🎡
__Pikiran yang masih mengawang dengan langkah gontai dan mata yang berat akhirnya Seungcheol berada di apatermennya. Ia menekan beberapa angka yang menjadi kode pengunci. Namun sebelum pintu terbuka, seseorang lebih dulu membukanya dari dalam.
Buram. Perlahan pandangannya yang buram berubah jelas, menampakkan sosok bersurai hitam yang menatapnya kaget. "Aah.. Selamat malam--"
Bugh!
"Apa yang kau lakukan disini?!" suara setengah berteriak milik Seungcheol menyusul tinjunya. Kedua matanya menatap nanar rekan kerjanya yang berdiri di hadapannya.
"Ma--maaf pak, saya--"
Lagi, efek alkohol membuat emosi Seungcheol semakin tak karuan. Tinjunya kembali mengenai rahang tajam Youngho. "Siapa yang menyuruhmu kesini? Apa tidak cukup kau menganggu istriku?"
Wajah tampan dengan cairan kental pada beberapa sudutnya itu menatap heran Seungcheol.
Apa maksudnya? Siapa yang mengutusku dulu dan siapa yang menyalahkanku, sekarang?
"Bukankah sebaiknya kau mengorek--"
Bugh!
Tinju Youngho bahkan belum melayang namun seseorang dengan wajah sendu dan tubuh tak seimbang itu lebih dulu jatuh tersungkur. "Bangun! Biar kuperingatkan kau!"
Seungcheol hanya menatap lawan bicaranya datar, kepalanya terasa pusing sedangkan sudut bibirnya kini terasa nyeri. Bahkan untuk membuka mulutnya terasa sulit dan sekarang seseorang dengan wajah penuh amarah memintanya berdiri.
"Haish!!" Decihan penuh kesal Joshua terdengar, ia akhirnya menurunkan tubuhnya dan menarik kerah kemeja Seungcheol. "Dengarkan aku!"
"Kau barusan hampir memperburuk penyakit Sojung! Kau bahkan tidak tau apa yang akan terjadi padanya selanjutnya! Tapi kau masih berkeliaran ketika ia berdiri sendirian di halte sejak matahari terbenam tadi?! Ha?!"
"Kau tau? Dia menunggumu sejak sore tadi! Mencarimu dan mengatakan akan menunggumu meski malam sudah larut dan hujan turun--" Joshua menjeda kalimatnya, "Entah bagaimana lagi aku dapat menyadarkanmu, Choi."
Joshua menatap dalam manik mata Seungcheol yang sudah tak fokus, dan suara serak milik Seungcheol akhirnya terdengar, "Apa maksudmu? Ia bahkan baru saja mengatakan ia membenci--"
"KAU PIKIR SOJUNG TAU SIAPA YANG HARUS IA PERCAYA?!" Joshua mengenggam erat kerah kemeja Seungcheol dan menekan setiap kalimatnya, "Musuh dia adalah pikirannya sendiri! Dan kau baru saja memperburuk pemikirannya tentangmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
delusion ✔
FanfictionKesalahan dan kesibukan yang kian menenggelamkan seorang Choi Seungcheol kini menjadi penyesalan begitu wanita yang dicintainya semakin lama semakin melupakannya. Apakah Sojung akan membaik dan memaafkannya atau semua berakhir bagai karma untuk Seu...