Inara memperhatikan sekeliling rumah Barra dengan terpukau. Lukisan-lukisan yang besar banyak terpajang di dinding.
Namun hal yang menurutnya menarik adalah lukisan wajah kedua orang tua Barra, kakak lelakinya, adiknya, dan dia. Di samping kanan atas tertulis nama sang pemilik muka.
Dan lebih menariknya lukisan wajah itu di lukis sendiri oleh Barra.
*barra jago lukis, karena dari sd sampai smp dia ikut les melukis
"Tunggu ya Inara, Bella lagi mandi" Ucap Devira dari arah timur laut yang tertuju pada tangga.
"Iya tante ga papa" jawab Inara dengan sopan dan senyum manisnya.
"Kamu dah berapa lama tinggal di sini Dev?" tanya Indri.
"Baru-baru ini Ndri, suamiku kan ga netep kerjanya jadi pindah-pindah lah" Jelas Devira.
"Oh iya, Suami tante perwira TNI ya?" tanya Inara.
"Iya Nara, suami tante seorang Perwira. sekarang dia ada di Bengkulu sedang dinas untuk 2 bulan kedepan" Jawab Devira.
"Yah sedih deh malem-malemnya sepi" goda Indri di jawab dengan tawa kecil Inara dan Devira.
"Ah bisa aja kamu Ndri"
"Tante dari tadi liatin kamu mandangin lukisan ini. Kamu suka?" Devira tak sengaja melihat Inara terus memandangi lukisan yang di buat anaknya.
"Iya tante, lukisan Barra bagus" puji Inara.
"Halah, depan nyokap gw aja muji-muji" grutu Barra dalam hatinya. Ia sendari tadi mendengar pecakapan ketiga wanita itu.
"Hehehe, iya, Barra dulu dari kelas 1 sd sampai kelas 8 smp ikut les melukis, soalnya katanya biar bisa bikin kado lukisan buat mamanya. Mamanya suka lukisan soalnya" jelas Devira.
"Wah, Barra sweet banget ya sama mamanya" puji Indri.
"Ah kadang mah anaknya jengkelin" Jawab Devira.
"Oh iya Dev, anakmu baru satu di kenalin, 3 lainnya belum!" Seru Indri.
"Oke, aku kenalin. Tapi liat di lukisan ini aja ya nukanya, pada kemana mana soalnya anaknya" Jelas Devira.
"Yang pertama namanya Bayu Rama Devandra. Dia putra tertua. Umurnya 19 tahun Yang kedua Barra, yang ketiga Bastra Deffa Devandra sekarang usianya 13 tahun, terus yang bontot namanya Bella Valicya Devandra umurnya 9 tahun" Jelas Devira.
"Nama Devandra itu? Singkatan Devira Andra ya tan?" tanya Inara.
"Iya sayang, kamu peka ya orangnya" jawab Devira.
"Heheh enggak ko" Jawab Inara malu-malu.
"Mama" panggil seorang anak peremluan dengan suara yang imut. Anak itu terlihat malu dan takut sampai-sampai ia hanya berdiri di belakang besi pegangan tangga.
"Bella? Udah mandinya sayang?" tanya Devira sambil mendekati putrinya.
Bella dan Devira terlihat sedang mengobrol untuk membujuk Bella. Namun akhirnya Bella mau datang dan menghampiri Inara.
"Nara, ini Bella" Devira memperkenalkan anak bungsunya ke pada Inara.
"A-aku Bella" ucap Bella takut dengan posisi badan bersembunyi di belakang tubuh Devira.
"Hi Bella! Aku kak Inara!" Inara menyapa Bella dan menjulurkan satu tangannya untuk besalaman.
"Bella" Bella menjabat tangan Inara dengan takut dan tegang.
"Bella jangan takut sama kak Inara, dia baik kok" Devira meyakinkan Bella bahwa Inara tidak seburuk yang Bella bikirkan.
Perlahan Bella berganti posisi dari yang awal bersembuyin di belakang Devira dan sekarang berada di samling Devira. Sepertinya Bella sudah tidak setakut tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inara Rahesa
Fiksi RemajaInara adalah sosok perempuan yang aktif, percaya diri, tidak memperdulikan omongan orang, dewasa, cerdas, dan magnet para kaum adam. ia memiliki masa lalu yang buruk. ayah dan ibunya bercerai. ibunya akhirnya menjadi janda dan akhirnya menikah denga...