DIA (gxg). Part: 13

29.4K 1K 26
                                    

Hoiiiii ! Yang nungguin kelanjutan cerita ini mana suaranyaaaaa ? Wuiiiihh, gak ada ._. haha Yaudahlah yaaa, kalo gitu langsung baca aja. Selamat membaca ! ;)

Jessica POV

    Matahari pagi sudah meninggi saat aku terbangun dari tidurku. Aku mengerjapkan mataku, lalu melirik ke arah wanitaku yang masih terlelap. Ku kecup keningnya sekilas, kemudian aku beranjak bangun untuk membuka gorden jendela kamarku. Cahaya matahari pun menembus masuk ke dalam kamarku melalui celah kaca. Aku menatap ke arah luar lewat jendela kamarku. Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Tiba-tiba entah sejak kapan wanitaku terbangun, kini dia sudah memelukku dari belakang.

"Pagi bidadarikuuuu."

"Eh, pagi juga Michelleku. Kok bangun sih ?"

"Gak tau. Kamu udah bangun duluan kok gak bangunin aku sih ?"

"Ya buat apa aku bangunin kamu. Masa kamu lagi tidur aku bangunin sih, Chelle ?" ucapku halus sambil berbalik menghadapnya. Dia menempelkan punggung tangannya ke jidatku.

"Udah gak panas. Syukur deh." Kemudian dia tersenyum manis ke arahku.

"Udah gak sakit dong, kan obatnya ada disini." Aku menunjuk Michelle sembari tersenyum genit kepadanya.

"Haha, bisa aja sih kamuuuu." Michelle mencubit pelan kedua pipiku. Aku pun hanya tertawa kecil.

"Love you." ucap Michelle dengan suara yang sangat lembut.

"Love you too." Ku kecup pipi kanannya. Dia tersipu. Haha, lucu sekali dia bila sedang tersipu malu seperti itu.

***

    Di meja makan sudah tersaji roti tawar lengkap dengan berbagai macam selai. Aku pun segera menarik Michelle untuk duduk disampingku.

"Yuk, sarapan." Aku pun mengambilkan selembar roti untuk Michelle. "Mau selai yang mana ? Ada coklat, strawberry, serikaya, nanas ? Mau yang mana, sayang ?"

"Serikaya deh, aku mau selai serikaya." Ujarnya, kemudian aku pun mengoleskan roti untuk Michelle dengan selai serikaya dan memberikannya kepada Michelle.

"Makasih ya, sayang." Michelle mengambil rotinya seraya tersenyum tulus ke arahku.

"Iyaaa, sama-sama ya." Aku pun membalas senyumannya dan mulai ikut sarapan.

"Eh, non Jessica ? Baru mau ke kamar anterin bubur sama obat." Bibi Lesti muncul dari arah dapur membawa nampan berisi bubur dan obat yang dia katakan barusan.

"Gak usah, bi. Jessy udah gak sakit lagi kok. Hehe, makasih ya, bi. Bawa ke dapur lagi aja bubur sama obatnya."

"Oh gitu ya, non. Yaudah iya, non. Misi." Bibi Lesti sedikit menganggukan kepalanya ke arahku dan Michelle kemudian kembali ke dapur. Aku dan Michelle pun kembali melanjutkan sarapan hingga selesai.

***

    *Drrrttt... drrrrttt..*

Suara handphone Michelle bergetar beberapa kali. Michelle menatap layar handphonenya sebentar kemudian mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Halo ?"

"....."

"Oh, ada apaan ?" Michelle melirik ke arahku. Aku bertanya "siapa ?" tanpa mengeluarkan suara. "Ivana." Michelle pun menjawab pertanyaanku tanpa suara, hanya mulutnya saja yang bergerak membentuk kata. Aku pun hanya manggut-manggut. Michelle kembali bercakap dengan Ivana di telepon.

DIA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang