14 | c u k u p

421 77 9
                                    

🎡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡

_____
note.
[▶]
recommendation: play song in library--paul kim - me after you
___

Setelahnya dengan kepala tertunduk Joshua berlalu meninggalkan Seungcheol yang masih dengan pikiran berkabutnya membuka pintu ruangan, menatap Sojung yang tersenyum manis menatap pria gagah yang tak pernah menyerah merawatnya. "Kau baik-baik saja?"

Suara itu lagi pertanyaan yang akhirnya menanyakan kondisiku. Bukankah seharusnya aku berbahagia? Tapi mengapa ia terasa menyembunyikan rasa sakitnya dibalik senyum tegarnya?

"Seungcheol, ada apa? Kau baik-baik saja?"

Jangan, jangan bertanya padaku sayang. Kau yang seharusnya kutanyakan. Bagaimana kabarmu? Bagaimana rasa sakitmu? Bagaimana senyum manismu justru terlihat ketika kau menyembunyikan tumpukan rasa sakit dibaliknya?

Langkah Seungcheol berjalan gontai, tatapan kosongnya beralih pada lengan Sojung dan mengecek keadaan tangannya. Dan benar saja, beberapa bekas luka, bekas jeratan tali  dan sayatan berada di sana.

"Jangan khawatir, ini sudah tidak sakit.. Aku baik-baik saja--"

"Tidak.. Tidak.." Seungcheol menggeleng lagi detik selanjutnya kepalanya menunduk dan suaranya yang bergetar meninggi, "Me--MENGAPA KAU MENYEMBUNYIKANNYA?!"

"Mengapa kau terus menyembunyikannya?! Mengapa kau tersenyum dibaliknya? Mengapa kau memilih mengatakan baik-baik saja?!!"

Kini bahu besar dengan segala beban yang diembannya itu bergetar, ia menangis di hadapan sang istri. Ia menangis, menangisi diri sendiri yang tak mampu melakukan apapun dan membuat Sojung memilih menyembunyikan rasa sakitnya, sendiri.

"Aku.. Aku tidak lelah, aku tidak pernah--Aku tidak akan lelah merawatmu.. Aku akan merawatmu, aku tidak pernah menyesal merawatmu, tidak.."

Sojung tak menjawab apapun, memilih tersenyum getir menahan tangisnya. Seorang pria kuat seperti Seungcheol menangis di hadapannya, setelah sekian banyak cerita yang hampir meruntuhkannya.

"Tidak, aku bersumpah ini tidak sakit. Kondisiku membaik, tidak apa.."

Aku tidak akan menghinamu, aku tidak akan menjatuhkanmu sebab senyum palsu yang hadir di wajah sendumu. Tidak, aku tidak akan seperti itu. Tapi bisakah kita sama seperti dulu? Berbagi rasa sakitmu meski aku lelah dan kehadiranku selalu mengusikmu.

"Jangan berbohong.. Kumohon.. Jangan mengatakan kau baik-baik saja, aku mendengar apa yang kau lewati selama ini--"

"--Mengapa kau menahannya sendiri? Tolong jangan menahannya lagi, tolong.. Tolong berbagi rasa sakitmu denganku.."

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang