Chapter 4 kampus baru teman baru

113 9 0
                                    

🌻

Senin,
Hari ini adalah senin, hari pertama OSPEK yang di ikuti oleh seluruh MABA termasuk aku.

Kini aku sudah di depan cermin mengamati diriku yang melebihi anak TK. Rambut di kepang dua menggunakan ikat rambut beda warna, baju putih di lapisi rompi yang terbuat dari karung beras dan yang terakhir kaus kaki warna merah sebelah dan kuning sebelah.

"ahhhh. . ." aku menghela nafas berat. Penampilan ku sudah seperti orang tidak waras.

"Dek buruan turun kita sarapan dulu" teriak kak meca dari bawah

"iya bentar" aku segera menggambil tas dan turun ke bawah untuk sarapan.

Tiba di bawah kak meca melihat ku dari atas sampai bawah lalu tertawa ngakak.

"hahaha kayak orang gak waras lo dek"

"huhhh" aku menghela nafas lagi untuk ke dua kalinya dan mulai cemberut. Kak meca menghentikan tawa nya lalu bicara lagi.

" selow dek, kakak dulu juga begitu malahan lebih"

"tapi kak ini sungguh membuat aku ga nyaman, maluu" aku mulai merengek seperti anak kecil

"jalanin aja sih gak ada pilihan lain juga. Cepat sarapan ntar terlambat dan malah di hukum"

"iya" jawabku malas.

❄❄❄

5 menit waktu untuk sarapan, aku dan kak meca segera keluar karena di depan udah ada bang irzan yang menjemput.

"good morning" sapa kak meca pada pacarnya

"morning" jawab bang irzan sambil senyum.

Aku hanya diam memperhatikan kak meca sama bang irza lagi ngobrol dan final nya aku di suruh masuk di kursi belakang sedangkan kak meca di kursi samping pengemudi.

Di perjalanan aku hanya diam tak ada niat untuk bicara. 15 menit perjalanan akhirnya sampai di kampus.
Aku dan kak meca langsung keluar dari mobil dan menunggu bang irzan untuk memarkirkan mobilnya.

" mau jalan sendiri apa mau kakak anterin? " tanya kak meca

"anterin" jawabku singkat

"yeelah dek masih juga cemberut, senyum dikit kek biar adem liatnya"

"iya iyaa" jawabku dan sedikit tersenyum.

Bang irzan sudah berada di samping kak meca dan melihatku yang masih cemberut.

" ngapa dek Pagi-pagi udah cemberut aja" tanyanya sambil tersenyum

"malu kak" jawabku

"dulu abang sama meca juga begitu, malahan lebih yakan ca? "

Kak meca mengganggukkan kepalanya " iya, lebih dari ini dek" jawabnya

"iya deh iya, ehh bang makasih ya udah mau siapin semua perlengkapan ospek aku"

SENJA DAN CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang