11 | a r k a i s

363 71 9
                                    

🎡__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡
__

"Persiapkan dirimu dan waktumu lebih banyak. Delusi akan menyita pikirannya, mengaburkan kenyataan dan membuatnya mempercayai pikiran terburuk dari hasil delusinya."

"Dan jaga ia dengan baik, sayatan pada tangannya masih dapat kau cegah, tapi jika ia sudah dengan tenang menabrakkan dirinya, itu sulit. Maka awasi dia, Choi atau kau akan mendapatkan hal yang lebih buruk dari ini."

Masih teringat jelas bagaimana penjelasan Joshua pada Seungcheol ketika Seungcheol tengah mencari Sojung dibawah hujan. Dan kini, Sojung semakin menjadi. Langkah kakinya dengan tenang menyebrang jalan, bermaksud menabrakkan diri dan tak peduli ketika mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya.

BRAK!

Dan tubuh kekar Seungcheol terpontang begitu ia seutuhnya dapat menyusul Sojung dan membawanya dalam pelukannya. Membuat pasangan itu terkapar dengan darah yang mengalir di atas aspal jalan, darah yang berasal dari Seungcheol.

Kemeja Seungcheol sobek sedangkan kakinya terasa sulit digerakkan. Kepalanya terasa sakit namun ia masih mencoba menarik tangan Sojung yang bergerak menjauh darinya.

"Ti.. Tidak apa, sayang.. Jangan takut.. Aku ada disini."

Tatapan Sojung menatap ketakutan Seungcheol, tak lama suara tangis dan jeritan terdengar darinya. "AAAAHHHH!!!"

Sojung mengacak rambutnya kasar, memukul kepalanya dengan tangan sendiri selagi air matanya turun. Ia berjongkok ketakutan sedangkan Seungcheol mencoba menegakkan tubuhnya dan memeluk Sojung, namun rasa sakit dan pendarahan yang cukup membuat Seungcheol lebih dulu tak sadarkan diri.

Dan semua kenangan manis hari itu berakhir pahit. Mungkin sejak awal tidak seharusnya Sojung berlagak menyembuhkan dirinya, atau seharusnya Seungcheol bertindak lebih tegas untuk melarangnya.

Namun semua sudah terjadi, awan kelabu dan lebatnya hujan menemani hilangnya kesadaran Seungcheol, sedangkan sang wanita menangis dan sesekali tersenyum miris; sebelum akhirnya hanya mampu memukul kepalanya sebab kenyataan samar yang merenggut senyumnya, lagi.

_🎡_

Ruangan dengan cat putih menjadi keseharian bagi Seungcheol, dan sudah genap sepekan ia mendapat perawatan tanpa sekalipun keluar dari ruangannya. Luka yang didapatnya dari kejadian malam itu mengakibatkan kakinya memerlukan sanggahan untuk berjalan, sedangkan kepalanya masih dibalut perban.

"Aku sudah baik-baik saja. Aku ingin keluar dari ruangan ini." Ucap Seungcheol begitu suster mendekatinya dan mengecek keadaannya.

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang