Inara keluar dari kelasnya dengan keadaan lemas dan lesu. Ia sangat lelah hari ini.
Pertama ia di tes oleh Barra yang mengharuskannya mengeluarkan energinya dengan maksimal, kedua ia tadi dia menjadi perwakilan kelas secara dadakan untuk mengikuti lomba 17 agustus, ketiga ia tadi di suruh wali kelasnya untuk mengisi dokumen tentang dirinya.
Inara mulai melangkahkan kakinya untuk menuju ke gerbang. Namun langkah kakinya harus berhenti karena cengkraman tangan yg kuat hingga membuat Inara terkejut.
"Lo?!" reflek Inara karena terkejut.
"Mau kemana?" tanya Barra.
"Pulang lah!, gimana si?" Inara menepis tangan Barra dan hendak pergi. Namun Barra kembali mencengkram tangan Inara.
"Lo lupa janji lo? Lo kan mau ke rmh gw hari ini" Inara baru ingat bahwa ia harus ke rumah Barra hari ini.
"Oh iya! Ya udh bentar ya, gw bilang abang gw dulu biar dia ga jemput gw" Barra mengangguk paham. Inara mengambil ponselnya yang berada di dalam tas.
"Halo bang?"
"Sabar, ini mau otw"
"Apaan sih? Gwsh jemput gw, gw-"
"Lah kenapa? Ntar gw di cekik bokap lagi gara-gara ga nganterin lo"
"Gw mau ke rumah temen, makanya dengerin dulu baru ngomong"
"Oh ke rumah teman, udah izin belom?"
"Gw mau izin, lu nya bikin lama"
"Yeee, ya ud-"
Tutt
Sambungan telpon di putus sepihak oleh Inara.
"Udah Bar, ayo" Barra mencengkram tangan Inara kembali.
"apa lagi sih Bar?" Inara bertanya karna mulai muak.
"Izin dulu ke nyokap atau bokap lo, jangan pas udah di rumah gw lo baru izin" jawab Barra.
"Ya udah bentar" Inara membuka Lockscreen handphonenya dan menekan aplikasi Line.
You
Aku pulang telat mah
Mau ke rumah temen Nara"Nih" Inara memperlihatkan layar handphonenya untuk menunjukan kepada Barra.
"Oke" Barra mengangguk dan bergegas pergi. Inara dan Barra berjalan bersampingan seperti kemarin.
"Batre lo ga abis lagi?" tanya Barra bertujuan memecah keheningan.
"Gak kok, semalem gw udh charger samper 100%, kalo kemarinkan cuman sampe 50% makanya low" Barra mengangguk paham.
"Gimana kabar Bella?" kini bergantian Inara yg bertanya.
"Ya kayak kemarin lah, masih ngambek, padahal gw dah sogok ice cream" Inara mengerucutkan bibirnya. Terlihat menggemaskan dengan ekspresi tersebut.
"Lo sih yg ngasih, coba gw" seketika Barra mendapatkan sebuah ide.
"Oh iya, nanti kita beli Ice Cream gmn?" Inara menaikan satu alisnya, sebuah ide yang bagus.
"Ya udah" jawab Inara.
***
Kini Barra sedang berada di supermarket. Mereka berjalan masuk secara berdampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inara Rahesa
Teen FictionInara adalah sosok perempuan yang aktif, percaya diri, tidak memperdulikan omongan orang, dewasa, cerdas, dan magnet para kaum adam. ia memiliki masa lalu yang buruk. ayah dan ibunya bercerai. ibunya akhirnya menjadi janda dan akhirnya menikah denga...