"Ah anjir, siapa sih tuh cowok?! Bola doank sampe ngancem di keluarin! Pecundang!" Grutu Inara.
"Inara!! Gila! Lo satu-satunya cewek yang berani bentak kak Barra!" Jeje heboh sendiri.
"Ya bodo amat!. Lagi tuh orang kayak gtu harus di musnahkan!" Balas Inara.
"Nih ya ra. Dulu kak Barra pernah di bentak sama ketos sini. Trs ketosnya di bully habis habisan sampe pindah sekolah! Lo ga takut?" Tanya Jeje.
"Ga takut tuh" Inara menangkat bahu singkat.
"Jeje! Nara!, gimana? Dah beli pulpen lo?" Akram tiba-tiba muncul dari ambang pintu. Yups! Sekarang Jeje, Inara dan Akram berada di kelas.
"Nih duit lo! Gw balikin!" Jeje memberikan selembar uang berwarna biru di telapak tangan Akram.
"Lah ga jadi?" Akram terheran.
"Jadi gini Kram..." jeje menjelaskan apa yang sudah terjadi dari idenya untuk ke kantin sampai perdebatan antara Inara dan Barra.
"Ada Allen?" tanya Akram.
"Ada tapi cuman ngeliat dari belakang kak Barra." Jawab Jeje.
Akram memperhatikan Inara dengan lekat. Sebenarnya orang pertama yang tau hubungan gelap antara Allen dan Reva adalah Akram. Namun Akram sampai sekarang tidak mengakui bahwa dialah orang pertama yang mengetahuinya. Allen dan Reva pun juga tak mengetahuinya.
"Yaelah, dari awal gw tes ke sini juga dah ketemu dia. Tadi pagi aja ketemu." Penjelasan Inara membuat Akram terbelalak. Jeje yang mendengar hanya bisa mengerutkan dahi.
"Masa ketemu mantan doank ampe heboh!" lanjut Inara.
"Wait! Jadi lo mantannya kak Allen?" tanya Jeje.
Inara hanya mengangguk dan menaikan alis singkat.
"Jadi orang yang selama ini lo ceritain dia Kram?" tanya Jeje. Inara mengerutkan dahi.
"Lo ngasih tau tentang prob gw?" tanya Inara.
"Sorry ra... Tapi gw gak ngasih tau nama lo kok. Gw cuman sebut lo 'temen gw' gt" Jelas Akram. Entah aura magic dari mana, Inara sulit sekali marah pada Akram sahabatnya.
"Ya udh gpp-" ucap Inara terhento saat matanya tak sengaja melihat orang yang tadi mengintip mereka bertiga. Namun Inara tak tau siapa.
Inara berdiri dan menghampiri pintu. Tak pedulu kedua temannya bertanya apa padanya.
Inara berdiri depan pintu menunggu si pengintip kembali menguntit.
"Bangsat!" Latah sang penguntit.
"Mau nguping?" tanya Inara.
"Lah Allen? Ngapain?" tanya Akram dan menghampiri Allen dan Nara.
"Enggak, gw ga mau nguping. Gw mau manggil Akram. Dia di panggil bara suruh latihan basket" Allen berbohong demi menutupi aksinya yang terbongkar.
"Ya allah... Capek banget gw jalan mulu dari tadi" keluh Akram.
"Ya udh ga ush ngumpul" Pintah Inara.
"Ini penting Ra. Mau bahas soal lomba buat dua minggu kedepan" Jelas Allen.
"Ya udh ayo dah!" Akram beranjak keluar kelas dan berjalan meninggalkan kelas.
"Ra, ini pertama kalinya kak Allen ke kelas kita Ra!" Jeje heboh dengan kedatangan Allen.
"Gtu doank juga! Norak!" Ucap Inara lalu beranjak ke mejanya.
"Dih?! Gtu doank?! Emang gila nih anak" grutu Jeje.
***
"Tunggu kram!" Ucap Allen yang menghentikan langkah Akram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inara Rahesa
Teen FictionInara adalah sosok perempuan yang aktif, percaya diri, tidak memperdulikan omongan orang, dewasa, cerdas, dan magnet para kaum adam. ia memiliki masa lalu yang buruk. ayah dan ibunya bercerai. ibunya akhirnya menjadi janda dan akhirnya menikah denga...