15 🌺

2.6K 209 5
                                    

"Ayo kita pulang Lisa-ya." Yuna mendekati Jungkook lalu mengecup bibir nya. "Kookie-ah, besok kita ketemuan, kan?" Lalu Yuna memeluk Jungkook. "Jangan khawatir aku sudah maafkan kalian. I love you."

***

"Lisa biar aku saja yang menyetir." Yuna mengambil kunci mobil yang sedang dipegang oleh Lisa, lalu duduk di kursi kemudi.

Sementara Lisa yang tak sempat menolak akhirnya duduk di kursi penumpang di samping Yuna. Sebenarnya ia sedikit khawatir jika Yun yang menyetir karena Lisa tau persis kemampuan menyetir anak tiri nya itu. Tapi malam ini Lisa merasa sangat lelah dan seluruh badan nya terasa sakit karena tadi Yuna menyerang nya habis-habisan.

"Tidur saja Lis, biar nanti aku bangunkan bila sudah sampai rumah." Kata Yuna.

"Baik lah, aku memang sangat lelah."
Sepuluh menit kemudian Lisa tertidur pulas.

'Bagus'. Kata Yuna dalam hati.

Yuna meraih handphone nya dam menelpon seseorang. "Bamie, kau sudah di lokasi?... Baik lah... Aku akan sampai satu jam lagi."

Yuna terus melajukan mobil nya, beberapa saat yang lalu dia berbalik arah dan menuju luar kota Seoul. Seperti ekspektasi nya satu jam kemudian dia sampai di sebuah rumah tua yang nampak kurang terawat, di atas bukit yang jauh dari komplek perumahan. Hanya ada beberapa rumah yang saling berjauhan dan terlihat sepi. Seseorang membukakan pintu pagar yang tinggi nya sekitar dua meter. Yuna menghentikan mobil nya di depan teras bangunan tua itu.

"Kita sudah sampai?" Lisa terbangun namun masih belum bisa melihat dengan jelas. "Yuna kita dimana?"

Seseorang membuka pintu mobil bagian samping Lisa, "s-ssiapa kau?" Tanya Lisa. Orang itu mengeluarkan sebuah sapu tangan putih yang sudah ditaburi Chloroform lalu menempelkannya di hidung dan mulut Lisa, Lisa terus memberontak tapi pria tersebut sangat kuat. Dua menit kemudian Lisa pun tak sadarkan diri.

Pria tersebut mengangkat tubuh Lisa yang sudah tidak sadarkan diri, dibantu dengan seorang pria lain. Lisa dibawa ke sebuah kamar dengan pencahayaan yang kurang, hanya ada sebuah lampu tidur kecil.

"Baringkan dia dan ikat kaki dan tangan nya dengan tali ini." Yuna memberikan seutas tali tambang seukuran jari kelingking. "Berapa lama efek obat bius nya?" Tanya nya kepada pria yang membius Lisa tadi.

"Hanya sekitar tiga puluh menit. Jika terlalu pekat, dia bisa kehilangan nyawa." Jawab pria tersebut.

"Bagus Bamie. Mari kita bicara di ruang tengah." Yuna menarik tangan Bamie

"Jimin, jaga dia." Kata Bamie kepada pria yang membantu nya tadi.

"Aishh kenapa aku?" Tanya Jimin dengan nada kesal.

"Lalu harus kah aku saja?" Tanya Yuna dengan nada ketus.

"Araseo araseo." Jawab Jimin menyerah. Dia memang tidak bisa melawan Yuna. "Aishhh aku tidak menyangka akan terlibat penculikan semacam ini." Kata Jimin sesaat setelah Yuna dan Bamie keluar dari ruangan itu.

Bamie dan Yuna duduk bersebelahan di sebuah sofa. "Huhhh..." Yuna menyandar kan kepala nya di bahu Bamie.

"Yuna, apa kau yakin akan melakukan ini?" Tanya Bamie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuna, apa kau yakin akan melakukan ini?" Tanya Bamie.

"Kenapa? Kau ragu? Jika kau ragu aku bisa melakukan nya sendiri." Yuna balik bertanya. "Kau sudah berjanji akan melakukan apa pun untuk membantu ku Bamie!"

"Tentu saja aku akan melakukan apa pun untuk mu Yuna, tapi menurut ku rencana mu ini terlalu berbahaya. Bagaimana jika akhir nya terungkap oleh polisi?" Tanya Bamie, raut wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Dengar Bam, aku sudah merencanakan ini sejak lama. Dan aku tidak akan pernah mundur atau pun membatalkan nya. Aku harus membalas semua sakit hati dan penderitaan ku di masa lalu. You know how much i suffer, Bamie." Yuna memejamkan matanya. Mengingat kejadian buruk yang menimpanya tujuh tahun yang lalu. "Jika kau ragu untuk membantu ku, mundur lah Bamie. Aku bisa melakukannya sendiri."

Tring tring tring. Handphone Lisa berbunyi. Tadi Yuna tidak mematikan nya dan menaruhnya di atas meja. Terlihat sebuah pesan dengan nama pengirim 'Jungkook'. Tapi Yuna tidak bisa membuka nya karena handphone Lisa terkunci. Jadi ia hanya mendiamkan nya hingga terdapat lima panggilan dan tiga pesan masuk.

"Bukan kah seharusnya kita matikan ponselnya?" Tanya Bamie.

"Tidak, biarkan saja menyala. Setelah Lisa sadar aku akan minta kata kunci hp nya dengan paksa."

Yuna mencoba memejamkan mata nya lagi namun tiba-tiba handphone nya berdering. Kali ini handphone nya sendiri.

"Ne, yeobseo?... Oppa Jin?... Ommo, Oppa sudah sampai di bandara? aku tidak bisa menjemput, Oppa naik taksi saja... Okay...mian Oppa." Kemudian Yuna menutup telpon nya.

"Siapa itu, Jin Hyung? Dia kembali?" Tanya Bamie penasaran.

"Iya, seharusnya aku dan Lisa menjemputnya sekarang." Jawab Yuna.

"Kau sebaik nya pulang Yun, nanti ayah mu marah. Biar aku dan Jimin yang menjaga Lisa." Kata Bamie, sambil mengusap pucuk kepala Yuna.

"Tidak Bamie, aku akan tetap disini. Aku ingin melihat reaksi Lisa saat dia bangun tadi. Haha..." Membayangkan Lisa ketakutan saja Yuna sudah merasa sangat puas. "Aku ingin melihat rasa ketakutan nya." Ia melanjutkan.

Baik Yuna atau pun Bamie nampak nya merasa kelelahan, tanpa disadari mereka akhir nya tertidur pulas. Sementara Jimin yang sedang menunggu Lisa pun tertidur pulas di sebuah sofa yang ada di kamar tempat Lisa disekap tadi.

Lisa mulai membuka mata dan merasakan keram di kaki dan tangan nya. Dia sangat terkejut ketika menyadari bahwa kaki dan tangan nya telah terikat. Kemudian Lisa menoleh dan melihat Jimin yang sedang tertidur pulas.

"S-ssiapa kau?" Tanya Lisa dengan ekspresi yang ketakutan. "Hei kau yang sedang tidur. Siapa kau? Dan mengapa kau mengikatku?"

Jimin yang merasa terganggu dengan suara Lisa mulai terbangun. Dia mengucek matanya yang terasa sangat berat untuk dibuka. "Huh? Kau sudah bangun? Jam berapa ini?" Tanya Jimin, nampaknya setengah dari jiwa nya masih di alam mimpi. "Huaaa sudah jam sepuluh pagi." Jimin berteriak lalu pergi ke luar kamar.

"Hei kau tunggu, kenapa kau mengikatku? Lepaskan aku!" Lisa mencoba menarik tangan nya yang diikat namun sia-sia. Semakin ditarik, tangan nya akan terasa semakin sakit.

"Aah kau sudah bangun?" Tanya Yuna yang tiba-tiba masuk.

"Yyuna, kita dimana? Dan siapa yang melakukan ini? Kenapa tangan ku diikat? Cepat lah lepaskan ikatan tangan ku lalu mari kita pergi dari tempat mengerikan ini, Yun!" Kata Lisa, seperti nya dia belum menyadari siapa dalang dibalik semua ini.

She Will Be Loved [Republish] - Lizkook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang