"Anak nakal. Kemana saja kau selama ini hah?! Ibu khawatir kau tau?"Omel Kakak Hyeji setelah membantu Adiknya untuk menempatkan bayinya yang terlelap dikamar sang Kakak.
"Berisik. Sudah dia yang sibuk."
Kesal Hyeji lalu menghempaskan dirinya di atas sofa.
"Anak siapa itu?"
Tanya Kakaknya yang menunjuk ke arah pintu kamarnya sekilas. Hyeji melipat bibirnya. Dan melirik Kakaknya takut.
"Dia anakku."
Ucap Hyeji secepat kilat, agar Kakaknya tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Apa?! Anakmu?!"
Sontak sang Kakak berdiri dengan keadaan yang jantungan karena pengakuan Adiknya. Dengan segera Hyeji menunduk takut tidak ingin menatap wajah Kakaknya.
"Jawab! Anakmu? Bagaimana bisa?!"
Bentak sang Kakak sembari menarik Hyeji dan berdiri dihadapannya yang maish takut-takut menatapnya.
"Jawab!"
Sentaknya dengan memberi remasan kuat pada kedua lengannya hingga membuat Hyeji meringis dan mengangguk pelan, mengakuinya.
"Sial. Bagaimana bisa kau menghilang selama hampir setahun. Dan tiba-tiba datang menemui ku dan mengatakan kalau bayi itu anakmu!"
Hyeji meringis karena sang Kakak yang menghempaskan dirinya dengan keras di sofa dan menatapnya dengan tatapan marah.
"Sakit, Kak Jimin."
Rengek Hyeji kesakitan karena dirinya yang dihempas dengan kuat dan juga akibat remasan dikedua lengannya tadi.
Jimin memalingkan wajahnya dan menghela nafasnya berat, lalu kembali menatap Adiknya dengan tatapan tidak percaya. Adik polosnya ini berubah.
"Siapa ayahnya? Siapa?!"
Bentak Jimin diakhir karena sudah tidak sabar ingin menghampiri lelaki tersebut dan menghajarnya habis-habisan.
"Kak... Tenang... Akan aku jelaskan."
Ujar Hyeji dengan nada suara yang melembut, agar Jimin sedikit tenang dan mau mendengar semua penjelasannya. Dan membantunya untuk mencari jalan keluar, agar Naeun segera bertemu Ayahnya.
Jimin menatap Hyeji sebentar lalu menghela nafas dan duduk dihadapannya.
"Kakak ingat saat mengajakku ke acara musikmu tahun kemarin?"
Tanya Hyeji pada Jimin yang profesinya sama seperti Yewon dan Namjoon.
"Malam itu kau meninggalkanku begitu saja di meja bar–dengan Namjoon disebelah ku yang sudah sedikit mabuk."
"Bukan Namjoon! Dia tidak salah apa-apa."
Sentak Hyeji saat dilihatnya Jimin membola dan meremat tangannya penuh amarah. Namun setelahnya luluh karena perkataan Hyeji.
"Tolong jangan bereaksi apapun sebelum aku menyelesaikan penjelasan ini, oke?"
Tanyanya takut-takut sang Kakak akan kembali meledak. Tapi untunglah Jimin mengangguk menyetujuinya.
"Karena aku bosan menunggu, akhirnya aku memutuskan untuk ikut minum juga, lalu Namjoon yang ramah mengajakku berbicara. Dan Kakak tau akhirnya kami mulai linglung karena minuman itu. Kemudian Namjoon berbaik hati mengantarkan ku ke salah satu kamar, lalu dia pergi untuk istirahat dikamar yang lainnya."
Hyeji berhenti sejenak karena sulit untuknya menjelaskan bagian selanjutnya. Kebenaran yang ditutupinya selama ini.
"Lalu–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deaf [Bangchin]✓
FanfictionDulu mimpinya harus mati karena kecalakaan yang dialaminya. Sehingga dia harus mampu hidup selamanya tanpa bisa mendengar lagi seperti dahulu. "Kim Yewon gadis sempurna yang harus mengalami kematian pertamanya dan juga hidup tanpa bisa mendengar apa...