Chapter 30 Lamaran

65 10 3
                                    


Satu  bulan sudah setelah acara pernikahannya Ros. February Ros ulang tahun kami berikan kejutan, saat itu juga pacarnya melamarnya. Dan pertengahan maret mereka menikah.

Hari ini Setelah dua hari berdebat dengan Gilbran akhirnya aku memutuskan untuk mengalah. Rencana Awal kami semua akan ke jakarta menghadiri resepsi yayan yang di laksanakan di jakarta rumah neneknya pada hari minggu.

Tetapi aku ngotot mau ke jakarta tiga hari sebelum hari H nya yayan karena ingin pamer ke mama bahwa aku sekarang sudah memakai jilbab dan aku sudah tidak tahan lagi menahan rindu ke mereka terutama Luna anaknya kak meca.

Entah takdir atau memang semesta yang mendukung yayan dan Ros, jarak pernikahan mereka kurang lebih hanya satu bulan.

Dan pada akhirnya aku mengiyakan Gilbran untuk ikut karena dia yang memaksa untuk ke jakarta bersama ku sedangkan sahabat kami yang lain menyusul dua hari lagi.

Di sinilah kami sekarang, Airport. Aku menatap gilbran yang berdiri di depanku tangan kanan nya memainkan handphone sedangkan tangan kiri memegang koper.

Semilir angin di awal April ini menerpa lembut rambutnya. Laki-laki dengan postur tubuh tinggi tegap. bulu mata lentik, alis tebal, yang terukir indah di wajahnya. Dan
jangan lupakan gigi ginsul nya ketika tertawa.  Tapi sayang, untuk melihat nya tertawa itu sangatlah sulit.

Aku melirik nya yang sudah beberapa kali berdecak kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melirik nya yang sudah beberapa kali berdecak kesal.

"Gib kenapa sih? " tanya ku

"satria. Katanya bentar lagi sampai tapi gada sampai sekarang"

"satria ke jakarta sama kita juga? "

"ga"

"terus kenapa mau ke sini? "

"Ngambil barang aku yang ketinggalan "

Aku hanya ber oh ria dan izin ke toilet untuk membenarkan jilbabku.

Saat aku sudah selesai dari toilet ku lihat Gilbran yang semula duduk kembali berdiri.

"yuk bentar lagi take off "

"satria nya udah? "

Dia mengangguk dan berjalan di depan sambil membawa dua koper, koper kita berdua. Aku mengekori nya dari belakang.

🌿🌿🌿

Sekarang kita sedang berada di ketinggian 3000 kaki di atas permukaan laut.
Aku memandang ke arah luar karena tempat duduk ku di dekat jendela sedangkan Gilbran di sampingku.

"Senja nya bagus ya" ucapku tersenyum dan melihat ke arah Gilbran

Dia mengangguk, aku kembali melihat ke luar jendela.

"Al" ucap Gilbran, aku langsung menoleh ke arahnya lagi dan kaget melihat nya menyodorkan cincin di depanku.

"will you marry me Allena Azhara putri? "

Aku menutup mulutku menggunakan tangan, tak terasa air mata ku mengalir tanpa di perintah. Aku terharu.

"gib,  I don't deserve you, I'm not perfect" ucapku lirih

" Al, menikah itu bukan untuk mencari kesempurnaan. but to perfect each other. we accept each other's shortcomings"

"Tapi aku baru saja memulai ingin memperbaiki diri. Rasanya aku ga pantas untuk bersanding di sebelahmu"

Aku melirik orang-orang yang dari tadi memperhatikan kami berdua.

" Al, aku juga tidak sempurna. Aku ingin kita berdua memperbaiki diri bersama-sama."

"gib"

"Al. Kamu yang mengubah mindset ku untuk percaya lagi dengan yang namanya cinta. Kamu yang membuat aku tetap bertahan dan sadar dunia gak akan berwarna tanpa adanya cinta. Sebelum bertemu kamu aku gak pernah kefikiran untuk sampai ke titik ini. Dulu aku rapuh, aku di khianati dan saat bertemu kamu aku merasa punya tujuan hidup. Kamu tau kenapa aku lebih memilih komitmen dari pada harus menjalani pacaran? Kamu harus tau al. Aku takut, di dunia ini banyak yang aku takutin termasuk patah hati untuk ke dua kalinya"

Gilbran menunduk sebentar dan kembali menatapku.

"Aku tau, selama kurang lebih tiga tahun ini kamu banyak tersakiti karena aku, kamu mengorbankan hati mu untuk aku padahal banyak lelaki yang menyukai mu sampai ada yang ingin melamarmu"

Aku kembali kaget, Gilbran tau padahal sudah lama aku melupakan kejadian itu. Tepat saat dua hari aku selesai wisuda bang Arifin datang bersama keluarga nya melamar ku. Saat itu aku sedang bersantai dengan Ros. Tapi aku menolaknya karena aku tidak mencintainya.

"Al. Aku juga tau waktu itu kamu menangis dan ingin pindah ke jakarta kembali ke orang tua mu karena viviana yang men dm kamu dan mengatakan aku dan dia di jodohin papa nya dan memaksa kamu untuk menjauh. Kamu terlalu baik untuk terus tersakiti karena menunggu aku Al. Seminggu setelah kejadian itu aku pergi ke jakarta menemui orang tua mu "

Dan lagi-lagi aku kembali di buat kaget

"aku meminta izin untuk menjaga kamu, aku meminta izin untuk menikahi anaknya. Dan kamu tau kedua orang tua mu merestui kita. Kedua orang tua mu menerima lamaranku, tapi di sini kamu yang menjadi penentu nya. Kamu tau kenapa aku maksa untuk ikut hari ini? "

Aku menggeleng kan kepala ku pertanda tidak tau.

"Satu hari setelah resepsi nya yayan kita akan tunangan. Aku, keluargaku dan keluarga mu sudah mempersiapkan semuanya. Dan Bunda sama ayah akan ke jakarta bareng Ros dan yang lainnya. "

Tanganku saling meremas gugup.

"Al. Aku tanya sekali lagi. Will you merry me? Kita melangkah bersama untuk memperbaiki diri , saling melengkapi "

Dan pada akhirnya aku mengangguk

"Yes, I will Gilbran Ansyar ramadhan "

Semua orang yang menyaksikannya bertepuk tangan dan tersenyum bahagia.

"Makasih " ucap Gilbran kemudian memeluk ku. Aroma acqua kembali tercium di indra penciuman ku. Aroma yang menenangkan.


SENJA DAN CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang