-bertemunya-

21 1 0
                                    

Inara masih terdiam di depannya. Begitu pulang Allen.

"Kamu Inara kan?" Allen memegang pundak mungil Inara. Inara hanya terdiam mendengarnya.

"Allen kamu ngapain di depan pintu?" Seorang guru paruh baya menegur Allen yang berdiri di depan pintu.

Segera Allen melepaskan tangannya dari pundak Inara.

Allen menoleh ke belakang dan melihat ada Pak Ruslan. Dan segera menyingkir.

"Ini pak saya mau keluar" Allen mengeles.

"Kamu siapa? Anak baru?" Pak Ruslan bertanya kepada Inara yang tepat berdiri di hadapan pak Ruslan.

"Iya pak, saya mau ketemu bu Siti Maryani buat nebus seragam" Inara menjelaskan dengan rinci dengan pelan kepada Pak Ruslan.

"Oh mau ketemu bu siti. Kamu masuk aja trs ke kursi palinh belakang pojok. Mejanya ada nama dia kok" Pak Ruslan menjelaskan letak meja bu Siti.

"Makasih pak" Inara berterima kasih lalu segera pergi meninggalkan Allen dan pak Ruslan.

"Kamu kembali" batin Allen.

"Kamu ngapain ngelamun? Ayo bantuin bapak" Pak Ruslan menepuk lengan Allen pelan membuyarkan lamunan Allen.

"Ayo pak ayo" Allen menjawab dan segera pergi bersama pak Ruslan ke ruang olahraga.

"Fuck, kenapa satu sekolah sama dia sih?!" Inara hanya menggerutu dalam hatinya.

"Kamu balik lagi di depan aku. Tapi aku ga tau kamu yang dulu kembali lagi atau enggak" Batin Allen.

***

Inara keluar dari ruang koperasi yang lumayan besar. Besarnya sekitar luas 1 kelas. Ia masih tak bisa berfikir bagaimana nanti ia akan satu sekolah kembali kepada Lelaki yang pernah menyakitinya.

Namun seperti prinsipnya dari awal bertemu. Dia tak akan membenci apa lagi menjauhkan diri dari lelaki itu. Hanya menjaga jarak.

"Sakitnya di masa lalu. Bencinya di masa lalu. Sekarang hanya waktunya berdamai. Tapi bukan berarti kembali." prinsip seorang Inara.

Saat di koperasi Inara memutuskan untuk membeli masker wajah berwarna hijau. Agar ia tak di kenali.

Segera ia munuju parkiran kemudian menghampiri motor maticnya. Motor matic kesayangannya.

Satpam membuka pagar sekolah. Inara menekan tombol kelakson singkat lalu pergi.

***

"Allen! Ya bener kek! Ngelamun mulu lo!" tegur Rael.

Rafael Dharma Zarfhan. sering di panggil Rael. Cowok tinggi, berdada bidang, pintar, lumayan bad boy, anggota osis, berposisi sebagai center di tim basket sekolah. Ia juga di kenal dengan cowok dewasa, humoris, dan rendah hati. Ia juga di juluki petter pan.

"Maap El, gw lagi banyak pikiran" Allen melemas lesu. Moodnya hari ini tidak ada untuk main basket. Masih terlintas tentang seorang perempuan yang masih ia sayang sampai saat ini. Yang dulu pergi dan sekarang kembali.

"Bilang dari tadi kek kalo lagi gak mood. Bikin kesel aja" Abay yang dari tadi menahan emosi akhirnya meluapkannya

Abraham Leo Yahem. Lebih kenal di panggil Abay. Cowok ini keturunan arab india. Dia ini berperan sebagai power forward pada tim. Badannya tinggi berisi, kulitnya gelap, rambut tebal, mata coklat, bulu mata lentik. Ia mudah gegabah apa lagi di hasut, suka sekali balapan, bad boy sangat!, di kenal sebagai Taring Hitam. Dia sangat jago bela diri maka di sebut Taring. Sedangkan kulitnya yang gelap mendapatkan julukan Hitam.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang