-Kembali dan bertemu-

27 1 0
                                    

Malam minggu 19:07
-10 agustus

Bagi orang-orang yang berpacaran. Malam minggu adalah malam romantis untuk menghabiskan waktu bersama dengan pasangan.

Namun tidak dengan Inara. Ia harus kembali ke rumah lamanya. Di jakarta.

2 tahun berlalu.

Selama 2 tahun Inara berada di Bandung. Akhirnya ia pulang kembali ke Jakarta.

Perasaanya senang karena bisa kembali dengan keluarganya. Namun ia juga masih merasa kecewa dengan kakaknya. harus bagaimana ia?

"Na... Kamu udah siapin semua?" lamunan Inara buyar saat mendengar ucapan ayahnya Rasya.

"Udah semua kok. Tinggal jalan aja" jawab Inara.

"Kamu masih belum siap balik?" tanya ayahnya kembali.

"Kalo di tanya belum atau udahnya sih, pasti ayah tau jawabannya. Tapi Nara selalu mikir yah, kalo Nara selamanya selalu diam di tempat yang sama. Gimana Nara mau berubah? Gimana Nara bisa harmonis lagi sama Kak Reva?" Nara menatap ayahnya dengan lekat.

Inara memang lebih dewasa di banding Reva. Mungkin karena masa lalunya yang kelam. Dulu ia sering melihat kekerasan yang di lakukan ayah kandungnya. Namun Nara slalu mengambil sisi positif dari mamanya. Itu yang membuat Nara lebih dewasa.

Rasya memeluk putri tirinya. Walaupun anak tiri baginya, Inara adalah anaknya dan tidak jauh beda dari ketiga anaknya.

"Ayah bingung kenapa kamu selalu buat ayah kagum. Dari cara kamu berfikir, bertindak, dan lain-lain. Papah tau apa yang kamu alami akan berbuah hasil dengan apa yang kamu lakukan" Rasya mengusap puncak kepala Inara dan menciumnya.

"Thank you my black panther" jawab Inara dan membalas pelukannya.

***

Minggu dini hari 04:00
-11 Agustus

"Koper? Kardus? Segala macem? Udah?" tanya Rasya. Untuk mengecek kembali bawaan.

"Udah ayah. Aku udah cek semua" Inara menjawab malas.

"Udah yaah kalo ada yang ketinggalan tinggal aku paketin." Raka sang kakak tersulung menjawab.

"Tuh dengerin yah" Rasya hanya mengangguk dan masuk ke dalam Mobil.

"Dah bang! See you next time!" Pamit Inara kemudian masuk ke dalam mobil menyusul sang ayah.

"Bang, kalo udah tinggal di Bandung jangan lupa pulang. Kalo dah punya gandengan kenalin" Nasihat Rasya.

"Iya" jawab Raka singkat.

Inara dan Rasya keluar dari rumah dengan mobil yang mereka tumpangi Expander berwarna silver.

"Ayah gak ngantuk? Beneran ga papa nyetir?" Inara bertanya pada sang papah. Inara khawatir jika terjadi sesuato di jalan. Karena papahnya yang sangat nekat.

Sejak dulu Rasya tidak pernah memperkerjakan supir. Kecuali jika ia sedang tidak enak badan pasti dia akan menyuruh bawahannya untuk menjeput.

"Udah ga papa. Emang kamu mau bawa?" Rasya meledek Inara yang sedang khawatir.

"Gak deh yah, enggak" Inara menolak dengan lucunya.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang