12 | o b s e s i

379 73 6
                                    

🎡__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎡
__

Langit sudah gelap sedangkan ruangan yang tadi siang ramai kini berubah sepi. Satu-satunya pasien yang berada disana sudah terlelap, melupakan bagaimana ia membuat kegaduhan dan luka pada sang dokter.

Setelah memastikan Sojung tertidur, langkah besar Joshua memasuki kamar yang lain. Ya, bagaimanapun Seungcheol juga pasiennya, namun Joshua justru tak menemukannya begitu membuka pintu kamar Seungcheol.

BUGHH!!

"Maaf Josh, tapi aku tidak bisa menahannya lagi!" Ucap Seungcheol kesal.

Sedari tadi ia menunggu Joshua datang dan memberikan satu pukulan padanya. Bukan dengan alasan lain, tentu karena ia menyentuh Sojung seenaknya.

Joshua menatap nanar Seungcheol sedangkan tangannya menghapus noda darah di sudut bibirnya.

"Jangan bertanya alasanku. Aku yang harus bertanya padamu."

Kedua mata Seungcheol menatap sinis Joshua sedangkan mulutnya mulai melemparkan pertanyaan, "Apa itu bagian penyembuhan?"

"Apa maksudmu?"

"Pelukan.. Itu bagian proses penyembuhan juga?"

"Jika kau menghabiskan waktuku dengan pertanyaan ini aku akan per--"

"Aku rasa aku pantas bertanya seperti ini? Aku tidak lupa fakta kau masih menyukainya, Josh!"

"Itu urusan pribadi, Choi--"

"YA MEMANG KARENANYA AKU BERTANYA MENGAPA KAU MENYENTUHNYA?!!"

Seungcheol menarik kerah kemeja Joshua, sedangkan kedua matanya menatap penuh amarah wajah dingin Joshua.

"Ini alasanmu? Ini alasanmu mengurungku?! Menjadi pengecut di belakangku dan berlagak menjadi malaikat penolong untuk Sojung?! Menggantikan peranku--"

BUGHH!!

Dan tinju Joshua sukses membuat Seungcheol terjatuh. Ia menundukkan tubuhnya sedangkan tangannya menarik seragam rumah sakit Seungcheol, "Menggantikan peranmu?"

"Dengarkan aku, Choi.."

Kali ini suara Joshua menekan pada setiap kalimatnya, "Menggantikan peranmu kau bilang? Siapa yang menggantikan siapa?"

"Aku tidak menggantikanmu, aku menjadi peranku di waktu yang tepat. Kau dengan obsesimu yang terlambat, dan aku dengan cerita lama yang seharusnya kudapat--"

delusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang