Maira dan Nathan perang medsos dan saling sindir

110 13 0
                                    

💝💝💝💝💝💝💝💝

💝💝💝💝💝💝💝💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💝💝💝💝💝💝💝💝

Semua orang menengok Nathan termasuk mama dan papa Maira. tapi Maira belum juga menengok Nathan. Maira kebingungan harus mengambil sikap bagaimana, Maira juga tidak mengetahui seperti apa karakter Nathan sekarang dan bagaimana pandangan Nathan terhadap dirinya sekarang.

Namun Maira juga bingung dengan pandangan keluarga yang mulai tanda tanya dengan sikap dingin Nathan dan Maira. Kenapa hubungan yang begitu dekat tiba-tiba tidak saling menyapa sama sekali.

Karena tak ingin ada prasangka menjauh dari keluarganya tentang perasaan nya karena perbuatannya dulu, Maira pun memutuskan menjenguk Nathan. Dengan membawa bubur sumsum kesukaan Nathan sejak kecil, Maira masuk ke rumah Nathan. Disana ada bu Sifa sama tante nya Nathan yang sedang menjaganya. Bu Sifa sempat kaget tapi mencoba bersikap biasa.


"Assalamualaikum tante,dimana ka Nathan? aku mau menengoknya" tanya Maira dengan senyum ramah.

Tante Sifa tersenyum malah teringat saat Maira nangis diperlukan nya ketika di marahi Nathan dahulu. Rasanya seperti mimpi melihat perubahan besar di diri Maira.

"disana dikamar nya, lagi demam tinggi, mau dikasih obat tapi belum makan" jawab tante

Saat memasuki ruang kamar tepat di depan pintu Maira disuguhi poto nya bersama Nathan waktu masih kecil, poto yang ukuran besar terbingkai dalam frame cantik.

Maira meminta Bu Sifa menemaninya masuk ke kamar Nathan. Maira menghampiri Nathan dengan perasaan gugup. Maira memberanikan diri menyapa Nathan.

"Assalamualaikum....kak...kenapa? sakit apa? ini aku, maira ka". Sapa Maira.

Nathan sangat terkejut, suara tak asing itu terdengar dekat dan nyata, suara Maira tapi lebih lembut dan ramah.

Di balik selimut, Nathan terus meneteskan airmata tiada henti mendengar sapaan suara Maira, mata Maira berkaca-kaca melihat keadaan Kak Nathan. Sedih bercampur bingung. Nathan membuka mata nya seolah tak percaya dan hanya sebuah mimpi, tapi jelas Maira berdiri disamping ranjangnya sedang melihat ke arahnya. Nathan meraih tangan maira yang terbalut gamis panjang, dengan suara terbata-bata Nathan terus mengeluarkan ucapan maaf kepada Maira, tak sanggup mengatakan kata kata lain Nathan terus mengatakan maaf.

"maira, maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku maira" airmatanya terus mengalir tak bisa terhenti.

Maira merasa malu dan melepaskan genggaman tangan Nathan walau terhalang balutan baju nya. Maira menengok ke Tante Sifa yang berdiri agak jauh di samping nya.

MERAIH CINTA DI PENGHUJUNG AYATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang