Oliv menerima panggilan telepon itu dengan wajah sumringah.
"Jadi saya lolos casting??"
"Betul. Kami mengharapkan kehadiran Olivia hari rabu ini jam sepuluh pagi di rumah produksi Senja. Nanti untuk alamat lengkapnya akan kami kirim via whatsapp."
"Oke. Oh iya, boleh saya tahu siapa pemeran utama prianya?"
"Nicholas Pratama dan Hansen Putra."
Wajah sumringah Oliv langsung memudar.
Sialan.
Rencana mau menggunakan kerjaan ini supaya nggak galau, malah beneran harus lakonin romance sama yang bersangkutan.
Ini nasib lagi mencoba ngelawak apa gimana?
"Oke, thank you ya."
"Iya, ditunggu kehadirannya ya."
"Oke."
Oliv memutus sambungan telepon, dan kembali merentangkan tubuhnya di atas ranjang.
Apa gue batalin aja ya? ucap batinnya yang galau.
Ah, tapi sayang. Gue suka storyline-nya.
Tapi Hansen-
Sialan.
Oliv menutup matanya dengan kedua tangan, berkali-kali menarik nafas panjang.
Pintu kamarnya diketok, dan Oliv langsung duduk di tepi ranjangnya sementara wajah ibunya muncul di balik pintu.
"Eh, Mami."
"Mami ganggu nggak?"
"Nggak, dong. Masuk aja, Mi."
Ibunya masuk, menutup pintu di belakangnya, lalu duduk di sebelah Oliv. Oliv langsung memeluk ibunya, menyurukkan wajahnya di dada sang ibu dan dirinya langsung merasa lebih tenang.
Pelukan ibunya memang yang paling ampuh meredakan semua kegalauannya.
"Si manja kesayangan Papi," ucap ibunya sambil mengelus rambut anak bungsunya itu.
"Oh gitu. Jadi aku kesayangan Papi, bukan kesayangan Mami ya," rajuk Oliv.
"Lho, kan emang. Kamu kan istri kedua Papi."
Oliv tergelak, dan ibunya ikut tertawa.
Oliv melepaskan dirinya dari pelukan ibunya, lalu tersenyum lebar.
"Aku ikut main film layar lebar."
"Oh, main film lagi? Romance?"
"Bukan. Lebih ke action, Mi."
"Oh, baguslah. Jadi nggak ada adegan kissing sama lawan main kan, kayak dulu sama Theo Harsyah?"
Oliv tergelak melihat wajah ibunya yang mengerut tidak suka.
"Ih, Mami. Itu kan tuntutan skenario. Scene-nya kan untuk menunjang jalan cerita."
"Rasanya aneh, tahu, melihat anak Mami dicium anak cowok di layar kaca."
"Aku juga rasanya aneh, nyium temen sendiri. Tapi di depan kamera, aku bukan Oliv, Mami. Aku adalah karakter aku di film itu."
"Iya, iya, Mami ngerti. Totalitas kan?" ibunya menghela nafas. "Mudah-mudahan suami kamu nantinya mau ngerti. Kalau dia cemburuan kayak Papi kamu atau kedua abangmu itu, bisa habis kamu."
"Lho, bukannya terbalik, Mi? Kan aku yang punya darah Barata. Kayaknya aku yang bakal jadi pencemburu berat, kayak Papi dan abang."
Ibunya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
At Last
RomanceIni hanya kisah sederhana, antara dua sahabat sejak kecil yang menyimpan rasa yang sama di waktu yang berbeda Warning 18++ Start : 13 ag'19