"Pangeran Kaan!!"
Kaan menggeram, ia membungkam bibir Maia dan melumat rakus bibir sang ratu dan memberikan apa yang Maia butuhkan. Kejantanannya bergerak dengan sangat liar di dalam kerapatan wanita itu. Tubuh mereka berdua sama-sama berguncang di atas peraduan. Kaan menumpahkan segenap hasrat dan kebutuhan yang selama ini ia pendam terhadap Ratu Kallistar.
Nafas keduanya saling bersahutan. Dengan sangat nyata Maia dapat merasakan gesekan kebutuhan Kaan Malik yang begitu besar, menggempurnya seperti seorang lelaki sejati. Sudah cukup lama Maia tidak terjebak bersama pria yang benar-benar perkasa di ranjangnya, hanya pria seperti kaan yang mampu mengatasinya karena Maia adalah seorang wanita yang sulit untuk merasa terpuaskan, ini adalah alasan mengapa Maia selalu memiliki dua orang pria bahkan lebih di ranjangnya ketika gairahnya sedang memuncak dan tidak dapat teratasi.
Maia menjerit mencapai puncak untuk yang ke sekian kali. Pikirannya melayang bersama kenikmatan yang ia rasakan. Kaan menenggelamkan miliknya hingga titik yang paling dalam hingga Maia tidak dapat bernafas selama beberapa detik. Kejantanan lelaki itu memenuhi miliknya, membuat Maia merasa penuh dan sesak.
Lagi, cairan dengan sangat deras mengalir keluar dari kewanitaannya begitu kaan menarik diri. Gairah berdenyut-denyut selaras dengan nadinya, sejenak Kaan membiarkannya menggeliat resah mengatasi orgasme panjang yang masih melandanya.
Maia menenggelamkan dua jemarinya ke dalam celahnya yang basah, melihat apa yang wanita itu lakukan lantas membuat Kaan mengumpat pelan. Maia menjadi lepas kendali ketika mengatasi puncaknya sendiri, dia menjadi semakin rakus dan liar sehingga Kaan kian bergairah dan tidak sabar untuk kembali bersatu bersamanya di dalam irama yang kacau.
Namun, Kaan mencoba untuk menguasai diri. Sejenak ia berhenti dan membiarkan itu terjadi. Sepasang mata Kaan yang tajam tanpa kedip mengamati dua jemari lentik yang terjebak di dalam lubang kenikmatan itu. Kedua kaki Maia terbuka lebar sementara jemarinya bergerak dengan sangat liar menggempur kewanitaannya sendiri. Tubuh molek itu menggeliat ke kanan dan ke kiri dan kulit kecokelatannya begitu licin oleh peluh dan nafsu birahi. Melalui tatapan matanya Maia memohon kepada Kaan untuk disentuh lagi dan lagi. Dengan cara yang lebih buruk, Maia ingin Kaan menyiksa kebutuhannya yang berada di ujung tanduk.
Membungkuk, Kaan meraup malaikat yang sedang bergairah itu ke dalam gendongannya. Maia masih mencoba untuk memuaskan dirinya sendiri ketika Kaan membawanya menuju ke sebuah meja dan mendudukannya di sana. Ia menyingkirkan dua jemari yang menyumpal kewanitaan Maia dan tanpa peringatan ia menggantikan jemari itu dengan keperkasaannya yang membengkak sehingga sang ratu pun berteriak.
"Ohhh Kaan!!"
Kaan mengangkat pinggul Maia lebih tinggi sebelum dia tenggelam lebih jauh di dalam celah yang menjepit itu. Suara Maia yang serak terdengar lagi, kali ini gadis itu memuja bagaimana cara Kaan Malik yang bercinta selayaknya pria sejati. Kaan mulai bergerak menghujam celah Maya dengan kuat dan dalam. Menunjukkan kepada wanita itu berapa indahnya kenikmatan duniawi. Bunyi milik mereka yang bersatu terdengar keras dan menggema di setiap sudut kamar sang ratu, bunyi itu membangkitkan hasrat Kaan untuk bergerak dengan lebih cepat lagi.
