Gayo Daejun

5.9K 575 36
                                    

"Oppa kau benar benar tidak akan datang?"

Pria yang sadar dirinya diajak bicara itupun mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya pandangannya yang mengabur menjadi jelas. Bahkan sangat jelas saat mendapati wajah gadis berponi yang baru beberapa minggu menjadi istrinya itu kini memangku wajahnya di ranjang sebelah Jiyong.

Ya, meskipun Lisa dan Jiyong tidak tidur sekamar, nyatanya gadis itu terlampau sering bermain main di kamar Jiyong. Bahkan sebelum si pemilik kamar bangun, Lisa sudah berada disana. Seperti sekarang, Lisa yang baru saja meraih lengan Jiyong sebagai bantalan kepalanya.

"Oppa, tak bisakah kau datang ke Gayo Daejun nanti? Hmm?" Pinta Lisa yang mau tak mau membuat pria tampan itu menatapnya lekat.

Jiyong benar benar tidak tahu mengapa, namun manik gadis itu seperti benar benar mengharapkannya untuk datang kesana. Tetapi tentu saja ia tak bisa kesana, Bigbang tidak termasuk dalam list acara tersebut.

Tidak mungkin ia bisa datang kesana sesukanya. Apalagi jika ia tidak memiliki keperluan.

"Mianhe, ada yang harus ku kerjakan Lis" Jiyong memiringkan tubuhnya dengan tangan kanan yang masih menjadi bantalan untuk Lisa "Ada ketiga eonni yang akan menemanimu disana dan bahkan ada Winner oppa dan manager oppamu. Mereka semua ada disana" Terang Jiyong dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kenapa? Hmm? Kau merindukanku?" Jiyong yang tadi sempat menutup matanya kini kembali membuka karena menyadari tak mendapat jawaban apapun dari Lisa. Pria bermarga Kwon itu membuang nafas kasar sebelum akhirnya mengkomando tangan kirinya untuk membelai lembut rambut sang istri.

"Ada apa sebenarnya? Hmm? Ada seseorang yang menyakitimu? Apa ada yang melukaimu? Coba katakan pada oppa" Lirih Jiyong yang tersenyum simpul saat Lisa menengadahkan kepalanya, menatap Jiyong.

"Anniyo oppa. Aku---baik baik saja" Jawab Lisa pelan. Lisanyang terlihat serba salah itu refleks membulatkan maniknya saat Jiyong menarik tubuh Lisa mendekati tubuhnya.

Pria itu memeluknya, namun bukan sebuah pelukan posesif, melainkan pelukan penenang. Pelukan hangat dan nyaman. Dan bahkan terlampau nyaman saat pria itu penepuk nepuk pelan punggung Lisa.

"Apa kau masih berfikir oppa adalah orang asing? Hmm? Aku adalah suamimu Lis. Jika kau masih belum terbiasa, anggap saja aku sebagai oppamu. Hmm? Aku bisa menjadi apapun yang kau mau" Terang Jiyong sebelum akhirnya mendaratkan kecupan lembut pada dahi wanitanya itu.

"Meskipun aku terkadang kaku dan terlihat tak peduli bukan berarti aku benar benar tak peduli padamu. Katakan padaku siapapun yang menyakitimu. Mengerti?"

Lisa masih disana, gadis itu masih terdiam. Namun setelah beberapa detik berlalu, gadis itu kini tersenyum simpul, hatinya menghangat. Jiyong benar benar memperlakukannya dengan sangat lembut. Pria itu selalu menjaga dan menghormatinya. Bahkan pria itu mampu membuat Lisa merasa nyaman dengan pelukan hangatnya.

Jiyong sedikit tersentak saat merasa Lisa yang kini membalas pelukannya "Terimakasih oppa. Kau benar benar malaikat oelindung yang dikirim mommy dan daddy padaku" Lirih Lisa yang mau tak mau membuat Jiyong terkekeh kecil.

Pria itu tersenyum malu sebelum akhirnya kembali menutup matanya dengan kedua tangan yang masih memeluk tubuh Lisa dengan lembut.

"Ah oppa! Aku baru ingat. Bisakah kau melepaskan pelukanmu? Aku rasa akan terlambat untuk rehearsal!" Pekik Lisa yang baru menyadari tujuan awal dia ke kamar Jiyong.

"Tak bisakah kau menunggu sebentar? Kau membangunkanku sepagi ini dan sekarang kau akan meninggalkanku setelah aku terbangun karenanmu? Hmm?"

"Ya oppa! Jebal! Jennie eonni akau membunuhku jika aku terlambat. Dia sudah memperingatkanku kemarin" Rengek Lisa karena Jiyong yang tak juga melepaskan pelukannya.

Mrs. Kwon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang