-ke rumah Inara-

10 1 0
                                    

Hari ini Barra harus mengantar Inara ke rumahnya. Seperti schedule yang telah di susun.

Barra keluar dari kelas yang sudah sepi. Tangannya menggenggam handphone di tubuhnya sudah ada jaket hitam yang ia kenakan.

Ia berhenti di depan kelas Inara karena melihat perempuan yang akan ia antar sudah menunggunya di kursi di depan kelasnya.

"Lama ya?" tanya Barra.

"Ayo!" seru Inara dengan ketus tanpa menjawab pertanyaan singkat Barra.

Barra berjalan di samping Inara. Inara sedang asik mendengarkan lagu dengan earphonenya. Tanpa di sadari Barra mengulas senyum tipis.

"Yah!" keluh Inara.

"Kenapa?" tanya Barra yang inisiatif.

"Batre handphone gw abis, padahal gw lagi dengerin lagj favorit gw" Inara memanyunkan bibirnya. Ekspresinya bete.

"Lagu apa emg?" Tanya Barra

"Someone you loved" jawab Inara.

Barra menghentikan langkahnya. Ia memutar badanya ke arah Inara. Sekarang tubuh mereka saling berhadapan.

Barra membuka Lockscreen handphonenya dan menuju ke sebuah aplikasi lagu. Mengetik judul lagu yang Inara sebut.

Barra menatap Inara sejenak, kemudian ia melepaskan earphone yang Inara pakai.

"Mau ngapain lo?" Inara mencoba untuk menghindari Barra.

"Sini dulu" Inara kemudian perlahan percaya. Barra melepaskan earphone dari telinga Inara dengan lembut, lalu malepaskan penghubung Earphone di handphonenya.

Barra kemudian menyambungkan penghubung earphone tersebut ke handphonenya. Barra kemudian memasangkan earphone inara kembali ke telinganya.

Jarak di antara mereka sangat dekat, mata mereka saling bertemu, sebelum memasangkan earphone itu Barra menyelipkan rambut Inara di belakang telinganya. Lalu kemudian memasangkan earphone tersebut.

Bara kemudian menekan tombol play untuk memulai lagu itu.

"Sekarang dengerin pake handphone gw aja" Inara mengangguk pelan seraya dengan senyun tipis yang canggung.

Barra kemudian melanjutkan jalanya dengan pelan. Sedangkan Inara mengikuti dari belakang. Suasana saat ini berawan jadi tidak terlalu panas.

Sampai di parkiran Barra kemudian menuju ke motor merah kesayangannya. Semua orang sudah hafal motor Barra Mahesa. Barra memakai helmnya dan menyalakan mesin. Kemudian ia memberi kode isyarat yang berarti mempersilahkan Inara naik

Inara melihat motor itu. Di pikirannya motor itu sangat tinggi, ia ragu bisa menaikinya. Untung saja sekolahnya yang sekarang menerapkan peraturan harus mengenakan rok yang panjang, paling pendek sebetis dan tidak boleh di span, jika ada yang melanggar maka sanksinya akan di panggil orang tua.

Inara mencoba naik ke motor itu. Dan usahanya pun berhasil. Kini Inara telah berada di jok belakang motor Barra. Dan perlu kalian tau, Inara adalah cewek pertama yang di gonceng Barra.

"Pegangan naik motornya" Pintah Barra. Namun Inara tak menghiraukan dan hanya diam. Walau dia mendengar.

Barra kemudian menarik gas dengan dadakan mengakibatkan Inara yang terjungkal. Hampir Inara ingin memeluk Barra, namun ia mampu menahannya.

"Kalo lo ngegasnya dadakan, handphone lo jatoh!" Protes Inara, Handphone Barra kini di gunakan Inara untuk mendengarkan musik. Inara paling tidak suka kalo di jalan hampa dan sunyi. Inara menaruh handphone Barra di sakunya. Untungnya handphone Barra pas di sakunya.

Inara RahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang