15 | s u d a h--e n d

492 77 25
                                    

🎡__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡
__


"Penangkapan seorang dokter psikiater muda dilakukan di apatermennya. Dokter berinisial HJ ini dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan obat pada pasiennya yang menyebabkan pasien meninggal dunia pada dini hari tadi--"

Choi Seungcheol.. Jika aku bagian dari kebahagiaanmu, maka kenanglah aku dengan baik. Jadikan aku kenangan indah yang membuatmu bahagia kala mengingatnya.

Pria dengan wajah sendu dan jas hitam yang dikenakannya kini kembali mencoba menahan tangisnya. Langkah besarnya bergerak mendekati pemakaman yang dipenuhi rerumputan, sedangkan tangannya yang bergetar membawa bingkai dengan wajah sang istri disana.

"--Selain resep dan dosis yang salah, penanganan yang diberikan juga menjadikan dokter muda ini terancam mendapat hukuman kurungan. Dari waktu berita ini disiarkan, dokter ini tengah menjalani penyidikan."

Dan kini, bahu besar milik Seungcheol kembali bergetar. Ia berdiri di hadapan makam sang istri, dan buahati mereka. Kakinya yang sejak tadi lemas kini seutuhnya runtuh, ia terduduk dan menangis disana.

Tuhan, inikah akhirnya? Hukuman pada seseorang yang enggan berlega hati? Inikah hukuman? Atau inikah Jalan keluar?

"Sayang, berbahagialah dengan tenang.. Kau sudah tidak kesakitan lagi bukan? Bukankah lelah bertarung dengan pikiranmu sendiri?"

Suara Seungcheol seutuhnya bergetar, ia kembali meneteskan air matanya. Lagi tangan kekarnya mengelus batu nisan disana.

"Sayang, jangan berbohong lagi atau bersembunyi lagi, sebab kau tidak akan kesakitan lagi.. Jika kau masih sulit membedakan delusimu, maka tetap hidupkan aku dalam delusimu, tetap hidupkan mimpi indahmu bersama Seyong. Tetap.. Tetap ingat aku.."

Biarkan aku yang berhadapan dengan realita pahit ini, biar aku menerima dan menghadirkan kembali kebahagiaan dengan mengingatmu. Sojung, aku pria kuat, bukan? Aku tentu dapat melewati ini, bukan?

"Tolong.. Tolong jaga Seyong untukku juga.."

Perlahan bahu yang bergetar dan suaranya yang parau berusaha terlihat baik-baik saja. Tangannya bergerak menghapus air matanya lagi kakinya mencoba berdiri, memutar tubuhnya dan kembali melangkah menghadapi realitanya; menghadirkan kebahagiaanya, meski tanpa Sojung.

Tuhan, Jika ini hukuman, maka cukupkan dan jika ini jalan keluar maka biarkan aku memetik buah manisnya. Bagaimanapun, kumohon jaga keluarga kecilku disana, malaikat kecil dan bidadariku disana.

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang