-Tes-

11 1 0
                                    

Hari ini Inara berniat datang agak lama karena hari ini jakarta di guyur hujan.

Inara berangkat pukul 06:35 ia tau ia akan terlambat, tapi biasanya sekolahnya akan di tutup pukul 07:10 jika hujan.

Harusnya hari ini upacara bendera memperingati hari ulang tahun negara. Namun sepertinya akan gagal karena hujan.

Inara sepeti biasa di antar Raffa. Inara dan Raffa melewati toko Martabak yang kemarin Barra beli. Tanpa sadar senyum Inara terulas.

Tak terasa Inara telah sampai di depan sekolahnya.

"Gw cabut ya" pamit Raffa.

"Hati-hati bang!" peringat Inara. Raffa mengangguk mengerti dan melajukan motornya. Inara berjalan ke arah koridor kelas 10, ia melihat handphone ternya masih pukul 06:55

"Ra!" panggil seseorang dari belakang, ternyata ia adalah Allen.

"Apa?" tanya Inara.

"Lo kemarin kasih persyatan ke Barra ya? Yang soal maksa gw masuk tim lagi tapi dengan bujukan dia sendiri" Inara berfikir sejenak, ia baru ingat ia memberikan syarat itu.

"Iya" jawab Inara.

"Gw gak mau" tolak Allen mentah-mentah.

"Ya udah berarti gw ga akan maafin Barra" Inara adalah contoh anak yang simple, jika tidak A ya sudah B.

"Tapi, kalo lo mau masuk Basket gw mau masuk tim kembali" lanjut Allen. Inara menaikan satu alisnya.

"Ayolah Ra, gw tau skill lo dalam basket gak buruk-buruk amat" Lanjut Allen kembali.

"ya udah" Setelah menjawab permohonan Allen, Inara lalu menunggalkan Allen tanpa menghiraukannya.

"Yes! Ada kesempatan pdkt!!" batin Allen.

Allen pergi menuju kelasnya dengan senyum lebar yang terulas. Manis jika melihat Allen tersenyum.

***

Dikelasnya Allen sudah melihat 3 temannya, yaitu Rael, Abay, dan Barra.

Rael dan Abay tidak satu kelas dengan Allen, mereka hanya sedang main saja saat ini.

"Pagi-pagi lu dah senyum-senyum aja len, kesamber gledek?"

DUAR!!!!

tiba-tiba saja gemuruh kencang menyambar dengan keras membuat seisi kelas terkejut setelah Abay mengejek Allen.

"Mampus tuhan ga Ridha!" ejek Allen.

"Lagian pagi-pagi senyum sendiri lu dah kayak orang kesurupan" balas Abay.

"Suka-suka gua lah bay!" protes Allen.

"Udh intinya lu ngape senyum-senyum? Abis di rampok?" tanya Abay.

"Di rampok sedih lah pea! Ga lulus paud gini nih!" kini giliran Rael yang membalas. Abay hanya cengar-cengir sendiri.

"Oke-oke, karena gw anaknya ga mau berbahagia sendiri, dan gw jga suka berbagi kebahagiaan bersama jadu-" Abay menyela pembicaraan Allen.

"Intinya apa ustad?!" tanya Abay dengan nada tingginya.

"Gebetan gw mau masuk basket!" balas Allen.

"Lah, dah punya gebetan aja lu Len. Btw siapa gebetan lo?" Rael bertanya kepada Allen. Ia terkejut dengan pernyataan Allen. Seingatnya Allen masih menyukai Inara.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang