chapter 7 Terpaksa

79 8 0
                                    

🌻

Hari ini hari senin, takterasa kuliah ku sudah masuk semester 4. Libur 2 bulan cukup bagiku menghabiskan waktu di rumah bersama mama dan papa. Selama libur keluarga ku kumpul dan jalan-jalan ke paris selama 1 minggu, selebihnya sisa liburku aku gunakan untuk membantu mama mengurus butik pakaian syar'i nya.

Kak meca sekarang sudah menjadi Dokter di salah satu rumah sakit yang berada di Jakarta Selatan. Beberapa bulan yang lalu kak meca dan bang irzan wisuda, saat acara wisuda selesai bang irzan melamar kakak di depan mama papa dan orang tua nya.

Sedangkan aku sekarang resmi berpacaran sudah hampir 1 bulan dengan bang Arifin. Aku terpaksa menerima cintanya karena takut kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali. Jadi dengan rasa yang sangat terpaksa aku menerima cintanya.

Flashback on ~

"Aku mencintaimu Allena Azhara putri, maukah kamu menjadi pacarku? "

Aku mematung di tempat. Lidah ku kelu tak bisa mengucapkan apapun. Ini dia nembak aku? Sumpah ini ga romantis banget. Aku jadi teringat saat Mahendra menyatakan cinta padaku di roftoof sekolah dan membawa bunga. Rasanya aku ingin menerima cintanya Mahendra saja bukan bang Arifin.

Seandainya waktu bisa di putar. Dengan sangat berat hati aku menganggukkan kepalaku. Aku takut, takut kejadian beberapa tahun silam terjadi kembali. Maka dari itu aku menerima cintanya. Jujur rasa ku ke pada bang Arifin sedikit pun tidak ada.

"Makasih, makasih kamu telah menerima aku" sambungnya kembali.
"iya. Sama-sama"aku tersenyum singkat. Lebih tepatnya senyum kikuk yang sangat terasa canggung.

"entar malam kita jalan yok"

"gak usah malam deh ya, aku lagi banyak tugas. Sore aja gimana? Kita lihat senja "

"hmhm tapi aku ga terlalu suka senja. Berhenti menjadi pecandu senja, tidak ada apa-apa di sana kecuali romantisme berlebihan tentang cinta".

Aku tertegun mendengar nya. Padahal aku ingin sekali menyaksikan senja sore itu. Aku kira dia juga menyukai senja, karena biasanya dia sering menanyakan bagaimana  senja di langit jakarta dan jogja.

" Aku udah terlalu jauh menyukai senja. Aku senang jadi pecandu senja. Senja itu menenangkan, menyenangkan dan memberikan kebahagiaan bagi setiap pecandu nya"
"jangan melihat senja ya. Aku mohon, satu kali ini saja jalan denganku tanpa harus memandang senja"

Aku mengangguk ragu. Jujur aku merasa salah mengambil keputusan menerima cintanya.

Flashback off

Mulai sejak itu setiap kami ngedate selalu di malam hari. Aku selalu memandang senja di balkon kamarku. Ternyata aku sangat salah menerima cinta bang Arifin. Ekspetasi dan realita yang aku harapkan sangat jauh berbeda.  Aku mengharapkan selalu bisa melihat senja bersama orang yang mencintai ku, tapi kenyataan nya orang yang mencintai ku tidak terlalu menyukai senja.

Pengertian nya tentang senja salah, bagiku senja mempunyai banyak arti yang sangat bagus dan bukan hanya soal cinta.  Satu bulan berpacaran dengannya tidak mempunyai kemajuan sedikit pun, serasa berjalan di tempat dan tidak sampai pada tujuan yang di inginkan. Rasaku masih tetap sama seperti dulu, tak ada rasa cinta untuknya.
.
.
.
.

SENJA DAN CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang