"Hei mari kita berfoto bersama." Lisa mengangkat tongsis-nya, ber-selfie ria bersama teman-teman seangkatan yang baru saja diwisuda.
Kring kring, ponsel Lisa berbunyi. "Appa..."
Kim Namjoon sang ayah yang merupakan tunggal parent, kemarin mengabari Lisa kalau ia tidak bisa menghadiri acara kelulusannya. Lisa merasa sedikit kecewa namun nampaknya ia sudah terbiasa. Karena selama ia berkuliah di Kyungsung University Busan, baru sekali saja ayahnya datang. Itu pun karena Lisa sempat terlibat masalah dengan salah sau teman seangkatannya.
"Lisa kapan kau akan kembali ke Seoul nak?" Kalimat pertama yang Lisa dengar dari sang ayah.
"Mungkin tiga hari lagi appa."
"Baiklah nak, appa tunggu di rumah ya. appa sangat membutuhkan bantuan mu." Lisa kemudian menutup telpon nya.
"Apakah bisnis appa sedang ada masalah? Mengapa dia sangat rewel sekali sejak satu bulan yang lalu." Lisa sedikit bergumam.
"Kenapa Lis? Apa ada masalah?" Tanya Jennie. Kim Jennie adalah sahabat terdekat Lisa. Mereka tinggal satu kamar di asrama, dan berkuliah di Jurusan yang sama. Jennie yang berasal dari Daegu dan Lisa yang berasal dari Seoul ini adalah mahasiswi fakultas Commerce & Economic.
"Tidak Jendeuki, hanya saja sejak satu bulan yang lalu appa sering sekali menanyakan kapan aku akan kembali ke Seoul." Lisa sedikit megerutkan alisnya.
"Mungkin dia membutuhkan bantuanmu di perusahaannya Lisa. Sedikit menguji hasil yang kau dapat selama berkuliah mungkin?"
"Entahlah Jen, tapi aku merasa ada ada yang aneh. Seperti akan terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan."
"Sudah lah Lis, kita lihat apa yang terjadi nanti yah. Nanti malam Jaehyun mengadakan party, datang?" Tanya Jennie sambil merangkul Lisa.
"Always ready for party. Lets go..."
Itulah bayangan-bayangan yang saat ini ada di pikiran Lisa. Masa-masa bahagia saat ia berkuliah dan hangout bersama sahabat-sahabatnya.
Namun saat ini ia hanya bisa menangis di kamarnya. Matanya bengkak, wajahnya pucat. Badannya lemas tak bertenaga. Selama tiga hari ini ia hanya bisa makan beberapa suap nasi. Masa depannya, impiannya, semua seperti buntu dan stuck di satu keadaan, terpaksa menikah dengan seorang duda yang usianya anaknya hanya terpaut dua tahun di bawahnya.
"Lisa berhentilah memangis, appa tidak ingin Mr Oh melihat keadaanmu yang sepeti ini. Dan ini, makanlah." Namjoon menyodorkan sebuah nampan berisi makanan, beberapa potong apel dan air putih.
"Appa, kenapa appa tidak bercerita padaku sejak awal hemm? Jika aku tahu maka aku bisa berhenti berkuliah dan membatu appa bekerja." Suara Lisa terdengar parau karena terlalu banyak menangis.
"Thats not a big deal dear, biaya hidup dan biaya kuliah mu selama ini bukan hal yang terlalu membebani appa. Tapi bisnis appa memang sudah sakit sejak awal, hingga akhirnya appa terlilit hutang. Dan tuan Oh datang untuk membatu appa. Di sisi lain, dia pria yang baik Lisa, appa yakin kamu akan bahagia." Namjoon mengelus anak semata wayangnya, anak yang ia besarkan sendiri sejak sepuluh tahun yang lalu. Ya, sang Istri Lee Jieun yang juga merupakan amma nya Lisa, meninggal karena kanker, sepuluh tahun yang lalu.
"Baik lah appa, asalkan appa bahagia." Lisa memeluk Namjoon, satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini.
***
"Ommo, lihatlah Lisa. Kau sangat cantik." Jennie merasa terpukau dengan Lisa yang sudah dirias dan mengenakan pakaian pengantin. Sahabatnya ini memang sengaja datang dari Daegu untuk menemani Lisa di acara pernikahannya, dengan Oh Sehun.
"Tidak Jen, aku tidak akan memiliki kenangan yang indah tentang hari ini. Jadi aku sama sekali tidak ingin melihat wajahku seperti apa sekarang. " Lisa menjauhkan dirinya dari kaca yang sedang dipegang Jennie.
"Lis, kamu anak yang berbakti. Tuhan pasti akan memberikan kebahagiaan. Bukankan kau bilang tuan Oh terlihat masih 'hot' walaupun ia sudah berkepala empat, hemm?" Kemudian Jennie memeluk sahabat dekatnya itu.
"Cihh, tapi entah kenapa aku seakan memiliki firasat yang buruk Jen. Ditambah anaknya, sangat menyebalkan."
***
Lisa membanting badannya di sebuah sofa di sebuah mansion mewah milih Oh Sehun, yang kini telah menjadi suaminya. "Huhh..." Upacara pernikahan yang dilanjutkan dengan resepsi di sebuah ballroom hotel mewah membuat nya sangat kelelahan. "Kaki ku sakit sekali." Lisa memijat kakinya yang terasa pegal dan sakit.
"Mandi dan beristirahat lah, kau pasti sangat lelah." Sehun mengusap pucuk kepala Lisa. Dengan perlakuan sehun seperti itu, Lisa merasa sedikit tersentuh. Lisa kira, Sehun akan langsung meminta jatah malam pertamanya. Jujur sedari tadi Lisa merasa sangat gugup. Karena selama ini dia belum pernah memiliki kekasih. Bahkan hanya sekedar berciuman pun ia tidak tahu bagaimana rasanya.
"Iya Oppa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Will Be Loved [Republish] - Lizkook ✓
RomanceHubungan gelap Kim Lalisa dengan Jeon Jungkook, kekasih dari putri tiri nya sendiri. Disclaimer Cerita ini terinspirasi dari lagu Maroon 5 - She Will Be Loved Semua Foto atau Vidio bukan milik saya pribadi (Beberapa diambil dari #Lizkook pada Instag...