DIA (gxg). Part: 5

43.4K 1.7K 82
                                    

Hey, I'm back ! Oh iya makasih ya buat Jelinta yang udah comment, gak sabar nungguin part selanjutnya hehe oke, gak usah basa-basi lagi. Langsung baca aja ya. Happy reading ! ;)

Jessica POV

Ternyata Michelle memberikanku coklat. Aku menatapnya dengan tatapan semakin heran.

"Emm, gak suka ya ?" Dia bertanya dengan hati-hati.

"Ngg, bukannya gak suka tapi... dalam rangka apa kamu kasih aku coklat ?"

"Emh, mau ngasih aja. Gak mau gapapa kok. Yaudah deh kalo gitu, aku keluar dulu ya." Saat Michelle hendak berjalan keluar dari ruang ganti, aku menarik tangannya pelan. Dia pun menoleh, dan aku tersenyum lebar ke arahnya.

"Mau kok. Emm, mana ?" Aku menengadahkan tanganku. Lalu dia tersenyum tak kalah lebar dan memberikan coklat itu kepadaku.

"Di makan ya coklatnya, jangan dibuang." Dia berbicara kepadaku tetapi tidak menatapku. Dia sepertinya, malu. Haha.

"Haha, iya. Makasih ya, Chelle. Sering-sering aja." Aku menjulurkan lidahku ke samping sembari tertawa kecil. Kebetulan aku memang suka sekali dengan coklat, jadi jika dia ingin memberikanku lagi lain kali aku pasti tidak akan menolaknya justru akan ku terima dengan senang hati. Terlebih lagi coklat ini dari seorang wanita yang berhasil menyita perhatianku.

"Hehe, iya deh iya." Michelle tertawa, menampakkan deretan giginya yang rapi dan bersih juga dibubuhi dengan lesung pipit yang membuat dia semakin terlihat manis saat tertawa. Tiba-tiba Ivana pun masuk. "Jess, udah mau take tuh. Buruan keluar yuk."

"Ehh, iya iya." Aku pun beranjak untuk meletakkan coklat itu ke dalam tasku dan segera keluar dari ruang ganti diikuti Michelle dibelakangku.

***

"Cut !"

"Yee, wuhuuuu.." Semua crew bersorak gembira karna akhirnya syuting telah selesai. Semua scene telah rampung. Mereka berhasil menggarap film pendek dengan waktu yang bisa dibilang sangat singkat, maklum... deadline.

"Oke, guys kumpul dulu yuk bentar." Sean menyuruh teman-temannya dan seluruh talent untuk berkumpul. "Akhirnya syuting kelar juga nih. Makasih buat kerja samanya. Makasih selama syuting udah ngelakuin jobdesk-nya masing-masing dengan bener, makasih juga buat talent-talentnya udah mau ikut cape-capean sama kita bikin film ya. Semoga hasilnya nanti bagus ya filmnya." Kami semua mengangguk seraya berkata Amin. "Sekali lagi makasih banget. Kalian semua hebat !" Sean bertepuk tangan, dan kami semua pun ikut bertepuk tangan.

Setelah itu semua crew mulai merapikan kembali alat syuting dan membenahi tempat yang digunakan untuk syuting tadi. Para talent pun berganti baju dan bersiap-siap hendak pulang, termasuk aku. Aku duduk sebentar dibangku yang terletak dibawah pohon sambil memainkan iPhone-ku. Aku bermaksud menunggu disini sampai Pak Wawan datang menjemputku.

"Sendirian aja." Suara yang sudah tak asing untukku, suara Michelle.

"Eh iya nih, hehe. Nunggu jemputan."

"Oh. Emm, oh iya. Kayanya BBM aku belum kamu accept deh."

"Hah ? Oh iyaaaa, aku lupa kamu nge-invite ya. Haha, maaf ya. Bentar-bentar." Aku pun membuka aplikasi BBM-ku. Aku melihat ada nama BBM Michelle Anastasya lalu aku accept. "Udah di accept ya."

DIA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang