-Sindiran-

12 1 0
                                    

Inara membuka matanya perlahan. Pelan-pelan, sekeliling terlihat di penglihatannya.

"Arghh" Inara menggeram kesakitan. Kepalanya berat dan sangat pusing.

"Lo ga papa?" tanya seseorang di samping kasur. Inara menoleh perlahan. Ternyata dia Allen. Tak sendirian, Allen di temani Akram namun Akram duduk di pinggir kasur sambil bermain game.

"Allen? Akram?"

"Lo mau minum?" Allen menawarkan air putih hangat yang di sediakan pihak pmr.

"Ga usah" tolak Inara dengan suara yang lembut.

"Lo dah tau punya Vertigo masih aja maksain" grutu Akram.

"Yah, mana gw tau kram bakal ambruk" jawab Inara.

"Emang lu kenapa si bisa gini?" giliran Allen yang bertanya.

"Ga tau, tiba-tiba pusing, Trs jatoh"

"Tadi... Gw udah telpon Reva"

Jlep

Inara terdiam, mendengarnya ia sedikit sakit. Jujur saja ia masih memiliki sedikit rasa pada Allen.

"Terus?"

"Dia bilang mau ke sini sama nyokap lo" jawab Allen.

"Oh" Inara hanya ber-oh ria.

"Jeje mana kram?" tanya Inara memecah suasana.

"Jeje ga masuk hari ini. Dia di ajak jalan-jalan sama bokapnya, bokapnya baru pulang berlayar" jelas Akram.

"Oh, bokapnya Jeje pelayaran?" tanya Inara. Akram hanya mengangguk pelan.

Cekrek...

Pintu UKS terbuka. Membuat Inara, Allen, dan Akram menoleh. Terlihat Reva berada di ambang pintu.

Deg

Jantung Reva berpacu kencang saat melihat Allen. Di tambah ada Inara yang sedang terbaring lemas di kasur.

Reva tak datang sendirian, ia datang dengan Indri mamanya.

"Reva?" tanya Inara.

"Hi" sapa Reva dengan senyum manis. Allen hanya menatap datar ke arah Reva.

"Bunda..." panggil lembut Inara kepada Indri.

Indri berjalan menuju Inara. Reva mengikuti langkah Indri dari belakang.

Allen dan Akram berdiri dari posisinya. Mereka kini berdiri bersampingan.

"Kalian?" tanya Indri.

"Iya tan, saya sama Allen sekolah di sini" jawab Akram. Ia tau maksud pertanyaan Indri.

"Ohhh begitu, makasih ya sudah jagain Inara" ucap Indri.

Akram dan Allen tersenyum. Namun Allen tersenyum kikuk.

Reva sering melirik ke arah Allen. Namun, tak sengaja pandangan mereka berdua bertemu. Segera Allen membuang muka ke arah Inara. Hal itu membuat Reva canggung.

"Kamu kenapa gini?" tanya Indri.

"Vertigo Nara kambuh kayaknya" jawab Inara.

"Emang udah kambuh kali" kompor Akram.

"Yee!" balas Inara.

"Kok bisa kambuh? Kamu kecapean gimana?" Tanya Indri kembali.

"Tadi bang Raffa turunin aku di pinggir jalan mah, terus aku jalan. Niatnya aku mau naik ojek online tapi paketan aku habis. Terus akhrinya Nara mau naik Angkot. Tapi ga lewat lewat. Terpaksa Inara jalan. Sampe sekolah Inara telat, terus akhirnya Inara di hukum suruh bersih-bersih lapangan. Eh Inara malah pingsan" jelas Inara. Ia ingin membalas dendamnya kepada Raffa karena sudah menurunkannya di pinggir jalan.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang