pertanyaan yang sulit

15.7K 752 22
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa pencet ⭐ ya Onty

Yang belum follow, ayo di follow dulu akun aku ya

Selamat membaca🤗

***

Kiya bersama kakek, nenek dan ontynya sekarang tengah berada di ruang keluarga. Mereka tengah menunggu Afka bersama sang istri yang tengah bersiap-siap itu keluar dari kamar. Rencananya hari ini mereka akan pergi memenuhi undangan pernikahan Bimo. Yaps, sahabat Afka yang paling gresek, tapi Om yang paling di sukai oleh Kiya karna lucu dan membuatnya tertawa.

"Ngapain sih orang itu, Ma? Kok lama amat ya," dumel Shaila.

"Ya, sabar atuh, La. Baru lima menit kakakmu manggil Abangmu, ya mereka berbenah dulu lah," kata mama yang diangguki sang papa.

Ayana memang sudah siap sedari tadi bersama Kiya, tapi karna Afka tak kunjung keluar kamar, Mama mertua memintanya untuk memanggil.

Melihat bibir ontynya yang mengerucut sebal, membuat Kiya yang sekarang menggunakan baju serba putih itu tertawa kecil, dia sangat suka melihat ekspresi Shaila yang seperti ini. Tapi sekarang bukan itu yang menjadi fokus perhatiannya, Kiya begitu tertarik dengan warna bibir ontynya.

"Ty, bibil na napa cam, tu? Tasih itik agi, ya? tanya Kiya menghampiri Shaila, meninggalkan mainananya begitu saja.

Shaila yang melihat keponakannya mendekat, lansung membawa Kiya ke dalam pangkuan, senyumnya terbit karna akhirnya Kiya mau bermain dengannya, sedari dia datang tadi keponakannya itu sibuk dengan dunianya sendiri, mungkin itu juga yang membuat Shaila bosan menunggu.

"Ya, Onty ya, bil na ake itik agi?" tanya Kiya kembali. Dia menghindari ciuman bertubi-tubi yang Ontynya itu berikan.

Shaila tertawa kecil, lalu memonyongkan bibirnya agar sang keponakan bisa melihat dengan jelas bibirnya yang begitu paripurna dengan lipstik yang baru dibelinya.

"Cantik ngak?"

Kiya mengangguk kecil.

"Iya dong, ini lipstik baru, semalam Onty baru beli. Adek mau pakai?"

Tanpa menunggu lama anak kecil itu lansung menganggukan kepalanya. "Auuuuu," katanya berteriak senang.

Shaila yang melihat itu ikut tertawa. "Kiss, Onty dulu," kata Shaila sambil menunjuk pipi kanannya.

Kiya dengan semangat, lansung memberikan ciuman mautnya.

"Jangan macam-macam ya, La. Nanti kamu dimarahin Abangmu. Tahu sendiri gimana dia anti banget sama benda itu, istrinya aja dilarang  pakai begituan," larang sang mama.

Shaila yang mendengar itu mengangkat bahunya, acuh. Siapa suruh Abangnya ngedekam di kamar dan membuatnya menunggu. Tak tahukah abangnya itu dengan kata-kata, 'menunggu itu hal yang paling membosankan.' Jadi anggap saja sekarang dia sedang mengilangkan rasa bosannya.

"Ya, ngak papa kan, Dek ya?" Shaila mencari sekutunya, agar nanti kalau Abangnya marah dia punya alasan. Terlebih kalau alasannya itu Kiya, dijamin Abangnya lansung diam, karna abangnya itu masuk komunitas AATA (ayah-ayah takut anak).

"O oh, ndak pa-pa, Nek ey. Dek kan uga ntik cam Ty, ya Ty, ya?"

Shaila menganggukan kepalanya. Tangannya sibuk mengaduk-ngaduk isi tas untuk mencari benda kebanggannya itu.

"Adek, buka mulutnya dikit ya, biar Onty pasangin lipstiknya."

Kiya melakukan hal yang diminta. "Jangan gerak-gerak ya, Dek. Nanti belepotan," beritahu Shaila dengan mata fokus ke bibir mungil itu.

Happy familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang