"Nara?" Panggil seorang gadis di hadapannya.
"Kenapa je?" gadis itu adalah Jeje.
"Gw mau ke kantin sama Akram, mau ikut?"
"Gak deh je, abis ini gw mau ke perpus" tolak Inara. Jeje mengangguk dan meninggalkan Inara.
Sekarang pelajaran yang harus di isi adalah pelajaran fisika. Namun sekarang guru-guru harus rapat.
"Ah gw ke perpus sekarang aja deh" Inara beranjak dari duduknya dan pergi ke arah perpus.
***
Suasana sekolah sudah pasti ricuh akibat jam kosong. Banyak murdi murid yang pergi ke lapangan In Door maupun Out Door.
Inara tak memperdulikan orang-orang yang menatap Inara. Ada yang menatapnya kagum, terkejut dan lain-lain. Tak heran mengapa banyak yg melihatnya seperti itu. Dia baru beberapa hari di sekolah ini tak banyak yang tau tentangnya.
Langkah kaki Inara berhenti medadak karena terkejut. Ia hampir menabrak seseorang dari kelas 12. Inara menoleh. Shit! Umpatnya dalam hati. Bagaimana tak kesal? Kali ini ia bertemu dengan Barra kembali!!
"Ina?" panggil Barra. Kenapa Barra harus memanggilnya Ina?. Why?!. Inara tak menggubris dan melanjutkan jalannya lebih cepat. Namun sial! Tangannya di cekal.
"Apaan sih?" bantah Inara. Ia menepiskan tangannya dari cengkraman Barra.
"Kenapa sih? Gw cuman mau ngomong bentar doank" Barra sudah jengah dengan sikap Inara.
"Huft ya udh lo ikut gue!" pintah Inara dan meninggalkan Barra. Barra kemudian mengikuti Inara dari belakang. Semua tekejut pada kejadian ini. Bagaimana tidak? Barra adalah contoh orang yang sulit di atur apa lagi di perintah.
Inara melangkahkan kakinya menuju perpus. Emosinya naik seketika. Namun ia menahannya.
Barra tampak kebingungan. Kenapa Inara mau bicara di perpus? Kan ada kantin
"Ini serius mau ngomong di perpus?" Inara memutar bola matanya malas. Ia malas menjelaskan kenapa ia memilih perpus.
"Gw tuh ke sini mau baca buku awalnya. Eh lo mala dtg!" Grutunya.
Barra hanya diam. tak aneh kenapa Inara ketus, pasti ia masih marah oleh dirinya.
Barra dan Inara melepaskan sepatunya. Inara menyusuri lorong ral buku di perpustakaan tersebut. Ia mencari buku biologi dan buku matematika.
Brak!
Sebuah buku jatuh di hadapan Inara. Inara memperhatikan buku tebal itu. Itu buku ips kelas 12.
Inara meraih Buku itu dan berniat memberikan kepada orang yg menjatuhkannya.
"Makasih" ujar lelaki itu.
Muka lelaki itu tak asing, Inara mengeryitkan dahinya berusaha mengingat siaoa orang di hapannya ini.
"Muka gw ga asing ya?" tanya lelaki itu
"Iya, kok lu tau? Kita emang pernah ketemu?" tanya Inara.
"Zeo?" dari belakang Barra menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inara Rahesa
Teen FictionInara adalah sosok perempuan yang aktif, percaya diri, tidak memperdulikan omongan orang, dewasa, cerdas, dan magnet para kaum adam. ia memiliki masa lalu yang buruk. ayah dan ibunya bercerai. ibunya akhirnya menjadi janda dan akhirnya menikah denga...