Mbu malah

9.8K 992 161
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa pencet ⭐ ya onty, koment juga yang banyak.

MAAF MENUNGGU LAMA, SEMOGA MASIH ADA YANG MAU BACA CERITA AMATIRAN AKU, TOLONG JANGAN DI BULLY YA KK, LEBIHIN VOTE AMA KOMENT AJA YA,😁😆
TERIMAKASIH

***

Suara takbir menggema, semua umat muslim hari ini merayakan kemenangannya setelah melawan hawa nafsu sebulan penuh.

Dengan berjalan kaki, Afka bersama keluarga kecilnya berangkat menuju lapangan yang tak jauh dari rumah Omanya, tempat shalat Id dilakukan.

Udaranya masih bersih sama hal nya dengan kampung halaman sang istri yang tempatnya masih cukup asri, walaupun tak jauh dari sini sudah banyak gedung yang berdiri.

Dari samping Afka bisa melihat raut sendu istrinya, meskipun pagi tadi masih bisa tersenyum seperti biasa tapi setiap lebaran istrinya pasti akan seperti ini, terlebih saat bunyi takbir dengan lantangnya dikumandangkan.

Rindu sang ibu, rindu kampung halaman. Afka paham betul apa yang ada dalam otak cantik istrinya.

Terakhir pulang ke Padang saat rumah tangga mereka sedang ada masalah, sebelum Kiya lahir. Setelahnya tidak ada lagi, mengingat tidak lama setelah itu Ayana hamil dan tidak ada juga yang benar-benar ingin ayana temui di sana.

Rencananya tahun ini mereka akan pulang, mengingat sudah terlalu lama tidak menyilau kampung halaman. Meskipun jasad sang ibu sudah menyatu dengan tanah setidaknya ada banyak kenangan di tanah kelahirannya, kenangan indah yang selalu menari-nari dalam ingatan, saat mengingat sosok ibu tercinta. Selain itu tentu juga untuk mengenalkan pada Kiya kampung halaman ibunya.

Tapi mau bagaimana lagi manusia memang hanya bisa berencana dan Tuhan yang menghendaki, sehari sebelum keberangkatan mereka, saat memeriksa kandungan, dokter tidak menyarankan Ayana untuk menaiki pesawat dan melakukan perjalanan jauh, mengingat kondisi Ayana saat itu dengan tegas Afka lansung saja membatalkan penerbangan mereka, padahal semuanya sudah siap, termasuk tiket pesawat yang ternyata hanya terbuang percuma.

Dan di sinilah mereka sekarang, di rumah milik Oma Afka, rencana mudik ke kampung halaman ayana berpindah haluan menjadi ke kampung halaman papanya.

"Cantiknya, istri Mas," kata Afka sambil mengusap bagian belakang kepala Ayana yang di tutupi pasmina putih gading. Keluarga kecilnya pagi ini kompak menggunakan seragam warna putih.

Ayana menoleh setelah menegur pelan si Adek yang berjalan terlalu cepat di depan mereka.

Melempar senyum manisnya, Ayana mencubit pelan perut keras suaminya.

"Makasi lo, Mas. Ayahnya adek juga ganteng banget lo, nyampe anak gadis sini ngak ngedip lihatnya," kata Ayana syarat godaan, meskipun pikirannya tadi sempat menerawang, Ayana sadar beberapa remaja tanggung atau wanita lainnya secara terang-terangan memperhatikan suaminya.

Afka mengangkat bahunya acuh, memilih mengenggan tangan mungil istri cantiknya sambil melangkah beriringan bersama menyusul sang putri.

"Tetap senyum ya, Mbu. Ayah sayang Ibu." Bisikan Afka yang berhasil mebuat Ayana merona malu.

***

Keluarga dari pihak papa Afka hadir semua. Termasuk tante Wirda. ( Yang lupa siapa tokoh ini, silahkan baca ceritanya Afka ya )

Meskipun hubungan ayana, Afka, Dino dan Siska sudah lebih baik, tapi dengan tantenya satu itu Afka merasa masih ada yang salah. Bukan, bukan dari Afkanya tapi dari Tante Wirda itu sendiri. Semua bisa dilihat bagaimana dia melihat istri dan anaknya, bahkan si Adek yang tak tau apa- apa bun bisa melihatnya.

Happy familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang