Tirai jendela melambai tertiup angin. Bunyi ranjang yang berderit terdengar tiada hentinya, disertai dengan suara desahan panjang seorang wanita yang dilayani langsung oleh dua pria. Itu adalah kesenangan baginya, satu-satunya hal yang dapat menghiburnya. Tidak terhitung sudah berapa banyak jumlah tangan-tangan kekar yang melingkari leher jenjangnya dan juga menjamah tubuh moleknya. Semua tangan itu bergerak sesuai khendaknya sebab dia bukanlah seorang wanita biasa, dia adalah wanita yang punya pengaruh besar di daratan Persia. Ratu dari salah satu kerajaan terkuat di tepi laut Mediterania.
Maia Bennu.
Rambutnya cokelat dan bergelombang, nyaris menyentuh pinggang. Kulitnya sewarna nektar madu, bersinar di bawah kecupan matahari terik Mediterania. Tatapannya setajam busur panah dengan manik sehijau batu zambrud. Lesung pipi yang menghiasi kedua pipinya jarang kali terlihat karena senyumnya bagaikan permata yang langka. Dia punya wajah aristokrat yang sangat kental, didukung oleh aura tegas penuh kepemimpinan yang jarang ditemukan pada diri seorang wanita. Kendati itu menjadi daya tarik yang paling kuat dan kerap kali membuat para pria terjebak. Mereka yang sudah pernah bertemu dengannya akan menganggap bahwa kecantikan yang ia miliki bagaikan mawar berduri, cantik tapi berbahaya.
Sama seperti kecantikannya, rumor buruk tentang dirinya juga menyebar luas hingga ke sepenjuru dunia. Dia terkenal sebagai seorang ratu yang suka bersenang-senang di ranjang. Dia dapat menjadi janda begitu nakal dan licah, bergerak seperti singa betina saat ia berhasil menemukan pria yang menarik perhatiannya. Terkadang satu, dua, atau tiga, sudah tidak terhitung jumlahnya.
Maia memuja mereka sebagai ciptaan Tuhan yang indah tapi dia tidak bodoh, dia tahu para pria adalah musuh yang nyata bagi kaumnya sehingga dia amat sangat berhati-hati dan hanya mengambil apa yang ia butuhkan dari mereka.
Kepuasan.
Bibir sang ratu melumat rakus bibir seorang pemuda yang berada di sisi kirinya, sementara itu pemuda yang berada di sisi kanannya memompa ke dalam tubuhnya yang lentur dengan dorongan yang kuat dan kasar, seperti yang ia sukai. Senandung hasrat terdengar menggema memenuhi setiap sudut kamar, memberikan kesenangan tersendiri bagi Maia ketika tubuhnya diapit oleh dua tubuh yang gagah dan kekar. Bibirnya berpindah dari bibir yang satu ke bibir lainnya, secara bergantian, tangan-tangan Maia menyentuh tubuh mereka dengan putus asa secara bersamaan. Dia menyukai bau primitif yang keluar dari peluh mereka yang bersatu, dia menyukai erangan berat dan parau dari dua pria yang memuja tubuhnya.
Maia merintih pelan saat rongganya merenggang menerima kejantanan lain yang masuk ke dalam celahnya perlahan-lahan. Mereka menghujannya secara bergantian. Sesaat matanya terpejam merasakan kegembiraan luar biasa yang memuncak di dalam dirinya. Terlalu besar untuk dinikmati dan terlalu sulit untuk diabaikan, sehingga dalam waktu yang begitu singkat sosok molek yang diapit itu pun meledak.
"Ouhhhh!!" desahan panjang meluncur dari bibir Maia, dia tidak menyebut nama siapa pun karena jujur saja dia tidak ingat nama mereka dan dia tidak peduli.
Kedua pria itu mendekap tubuhnya erat, dan semakin menunjukkan kesungguhan mereka dalam melayani kebutuhannya. Kulit mereka yang licin saling bergesekkan, di atas peraduan yang luas itu mereka menggeliat bersama-sama di dalam gelombang kepuasan yang mereda dan menciptakan gejolak yang baru yang membuat Maia menjadi lebih liar daripada sebelumnya.
Dengan lincah lidah Maia membelit lidah pria yang berada di hadapannya, sementara itu dia dapat merasakan kecupan basah pada tengkuk dan bahunya, "Lebih cepat" dengan suara yang merintih Maia memberikan perintah. Mereka serempak bergerak lebih cepat menghujam ke dalam tubuhnya, membuat Maia mabuk akan gairah yang memuncak. Dia akan datang untuk yang kesekian kali dan dia ingin segera mengakhiri ini.
Tubuh Maia menggelinjang di antara dua tubuh kekar itu. Kuku-kukunya tenggelam pada pundak mereka. Kedua pria itu menyusulnya, mereka menarik diri sebelum menumpahkan bukti pelepasannya. Hembusan nafas yang tersengal saling bersahutan, sejenak ketiganya terdiam mencoba memenangkan diri setelah dahsyatnya gempuran puncak pelepasan. Maia adalah orang yang pertama turun dari ranjang dengan selembar selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ia memandangi kedua pria itu dengan tatapan dinginnya lalu berkata, "Kalian bisa pergi sekarang, dan katakan kepada pelayanku untuk datang"
"Baik, Yang Mulia"
Maia berbalik dan melangkah munuju ke sebuah sofa yang berada di dekat jendela sementara kedua pria itu mengenakan pakaian lalu meninggalkan kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya yang puas dan lelah pada sofa itu lalu menghisap sesuatu yang dapat menenangkan jiwanya sembari memandangi langit malam yang indah. Ini adalah kegiatan yang paling dia sukai, duduk sendirian dengan pikiran yang kosong setelah bercinta. Katakanlah dia gila karena sejatinya gila itu bukan hanya gangguan jiwa, tapi juga kebutuhan bagi orang-orang yang sudah muak untuk menggunakan akal sehatnya.
Akhir-akhir ini bangsa Romawi yang ingin menaklukkan wilayahnya membuat dia merasa jenuh. Mereka terlalu angkuh karena berpikir bisa mendapatkan seluruh Persia di dalam genggamannya seperti mereka menaklukkan Mesir. Yang Maia inginkan adalah mengusir mereka dari tanahnya secepat yang ia bisa. Tapi untuk itu dia butuh bantuan, sebab dia tidak naif dia akui bangsa Romawi itu kuat dan cerdik, tidak ada satupun kerajaan yang bisa melawan mereka sendirian.
Oleh karena itu, Maia membentuk Empire of Mediterranean, himpunan kerajaan-kerajaan di sekitar Laut Mediterania yang siap untuk bersekutu melawan penjajahan bangsa Romawi atas tanah Persia. Kerajaan yang bergabung di dalamnya adalah Kerajaan Kallistar sendiri, Dinasti AlTamanni, Kerajaan Irea, dan Kerajaan Albagard. Seharusnya ada satu anggota lagi yaitu Dinasti Alynthi, tapi sang emperor menolak mentah-mentah penawaran Maia untuk bergabung sebab mereka terlalu pengecut untuk melawan bangsa Romawi.
Tiga sekutu telah sampai di Kale pagi ini. Kerja sama yang ia bentuk tidak hanya menguntungkan dirinya tapi juga setiap kerajaan yang merupakan anggota dari Empire of Mediterranean. Armada perang yang Maia punya siap untuk pasang badan apabila bangsa Romawi menyerang tanah mereka, karena rencana Romawi adalah menaklukkan seluruh Daratan Persia, bukan hanya Kallistar saja.
Suara ketukan pintu terdengar, Maia mengambil hisapan terakhir lalu berkata, "Masuk"
Pintu terbuka, Maia pikir yang datang adalah Noor, pelayannya, tapi ternyata itu adalah Bahari, penasehat kerjaan tertua, "Yang Mulia Ratu"
"Bahari? Apa yang membuatmu datang malam-malam begini?"
Bahari tidak berani mengangkat pandangannya mengingat Maia yang duduk di sofa hanya mengenakan selembar selimut untuk menutupi tubuh polosnya, "Rombongan Dinasti Alynthi telah tiba Yang Mulia"
Maia terkejut, dia sontak bangkit dari sofa dan berbalik menatap Bahari dengan dahi yang menekuk, "Dinasti Alynthi?" tanyanya. Maia merasa heran, mengapa Dinasti Alynthi yang menolak untuk bersekutu mendadak tiba di Kale tanpa kabar sebelumnya?
"Ya, Yang Mulia, mereka datang untuk membantu mengusir bangsa Romawi dari tanah kita" jawab Bahari.
Oh.
"Bawa mereka ke aula, aku akan menyambut mereka di sana. Di bawah pimpinan siapa mereka datang?"
"Pangeran Mahkota Kaan Malik, Yang Mulia"
Kaan Malik? Maia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi baiklah mari kita lihat apa yang membuat Dinasti Alynthi mendadak berubah pikiran dan memutuskan untuk menjadi sekutunya.
- TBC -
Siapa nih yang suka karakter cewek yang femme fetale? Ikutin terus ceritanya ya😘
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Queen's Bed (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Di tengah peperangan yang sedang terjadi di antara Kallistar dan Romawi Maia Bennu, Ratu Kallistar, tertarik pada Pangeran Kaan Malik, putra mahkota Dinasti Alynthi yang mana adalah sekutunya sendiri. Ka...