DIA (gxg)

DIA (gxg). Part: 11

Yak, atas permintaan seluruh rakyat Indonesia (gak segitunya kali ! -_-) Oke, ralat. Atas permintaan seluruh yang baca cerita ini di wattpad, katanya... "ceritanya panjangin, thor !" maka dari itu saya akan membuat cerita ini lebih panjang dari biasanya. Kalian baca sekarang ? Kelarnya baru besok *perez* haha okeee, langsung aja dibaca. Cekidot ! ;)

Michelle POV

    Sepertinya semakin kesini, Jessica semakin menunjukkan ketertarikannya padaku. Mulai dari kejadian peluk dan kecup saat tidur, lalu permintaan memeluk yang secara tiba-tiba.
"Apa iya Jessica punya rasa juga sama gue ? Hmm, gimana cara gue mastiinnya ya ?"

"Chelle ?" Tangan lembut Jessica menyentuh pundakku, membuatku tersadar dari lamunanku. "Kamu udah bangun ?" Dia sedikit menguap.

"Emm, eh iya." Aku menatapnya sebentar kemudian memalingkan pandanganku darinya. "Duh, gimana nih cara mastiin kalo Jessica juga punya perasaan yang sama kaya gue ? Ayo pikir, Chelle ! Pikir !" Aku menghantup-hantupkan kepalan tanganku ke jidat seraya berpikir. Jessica menatapku heran dengan apa yang aku lakukan.

"Kamu kenapa, Chelle ?" Jessica menyentuh tangan kiriku, tetapi aku melepaskan tangannya dari tanganku.

"Hmm, gapapa kok." Aku menjawab datar. Jessica mendengus nafas berat, menguncir rambutnya kemudian meninggalkanku ke kamar mandi. Aku menatap punggungnya hingga hilang dibalik pintu kamar mandi.

"Sorry, Jess. Gue pengen secepetnya tau tentang perasaan lo ke gue. Gue mau secepetnya milikin lo. Gue mau tau, kalo tiba-tiba gue berubah jadi cuek ke lo, gimana respon lo. Lo bakal sedih atau biasa aja. Paling engga, gue bisa tau dari situ." Aku berbicara sendiri dalam hati sambil menatap pintu kamar mandi. Tak selang berapa lama pintu kamar mandi pun terbuka. Aku lekas-lekas mengambil handphone-ku dan pura-pura memainkannya.

"Eh, Chelle hari ini kita ke..."

"Gak bisa, Jess. Hari ini aku mau ketemu Sean. Ada urusan. Sorry ya, kamu dirumah sendiri hari ini. Atau gak minta Carissa aja buat nemenin kamu." Jawabku berbohong memotong omongan Jessica yang belum selesai. Kemudian aku beranjak ke kamar mandi. Aku bisa merasakan Jessica masih menatapku terus saat aku berjalan ke arah kamar mandi seperti saat aku menatap dia sebelumnya. "Maafin aku ya, Jess." Aku berbisik sambil menatap pintu kamar mandi yang terdapat Jessica dibaliknya. Aku mengusap pelan mukaku kemudian aku memutuskan untuk mandi.