04 | p a g i

449 84 5
                                    

🎡__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡
__

Joshua menjeda kalimatnya dan menekannya, "Karenanya, sudah kuperingatkan bukan untuk tidak membiarkannya sendirian?"

"Jika kau belum bisa memenuhinya, apa perlu kau memanggil karyawanmu itu kembali? Tapi aku tidak menyarankannya."

Seungcheol menggeleng, "Tidak. Aku akan berusaha yang terbaik. Aku tidak akan melibatkan Youngho lagi."

Joshua mengangguk mengerti, "Jika kau butuh bantuan, kau bisa sampaikan padaku. Tapi tidak untuk menjaga Sojung sedangkan kau menjaga keberlangsungan kantormu itu."

Wajah lelah Seungcheol mengangguk, entah sudah berapa kali Joshua memperingatinya namun apa daya Seungcheol yang tetap membatu dengan pekerjaannya.

Setelah berpamitan dengan Seungcheol Joshua meninggalkan pasangan muda itu, membiarkan Seungcheol memikirkan solusi terbaik dan berharap delusi Sojung tak memburuk.

_🎡_

Seberkas cahaya yang masuk menelusup melalui jendela kamar tadi sukses membangunkan Seungcheol yang tertidur dengan posisi duduknya di sebelah ranjang Sojung. Sedangkan si wanita masih terlelap setelah tengah malam terbangun dan memaksanya mengisi perutnya.

Kini Seungcheol dan kemeja kerjanya yang digulung hingga sikut tengah sibuk di dapur, berusaha menyiapkan sarapan terbaik untuk sang istri. Terserah mengenai urusan kantornya pagi ini, sebab ia harus memastikan Sojung baik-baik saja sebelum ia pergi.

Dan, yang ditunggu datang. Wajah pucat Sojung menatap dingin Seungcheol, sedangkan si pria menatapnya hangat sambil melemparkan senyum ramah, "Kau sudah baikan? Ayo duduk, kau harus sarapan dengan baik pagi ini."

Seungcheol berlari kecil dan menarik tangan Sojung, mempersilakan Sojung duduk di meja makan berbentuk persegi panjang yang terletak di tengah dapurnya. Setelah menata rapi susu, roti sandwich dan sup hangat di atas meja, Seungcheol memilih duduk di hadapan Sojung.

"Apa tanganmu masih sakit?" tanya Seungcheol melihat Sojung tak juga menyentuh makanan buatannya.

"Aaa, ayo buka mulutmu.." Tangan Seungcheol mengambil sepotong roti sandwich dan mengarahkannya pada mulut Sojung, namun si empu tak juga membuka mulutnya.

"Sayang, ayolah.."

Sojung mengalihkan pandangannya dari piring di hadapannya ke wajah penuh harap Seungcheol dan mengatakan dingin, "Aku bisa makan sendiri, kau bisa berangkat Seungcheol."

Ingin rasanya Seungcheol memeluk tubuh kurus Sojung saat ini juga jika tak ada meja yang menghalangi mereka sekarang.

Ia tersenyum miris mendengarnya, tersadar sang istri selalu mengerti dan mengutamakan urusan Seungcheol, sedangkan ia? entah kalimat apa yang pantas mendeskripiskannya.

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang