Pengenalan (Bagian 6)

1.5K 67 1
                                    

Filsafat Asia Timur

Analekta Confusius (fl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Analekta Confusius (fl. 551–479 BCE)

Kitarō Nishida, profesor filsafat di Universitas Kyoto dan pendiri Aliran Kyoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kitarō Nishida, profesor filsafat di Universitas Kyoto dan pendiri Aliran Kyoto.

Pemikiran filosofis Asia Timur dimulai sejak masa Tiongkok Kuno, dan filsafat Tiongkok dimulai pada masa Dinasti Zhou Barat dan pada periode berikutnya setelah dinasti tersebut jatuh, yaitu ketika "Seratus Aliran Pemikiran" berkembang (abad ke-6 sampai tahun 221 SM). Periode ini ditandai oleh perkembangan intelektualisme dan budaya yang signifikan dan bangkitnya ajaran filosofis utama di China, Konfusianisme, legalisme, dan Taoisme dan juga banyak ajaran lain yang kurang berpengaruh. Tradisi filosofis ini mengembangkan teori metafisik, politik dan etika seperti Tao, Yin dan yang, Ren dan Li yang bersama dengan Buddhisme Tiongkok, secara langsung mempengaruhi filsafat Korea, filsafat Vietnam dan filsafat Jepang (yang juga mencakup tradisi asli Shinto). Buddhisme mulai berdatangan di Tiongkok selama Dinasti Han (206 SM-220 M), melalui transmisi Jalur Sutra secara bertahap dan melalui pengaruh asli yang mengembangkan bentuk bahasa China yang berbeda (seperti Chan/Zen) yang tersebar di seluruh budaya Asia Timur. Selama dinasti Tiongkok berikutnya seperti Dinasti Ming (1368-1644) dan juga di dinasti Joseon (1392-1897) sebuah kebangkitan Neo-Konfusianisme yang dipimpin oleh para pemikir seperti Wang Yangming (1472-1529) menjadi ajaran pemikiran dominan yang dipromosikan oleh otoritas kekaisaran.

Di era Modern, pemikir Tiongkok memasukkan gagasan dari filsafat Barat. Filsafat Marxis Tiongkok berkembang di bawah pengaruh Mao Zedong, sementara pragmatisme Tiongkok berkembang di bawah Hu Shih dan Konfusian Baru meningkat dipengaruhi oleh Xiong Shili. Pemikiran Jepang modern sementara itu berkembang di bawah pengaruh Barat yang kuat seperti studi Ilmu Pengetahuan Barat (Rangaku) dan masyarakat intelektual modern Meirokusha yang mengambil pemikiran pencerahan Eropa. Pada abad ke 20 Negara Shinto dan nasionalisme Jepang berkembang pesat. Aliran Kyoto, sebuah aliran filsafat Jepang yang unik dan berpengaruh dikembangkan dari fenomenologi Barat dan filsafat Buddha Jepang Abad Pertengahan seperti Dogen.

Filsafat, Ibu dari Ilmu pengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang