"Yuna, kita dimana? Dan siapa yang melakukan ini? Kenapa tangan ku diikat? Cepat lah lepaskan ikatan tangan ku lalu mari kita pergi dari tempat mengerikan ini Yun." Kata Lisa, seperti nya dia belum menyadari siapa dalang dibalik semua ini.
"Hahaha... Hahaha..." Yuna tak bisa menahan tawanya. "Sudah lah Lisa, kau tak perlu pura-pura polos!"
"Yuna, kau..." Lisa tak bisa berkata-kata lagi, dia tidak menyangka Yuna akan berbuat seperti ini. "Ahhh..." Lisa meringis kesakitan saat Yuna menjambak rambut nya.
"Kau pikir aku akan dengan mudah memaafkan mu? Kenapa kau bodoh sekali Lisa!" Yuna terus menjambak Lisa. "Jimin... Jimin, kemari lah."
'Jimin? Seperti familiar.' Batin Lisa.
Jimin datang dan berdiri di samping Yuna, "iya Yun..."
"Keluarkan cutter mu cepat." Yuna melepaskan tangan nya dari rambut Lisa, kemudian mengambil handphone dari atas nakas, itu handphone Lisa.
Mengerti dengan apa yang dimaksud Yuna, Jimin langsung mengeluarkan cutter di saku nya lalu mengerahkan nya ke pipi Lisa.
"Apa yang akan kau lakukan? Yuna ku mohon jangan melakukan ini. Aku ini ibu mu Yuna." Lisa merasa ngeri melihat kilatan pisau di depan wajahnya. Namu ia tak bisa mengelak karena tangan dan kaki nya masih terikat.
"Diam lah! Sedikit saja kau bergerak, pisau ini akan langsung merobek pipi mulus mu, Lalisa." Jimin mengancam Lisa."Cihhh! Ibu Tiri, yang meniduri kekasihku!" Yuna bertolak pinggang dengan ekspresi wajah penuh kebencian terhadap Lisa. "Cepat, katakan password handphone mu."
"Untuk apa? Aku tidak akan pernah memberitahumu." Lisa menolak dengan tegas.
Yuna menggerakkan kepalanya memberikan kode agar Jimin melakukan sesuatu.
"Kau yang memaksanya Lis." Jimin mulai menempelkan cutter nya ke pipi Lisa.
"...tidak tidak... Baiklah. Aku akan memberitahumu. 0327. Awwh..." Lisa merasakan perih di pipi nya karena tadi cutter Jimin sempat menggores pipi nya. Meskipun hanya sedikit.
"Bagus." Yuna tersenyum puas lalu meninggalkan ruangan itu.
Kini hanya ada Lisa dan Jimin. "Apa aku mengenalmu?" Lisa menatap Jimin karena ia merasa pernah bertemu sebelumnya.
"Kau, sungguh tidak ingat?" Jimin balik bertanya. Lisa menjawab dengan sekali gelengan kepala.
"Tidak mungkin kau lupa. Kau pasti ingat dengan si bantet!" Kemudian Jimin pergi meninggal kan Lisa yang nampak terkejut.
"Si bantet?" Lisa mencoba mengingat siapa orang yang dimaksud Jimin. "Si bantet Park Jimin? Apa, dia Jimin? Tapi sekarang dia cukup tinggi." Lisa ingat dulu teman sekelas nya di SMA, bernama Park Jimin. Lisa selalu memanggil nya bantet, bukan karena tidak suka atau benci, tapi karena Lisa merasa gemas dengan Jimin yang paling kecil diantara teman sekelas nya yang lain. Hingga hampir semua orang di sekolah manggil Jimin dengan sebutan 'si bantet'.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Will Be Loved [Republish] - Lizkook ✓
RomanceHubungan gelap Kim Lalisa dengan Jeon Jungkook, kekasih dari putri tiri nya sendiri. Disclaimer Cerita ini terinspirasi dari lagu Maroon 5 - She Will Be Loved Semua Foto atau Vidio bukan milik saya pribadi (Beberapa diambil dari #Lizkook pada Instag...