Filsafat Islam (Bagian 5)

374 25 0
                                    

Kritik terkait kajian filsafat dalam Islam

Terdapat kalangan dalam umat Islam menentang gagasan dari kajian ilmu filsafat dan menganggapnya tidak Islami. Situs jejaring populer terkait paham Salafi, IslamQA.info (dibimbing dan dikelola oleh Syekh Muhammad Shaleh al-Munajjid dari Arab Saudi) menyatakan bahwasannya ilmu filsafat merupakan "entitas asing" dalam islam :

Fatwa ini juga mengklaim bahwa mayoritas ahli fiqhtelah menyatakan bahwa pembelajaran filsafat merupakan sesuatu yang haram dalam Islam. Beberapa dari ahli fiqh tersebut teredapat dalam daftar ini:

Ibnu Nujaym (Imam Hanafi); dalam tulisannya pada Al-asybah wan-Nazaa muth'im.

Al-Dardeer (Imam Maliki); perkataan beliau dalam Al-Syarh al-Kabir;

Al-Dasuki; dalam tulisannya, Haashiyah (2/174);

Zakariya al-Anshari (Imam Syafi'i) dalam Asna al-Mathalib (4/182);

Al-Bahooti (Imam Hambali); mengatakan dalam Kashshaaf al-Qinaa' (3/34);

IslamQA mengutip pendapat Al-Ghazali yang menyatakan bahwa "empat cabang" dalam ilmu filsafat (geometri dan matematika, logika, teologi, dan ilmu pengetahuan alam) "melawan syariat, Islam dan kebenaran", dan terkecuali untuk ilmu medis, "tidak ditemukan kebutuhan untuk dilakukannya pembelajaran terhadap ilmu alam".

Maani' Hammad al-Juhani, (anggota dewan konsultasi dan direktur umum dari Perkumpulan Pemuda Muslim Dunia) dikutip dari pernyataannya, menyatakan bahwa, kajian ilmu filsafat tidak mengikuti pedoman moral dari Sunnah, "ilmu filsafat, seperti yang didefinisikan oleh para filsuf, adalah salah satu kepalsuan yang paling berbahaya dan kejam di dalam pertempuran iman dan agama terhadap dasar-dasar logika, yang mana hal ini kemudian sangat mudah digunakan untuk membingungkan orang-orang dengan memakai nama akal, interpretasi, dan metafora yang kemudian mendistorsi makna dari teks-teks keagamaan".

Ibnu Abi al-Izz, salah seorang penafsir Al-Tahhaawiyyah, mengutuk para filsuf sebagai orang-orang yang "paling menyangkal kebenaran dari Hari Akhir dan kejadian-kejadian di dalamnya. Dalam pandangan mereka Surga dan Neraka tidak lebih dari perumpamaan yang dibutuhkan agar konsep agama dapat dipahami oleh masyarakat, sehingga di luar itu, surga dan neraka bukan merupakan sesuatu yang nyata."

Filsafat, Ibu dari Ilmu pengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang