-perjuangan minta maaf-

7 1 0
                                    

Barra memperhatikan sekeliling. Rumahnya tampak sepi. Padahal Bastra dan Bayu sudah datang, biasanya jika ada Bastra dan Bayu ia akan bermain ps bersama. Namun kali ini tidak.

Bayu sedang sibuk dengan tugas kuliahnya, sedangkan bastra sedang belajar karena ada tes.

Barra memutuskan ke bawah untuk mengambil cemilan. Ruang tamu kosong. Namun buku-buku masih berada di atas meja.

Tak sengaja ia melihat Inara dan Bella sedang bermain dengan kucingnya yang berwarna abu-abu yang bernawa Gerry.

"Woy! Lu apain kucing gw?!" Inara dan Bella terkejut karena suara Barra.

Barra langsung merebut kucing itu ke pelukannya lalu menggendongnya.

"Apaan sih? Orang ga gw apa-apain" protes Inara.

"Ntar kucing gw mati, gara-gara lo pegang-pegang" ucapnya kembali.

"Dih? Emang gw bunuh ni kucing?"

"Kak Barra ka Inara cuman ngelus-ngelus doank" Lerai Bella

"Kamu kok ngebuka kandang kucingnya si Bel? Kalo kucingnya dibawa kabur sama dia gimana?" Barra menunjuk ke arah Inara.

"Gw bukan maling" sahut Inara dingin. Ia sudah mulai kesal karena Barra. Moodnya hancur lebur.

"Ya siapa tau? Kan maling ga bilang kalo mau nyuri"

"Lo nuduh gw?!" tanya Inara dengan suara yang mulai meninggi.

"Ga sih, cuman TAKUT aja" jawab Barra sambil menekan jata 'TAKUT'

"Cowok kok takut" ejek Inara.

"Eh semua orang juga takut kali kalo hal yang dia sayang ilang!" seru Barra.

"Tapi kan bukan gw yang ilangin! Lagian kucing lo aman kan? Tuh masih lo gendong-gendong, plus gw bukan maling!!"

Bella tidak bisa melerai, ia sudah tak berani berurusan dengan Barra, kakanya seram jika emosi.

Barra menurunkan kucingnya itu ke lantai. Ia tak peduli kucingnya akan kemana.

"Eh gw bilang ya sama lo! Sejak awal gw ga suka sama lo! Etitude nol, Gaya number one!. Kalo di sekolah it's okay lu boleh BELAGU tapi di rumah gw ga ada! Cewek kayak lo palingan cuman nyari uang jajan tambahan dari hasil les private, gak cukup ya? uang dari nyokap lo ? Makanya jangan banyak gaya!" caci Barra.

"Terus satu lagi! Lo juga perusak hubungan gw sama Allen dan Akram! Gw dah benci banget sama lo! Pelacur! Mau caper aja sama Allen biar pemes, PANSOS! Cewek kayak lo ga layak di cintai!" caci Barra kembali.

Tes

Air mata Inara sudah tak bisa tertahan. Ia paling tak bisa di caci atau di bentak. Walaupun di depan orang ia tegar, namun ia aslinya rapuh karena tak bisa di bentak atau di caci.

"Lo bisa-bisanya nilai gw dari awal pertama ketemu! Lu siapa si? Lu emang dah tau gw dari lama? Sialan! Gak kan? Cowok brengsek!" Inara hanya bisa memcaci lemah Barra.

Tiba-tiba ada seseorang seseorang memutar tubuh Barra 180°.

Plak!!

Tamparan itu dari Indri mama Inara.

"Jaga bicara kamu! Kamu anak yang gak sopan! Beraninya bicara kasar sama wanita! Kamu yang gak punya attitude" teriak Indri. Barra tak menyangka kejadian ini akan terjadi. Tiba-tiba saja Indri dan Devira datang dan sudah ada Bayu dan Bastra.

"Ndri, ndri sabar ndri, kita bisa bicarakan baik-baik" Lerai Devira. Indri memperhatikan Devira dengan tajam. Matanya memerah menahan amarah.

"Gak! Saya gak akan terima anak saya di rendahkan! Maafin saya Dev, Mulai sekarang Inara gak akan lagi jadi guru Private Bella" Indri menarik Inara pergi dari rumah Devira, namun Devira tak tinggal diam dia mengejar Indri dan Inara.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang