ke taman kompleks seperti janji Afka semalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/211621929-288-k149734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy family
HumorCerita ini merupakan sequel cerita "cinta luar biasa" Jadi disarankan untuk membaca cerita itu dulu biar nanti tidak bingung. Azkiya Inara Afka, bayi mungil, bontot menggemaskan yang biasa di panggil Adek. Semua tingkah lucunya berhasil membuat sem...