Setelah Yoongi berangkat bekerja Yewon mendapatkan pesan dari Namjoon. Dia menyuruhnya datang ke apartemen miliknya guna menunjukkan bukti kalau dirinya bukanlah ayah dari bayi Hyeji.Yewon membereskan semua isi rumah Yoongi sendirinya. Terkadang Yewon suka kesal kenapa Yoongi tidak pernah memperkerjakan asisten rumah tangga disaat dia tinggal sendirian. Untung ada dirinya yang bisa bebas datang kapan saja disana dan membersihkan semuanya.
Setelah selesai, dengan segera Yewon membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya menjadi lebih rapi untuk bertemu dengan Namjoon.
Kali ini Yewon akan pergi dengan menggunakan bus, walaupun kemungkinan besar akan sulit untuknya. Pasti kadar pendengaran dia akan sedikit ditempat keramaian. Jadi dia harus berkomunikasi dengan isyarat saja, jika ada yang mengajaknya berbicara.
°°°°°°
Yewon berdiri di depan pintu apartemen Namjoon dan memasukkan sandinya tanpa ragu. Dan ternyata Namjoon tidak mengubah sandinya yang mana itu adalah tanggal jadian mereka, dulu. Antar ingin tersenyum senang atau tersenyum miris Yewon sekarang. Tapi seharusnya dia tidak merasakan keduanya saat ini.
"Yewon, masuklah."
Tanpa membalas perkataan Namjoon, Yewon segera masuk dan menunggu Namjoon menutup pintu apartemennya dan mengikutinya berjalan menuju sofa, dan duduk disana.
Yewon menatap datar kepada Namjoon yang berada dihadapannya, dan amplop yang terletak diatas meja dan juga selembar kertas yang sudah terpampang disana.
Namjoon menggeser kertas tersebut agar mendekat pada Yewon, karena dilihatnya Yewon yang sudah memberi sinyal.
Tanpa ragu Yewon menggapai kertas tersebut dan membacanya. Setelah selesai membacanya raut wajah Yewon berubah, dan tidak bisa diartikan.
"Lalu bagaimana dengan Hyeji dan bayinya?"
Tanya Yewon dengan sedikit khawatir.
"Mereka baik, dan putrinya sangat cantik, tapi tidak mirip dengannya."
Jelas Namjoon yang tersenyum lembut disaat membayangkan wajah Naeun, si bayi mungil dengan wajah cantiknya, namun miris dia harus tumbuh di lingkar yang tidak baik.
"Tapi kenapa kau meninggalkannya? Bosan juga? Sama seperti saat bersamaku?"
Tanya Yewon to the point. Karena dia tau Namjoon pasti pernah menaruh hati pada Hyeji. Karena mustahil kalau tidak.
Sontak Namjoon menggeleng tidak terima dengan apa yang Yewon tanyakan.
"Aku tidak pernah mencintainya. Bahkan aku bisa bersumpah sekarang."
"Jangan bersumpah. Tidak ada gunanya."
Telak Yewon menatap Namjoon dengan amarah.
"Mustahil kau tidak menyukainya. Dia cantik, lemah lembut. Bahkan kau saja mencampakkan ku."
Ujar Yewon sambil menunjukkan senyum miringnya.
"Aku dijebak Yewon-ah."
Bela Namjoon dengan wajah sendunya.
"Benarkah? Lalu kenapa kau tidak menceritakannya padaku? Dan kita mencari solusinya."
"Tapi saat itu kau memilih dia. Padahal kau tau sedang dijebak. Ternyata IQ tinggi mu itu tidak berguna ya disaat melihat perempuan cantik."
Sindir Yewon disertai kekehan yang terdengar canggung diakhir kalimatnya. Sementara Namjoon hanya bisa diam, karena semua yang dikatakan Yewon itu benar. Kenapa dia tidak menceritakan ini semuanya pada Yewon? Padahal dia tau, Yewon adalah orang yang akan mendengarnya dan mempercayainya pada saat itu, dan pasti dia akan mencari jalan keluarnya. Tapi ternyata Namjoon memang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deaf [Bangchin]✓
FanfictionDulu mimpinya harus mati karena kecalakaan yang dialaminya. Sehingga dia harus mampu hidup selamanya tanpa bisa mendengar lagi seperti dahulu. "Kim Yewon gadis sempurna yang harus mengalami kematian pertamanya dan juga hidup tanpa bisa mendengar apa...