|Satu|

1.8K 131 11
                                    

“A dancer dies twice — once when they stop dancing, and this first death is the more painful.

Yewon memegang buku yang berada di pangkuannya,kemarin ada salah satu kenalannya yang merekomendasikan dirinya untuk membaca buku karya Martha Graham. Sejujurnya dia bingung harus membeli buku yang mana karena Martha memiliki banyak sekali karyanya,tapi disaat dia melihat-lihat setiap detail buku-buku itu,dia menemukan kalimat yang mengingatkan dia tentang dirinya dulu.


"Seorang penari meninggal dua kali - sekali ketika mereka berhenti menari, dan kematian pertama ini lebih menyakitkan."

Tapi dia bukan seorang dancer,melainkan musisi.

Mungkin bukan dia saja yang pernah mengalami kematian pertamanya,dia yakin banyak orang diluar sana mengalami hal seperti ini,atau mungkin lebih dari satu kematian.

°°°°°°

Rasanya Yewon ingin cepat-cepat tamat kuliah saja agar dia bisa sedikit fokus atau istirahat yang cukup dikarenakan jadwal manggungnya yang cukup padat.

Yewon adalah seorang musisi yang terkenal di negaranya,dia bukan musisi jebolan dari suatu ajang musik. Dulu dia hanya sering meng-upload video bernyanyinya atau disaat dia membuat lagu di YouTube atau Instagram.

Awalnya biasa saja,dia memiliki jumlah view yang sedikit,like yang tidak banyak,dan tentunya hate comment. Hal wajar disaat kita baru muncul didunia seperti itu.

Tapi lambat laun view-nya semakin meningkat,like yang semakin banyak,disaat dia meng-upload videonya di YouTube maka akan langsung menjadi trending di Indonesia.

Dan hate comment sudah sedikit berkurang,tapi masih ada juga,memang hanya sedikit,tapi perkataannya tidak main-main kasarnya.

Yewon dijuluki gadis sempurna oleh teman dan penggemarnya,bagaimana tidak dijuluki seperti itu,dia cantik,ramah,lemah lembut,pintar,pandai bernyanyi dan membuat lagu yang bagus,dan memiliki seorang kakak yang bernama Kim Taehyung,model yang sedang berada di puncak karirnya,lalu dia memiliki kekasih bernama Kim Namjoon,seorang musisi juga yang sama terkenalnya seperti Yewon,dia juga terlahir dari keluarga yang sangat berada,kedua orang tuanya selalu mendukung apa yang anak mereka impikan,tidak mengekang,tidak main kasar juga.

Siapa yang tidak iri kalau lingkar hidupnya seperti ini?

"Yewon." Panggil seorang pria dengan suara yang agak berat dan proporsi badan idaman semua para lelaki,Kim Namjoon.

Yewon memalingkan wajahnya karena merasa dipanggil seseorang,dan dia sudah tanda suara siapa ini,dirapikannya semua kertas-kertas yang berisi lirik lagu buatannya kedalam tas,lalu menghampiri kekasihnya yang menunggu diluar kelas.

"Kenapa tidak membalas pesan ku?"tanyanya.

"Tadi aku terburu-buru kemari karena keasikan menulis lirik."jelasnya sembari berjalan beriringan dengan menggenggam tangan Yewon.

Yewon mencubit pelan pinggang kekasihnya yang selalu sesukanya jika dikampus,kan dia yang malu. Sementara Namjoon hanya terkekeh pelan melihat wajah cemberut kekasihnya,tapi dia tidak melepaskan genggamannya.

"Dimana?"tanya Yewon.

"Apanya?" Namjoon melirik sekolah kearah Yewon.

"Pacarmu?"jahil Yewon terhadapnya sambil tertawa pelan melihat wajah jengkel yang Namjoon berikan.

Yewon membesarkan matanya ketika Namjoon membawanya kedalam pelukan secara tiba-tiba,dan ingat ini masih di area kampus.

Di dorongnya Namjoon pelan dan melihat sekitar yang masih dengan keterkejutan.

"Namjoon,bagaimana kalau ada yang melihat." kesal Yewon dengan wajah kesalnya.

Namjoon tertawa melihat Yewon,dia yang memancing dia pula yang marah.

Dirangkulnya Yewon sambil tersenyum menatap perempuan yang bahkan tingginya hanya sepundaknya.

"Kenapa perlu khawatir?mereka juga taukan kalau kita sudah lama berpacaran."

Yewon menyilang kan tangannya didada dan menghela nafas kesal,"Iya tau,tapi tidak berpelukan juga."

Namjoon mengendikkan bahunya acuh,"Jangan sering-sering memikirkan tentang perkataan orang."

Dan hanya dibalas gumaman oleh Yewon sambil jalan beriringan lagi menuju parkiran.

Sesampainya didepan mobil Namjoon membukakan pintu untuk Yewon,lalu menutupnya dan berjalan menuju pintu kemudi.

"Kemana?"tanya Namjoon melirik Yewon dan sambil memasang safety belt.

Yewon meletakkan Handphonenya dipangkuan lalu menatap Namjoon,"Terserah,kamu ada kerjaan hari ini?" Yang hanya disauti deheman oleh Namjoon dan menjalankan mobilnya.

"Taman saja ya,aku mau melanjutkan tugasku tadi." ujar Namjoon.

"Baiklah."

°°°°°°

Yewon dan Namjoon fokus terhadap kerjaan mereka masing-masing,untung saja taman kalau di saat hari kerja dan sekolah tidak ramai.

Padahal awalnya Yewon bilang tidak ingin melanjutkan penulisannya tadi,karena sedikit pusing memikirkannya,tapi karena dilihatnya Namjoon sangat fokus dan sepertinya mendapat ide yang bagus dikarenakan suasana yang sunyi dan jadilah dia juga ikut mengerjakan penulisannya.

Namun,Yewon berdecak setelahnya.

Tapi sepertinya memang jalan pikiran Namjoon saja yang fokus dan berjalan dengan baik disini.

Dilemparnya sedikit kertas-kertas tersebut dan berbaring diatas rumput sambil menatap Namjoon yang duduk disampingnya.

Yewon terkadang merasa dirinya sangat beruntung memiliki Namjoon, walaupun sedikit ceroboh namun dia dewasa,tidak kekanakan,sabar menghadapi dirinya yang terkadang suka bersifat kekanakan.

Digesernya kembali wajahnya agar dapat memandang langit sambil memikirkan bagaimana dulu kerasnya hati dia disaat Namjoon hadir mencoba untuk masuk ke dalam hati dan hidupnya,bahkan dia rela mempelajari hal-hal tentang musik, mendukung Yewon disaat comment haters yang selalu menyakiti hatinya,membuat Yewon percaya bahwa Namjoon orangnya yang mereka memang ditakdirkan bersama.

"Namjoon." panggilnya yang masih setia menatap langit cerah itu.

"Hm?" Namjoon pun sama tidak mengalihkan pandangannya kearah Yewon.

"Terimakasih." Ujarnya yang membuat Namjoon menatapnya sambil tersenyum lembut.

Senang ya rasanya memiliki hubungan yang lurus-lurus saja seperti mereka?tapi itu bukan hal wajar yang harus dimaklumi,tapi hal yang harus ditakuti.

Deaf [Bangchin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang