13 | s a y u p

318 70 9
                                    

🎡__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡
__


Bangunan yang baru Seungcheol tinggalkan pagi tadi kini kembali ia jajaki. Kedua matanya berubah merah sebab berulang kali menghapus air matanya, sedangkan langkah besarnya terus berlarian setelah memastikan unit dimana Sojung mendapat penanganan darurat.

"Dimana dokter Hong? Aku tanya dimana dia?!!" Tanya Seungcheol dengan suara tinggi. Namun beberapa suster yang berada di sekitar unit hanya menggeleng dan memaksa Seungcheol kembali mencarinya.

Tuhan, mengapa seperti ini? Mengapa impianku hancur bahkan sebelum aku mampu menyusunnya.

Dan lampu yang menyala otomatis begitu pintu tangga darurat dibuka menghentikan langkah Seungcheol. Ia terdiam sebentar, sebab teman kecilnya kini tengah mengaduh dan berteriak di sudut yang lain.

Pria dengan jas dokter itu berdiri di sudut ruangan, mengantukkan kepalanya beberapa kali dan detik selanjutnya rintihannya mengisi ruangan, "AAAAHHHH! Aah.. Hah.. Mengapa--"

"Ah.. AAAHHHHHHHHH! SIALAAAAAAANNN!!"

Ya, Joshua berulang kali merintih dan menangis setelahnya. "Sial, sialan.. Oh.. Oh--AAHHH!"

BUGHH!!

Tinju Seungcheol sukses membuat tubuh Joshua terjatuh, kini terlihat jelas mata merah dan helaan napasnya yang tak beraturan.

Aku bahkan belum menyusunnya dengan baik. Aku kira ini kesempatan untukku, tapi mengapa berakhir seperti ini?

Kedua mata Seungcheol menatap kosong Joshua yang sudah babak belur sebab tinju Seungcheol yang berulang kali ia lemparkan. Namun detik selanjutnya tetesan air mata pria itu akhirnya menetes lagi suaranya terdengar, "Aku tidak tau apakah aku benar membencimu."

"Aku tidak tau apakah aku benar pantas mendapatkan Sojung dan menggantikanmu.."

"Aku tau kau mengenalnya lebih dariku.. Aku tau.." Suara Seungcheol mulai bergetar sedangkan cengkramannya kian menguat menarik kerah kemeja Joshua, "Aku tau--KARENANYA AKU MASIH PERCAYA PADAMU, BODOH!"

"MENGAPA KAU JUSTRU MENAMBAH RASA SAKITNYA, BODOHHH!!"

"CUKUP AKU! CUKUP AKU YANG MENGANGGU PIKIRANNYA! CUKUP AKU YANG MELUKAINYA! CUKUP--Cukup aku.. Cukup aku yang membuat hidupnya semakin runyam dan meninggalkan kenangan buruk dalam hidupnya, cukup aku Josh--"

Bahu Seungcheol seutuhnya bergetar, kepalanya menunduk sedangkan cengkraman tangannya sudah terlepas. Ia menangis lagi berulang kali mengutuk diri sedangkan Joshua masih dengan tangisnya dan memilih membiarkan Seungcheol menghabisinya.

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang