Penolakan terhadap metafisika
Dalam perkembangannya, terma dan ide mengenai metafisika terus menerus berubah. Beberapa pemikir memulai diskursus dan tanda-tanda kematian-kematian metafisika dengan penolakan dan pembuktian atas kesia-siaan dan ketidakterjangkauannya. David Hume, misalnya, secara keras menyatakan bahwa pengetahuan sejati (genuine knowledge) dibentuk tak lain selain fakta dan rerangkai matematis. Sehingga, terlepas dari keduanya, pengetahuan tersebut salah dan tidak menyatakan realitas. Di lain hal, Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason menyatakan bahwa, tidak seperti Hume yang menolak mentah-mentah pengetahuan selain hal yang empiris dan terukur, terdapat suatu lokus pengetahuan yang disebut sintetis a priori. Menurut Kant, terdapat suatu pengetahuan sejati yang terdiri atas fakta-fakta pengetahuan yang independen, lepas dari pengalaman empiris seperti pengetahuan atas ruang, waktu, dan kausalitas. Klaim Hume pun ditolak dengan pemahaman Kantian bahwa terdapat sesuatu hal yang lepas dari keterjangkauan manusia yang sepenuhnya independen dan asali, sehingga klaim Hume gagal untuk memahami adanya noumenon, esensi yang "ada dalam dirinya sendiri" (an Sich).Kemudian, penolakan selanjutnya diutarakan oleh pengusung verifikasionisme seperti A. J. Ayer dan Rudolf Carnap. Menimbang pernyataan Hume, menurut verifikasionisme, pernyataan metafisis bukan bernilai benar atau salah, melainkan tak bermakna. Karena suatu hal akan bermakna jika hal tersebut terdapat bukti empiris yang dapat dijangkau dan korespondensi ide dengan realitas.
Perdebatan mengenai status kajian metafisis sebagai bidang ilmu menunjukkan ketiadaannya kesatuan internal dalam pemahaman definitif maupun kontekstual. Akan tetapi argumen mengenai hakikat keberadaan metafisika sebagai bahan kajian tak lepas dari statusnya sebagai bidang ilmu. Mungkin saja tak ada hal semacam metafisika—sebagai bidang studi. Atau mungkin, seperti kebanyakan filsuf, pernyataan metafisis tak bernilai salah ataupun benar. Atau sebaliknya, teori metafisis memiliki nilai kebenaran, akan tetapi tak dapat terjangkau oleh lemahnya manusia. Hal-hal tersebut adalah pernyataan-pernyataan umum atas keberadaan metafisika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Filsafat, Ibu dari Ilmu pengetahuan
Historical FictionPasti kalian tahu kata "Filsafat" atau "Filsuf". Tapi apa kalian tahu arti dari Filsafat? Mari kita bahas (di bawah ini). Filsafat (dari bahasa Yunani φιλοσοφία, philosophia, secara harfiah bermakna "pecinta kebijaksanaan") adalah kajian masalah umu...