Bismillahirrahmanirrahim
Jangan lupa pencet ⭐ ya onty, koment juga yang banyak.
Semoga sampai 1k ya kak votenya
Selamat membaca 😊
***
Tidak terasa puasa tahun ini sampai di minggu terakhir. Semuanya begitu antusias menyambut hari kemenangan yang sebentar lagi akan datang.
Dua anak kecil yang sedang bermain masak-masakan itu tampak berhenti saat salah satu dari mereka mulai bercerita di luar topik permainan.
"Tau ndak, Dek?" Tanya Amel menggantung.
Si Adek yang kelihatan sibuk itu mengalihkan perhatiannya dari kompor dan wajan mainan. Matanya mengerjap menggemaskan.
"Au pa? Ana lah Adek au, ey. Kak Mel kan beyum nomong, nomong dulu dong."
"Ya tunggu dulu dong, aku lagi mikir ini, lupa aku mau cerita apa."
Mata si Adek membola karna disalahkan juga.
"Law upa, napa celita-celita. Kak mel ni da aja."
Amel mengerucutkan bibirnya tapi jauh di dalam sana, otaknya terus memikirkan topik yang ingin dibicarakannya tadi, sampai ....
"Ahaaa!!!" Pekiknya girang karna sudah ingat.
Si Adek yang tengah konsentrasi tinggi menyiapkan pesanan nasi goreng pelanggannnya itu terlonjak kaget, anak gadis Bapak Afka itu tampak cemberut ketika Amel malah tersenyum tanpa dosa padanya.
"Pa lah Kak Mel ni teliak-liak, Aget Adek na. Adi anak na Onty La au, ah." Si Adek berbicara seolah tidak pernah berteriak saja padahal setiap hari, itu seperti makan untuknya. Wajib, harus!
Amel nyengir kuda, dia kemudian menceritakan pengalamannya kemaren ke Mall membeli baju lebaran.
"Bajunya bagus-bagus loh, Dek. Mamaku belikan banyak. Sepatu juga, tas juga. Pokoknya banyak, kata Mama karna Aku rajin puasa makanya dibelikan banyak. Terus ....
Si Adek tak lagi mendengar cerita Amel dengan serius, dalam pikirannya sekarang adalah, 'Kenapa orang tuanya tak juga membelikannya seperti Amel, apa karna dia tak puasa?'
"Mamaku juga beli kue kemaren, Banyak," lanjut Amel sambil merentangkan tangannya besar-besar saat mengatakan kata banyak.
Mendengar itu Kiya semakin nelangsa, kalau masalah baju dan printilannya mungkin Kiya masih bisa nego. Tapi kalau masalah kue ini tidak bisa dibiarkan.
Dengan cepat Kiya menyusun kembali mainannya ke dalam keranjang yang sudah di sediakan, bibirnya monyong-monyong akibat gatal ingin mengatakan sesuatu.
"Loh kok, mainannya disusun lagi?"
Si Adek terus diam sambil tangan gendut itu berhasil memasukan mainannya semuanya.
"Kak Mel puyang lah agi, ita dah iap mainna."
"Kenapa?"
"Adek mo pigi uga, tak Amel puyang ya." Tanpa menunggu lama bayi gendut itu lansung menyeret keranjangnya menuju teras depan, mengabaikan Amel yang masih berdiri di tempatnya.
Meletakan sembarangan keranjang tersebut, Kiya menarik napas dalam-dalam siap menumpahkan kalimatnya, pintu rumah yang terbuka membuat niatnya berjalan mulus.
"MBU, ITA PIGI MOL YA MBU, YA. ELI AJU BALAN, TUE UGA!"
Ayana yang tengah sibuk di dapur ditemani sang Suami itu kaget dan lansung mengelus perutnya. Sedangkan Amel yang akan menaiki sepada itu mendengus pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy family
HumorCerita ini merupakan sequel cerita "cinta luar biasa" Jadi disarankan untuk membaca cerita itu dulu biar nanti tidak bingung. Azkiya Inara Afka, bayi mungil, bontot menggemaskan yang biasa di panggil Adek. Semua tingkah lucunya berhasil membuat sem...