Tubuh Maia berguncang menerima setiap dorongan Kaan. Payudaranya bergerak bebas sementara sepasang tungkainya gemetaran. Mengambil satu tangan Kaan, Maia membimbing tangan lelaki itu untuk melingkari lehernya. Kaan menggeram, ia mencengkeram lembut batang leher Maia sambil terus menghujam celahnya yang berdenyut kencang dan meronta.
"Kau ingin datang lgi?"
"Yahh...." sahut Maia, dengan suara yang serak dan lirih.
"Datanglah cantik, basahi aku dengan cairanmu yang manis"
Mencengkeram tepian meja yang runcing, Maia datang dengan begitu dahsyatnya. Jemari kakinya menekuk erat, sementara matanya terpejam. Kaan terus menggempur ke dalam tubuhnya, tak ingin melewatkan sedetik pun kesempatan untuk memberikan yang terbaik kepada Maia.
Di tengah perasaan yang luar biasa itu Maia merasakan kepuasan yang tak terhingga, ia tenggelam jauh dalam orgasmenya sehingga tak sedikit pun suara terdengar dari bibirnya selain nafasnya yang berhembus kencang. Kecemasan melanda Kaan saat ia melihat wajah sang ratu yang berubah menjadi merah padam. Air mata yang mengalir dari sudut mata wanita itu membuat Kaan berhenti menggerakkan pinggulnya. Ia menarik Maia untuk duduk lalu memeluk tubuhnya yang gemetar dan rapuh sambil bertanya, "Apakah aku terlalu berlebihan Maia?"
Maia menggeleng di dalam dekapannya, "Tidak, kau mengagumkan Kaan"
Kaan terkekeh pelan, ia kembali menggendong tubuh Maia dan kali ini ia mendudukkan dirinya di lantai yang dingin. Kaan merebahkan tubuhnya di sana lalu menatap Maia yang berada di atas pangkuannya dan berkata, "Lakukanlah"
Wow, Maia tidak pernah diperintah sebelumnya, tapi melihat bagaimana cara Kaan menatapnya membuat pinggul Maia bergerak begitu saja. Kedua telapak tangannya menekan dada Kaan yang bidang sementara pinggulnya bergerak liar sesuai keinginan Kaan. Gesekan demi gesekan itu membujuk Maia untuk datang lagi. Miliknya berdenyut dengan kencang sehingga ia tidak lagi mampu bertahan, Maia jatuh di atas tubuh Kaan Malik tapi terus menggerakkan pinggulnya untuk lelaki itu.
"Kau bercinta seperti kuda liar Kaan" bisik Maia di permukaan bibirnya.
Pelipis Kaan berdenyut, ia mencoba untuk mencium Maia namun gerakan pinggul Maia yang berubah menjadi pelan dan sensual membuatnya sontak menggeram, "Aku bersumpah ini tidak pernah terjadi sebelumnya, kau mengubahku menjadi sesuatu yang lain"
Maia tertawa, "Bukan sesuatu yang lain Kaan, ini adalah dirimu yang sebenarnya" Maia mengecup sudut bibir lelaki itu kemudian berbisik, "Kau harus datang sekarang Kaan, aku tidak punya lebih banyak tenaga untuk bercinta lebih lama"
"Ya, aku sudah sangat dekat"
Kaan mencengkeram kedua sisi pinggul Maia dengan erat, ia mengangkat pinggul itu ke atas kemudian mendorongnya ke bawah dengan kuat sampai menelan keseluruhan dari miliknya. Keduanya sama-sama mengerang. Maia yang datang dengan tidak terduga menggelinjang di atas tubuh Kaan yang basah, sementara itu Kaan menumpahkan begitu banyak cairan pelepasan yang membuatnya merasa lebih ringan dan lega.
Tubuh mereka diserang oleh rasa letih yang luar biasa, tapi kenikmatan yang tak terhingga mampu membayar segalanya. Kaan merangkum wajah Maia yang lelah dan terpuaskan, ia merasa senang karena ia mampu menjinakkan merpatinya yang liar dan menjadikan malam ini sebagai malam yang tak terlupakan bagi mereka berdua, begitu pula dengan malam-malam berikutnya.
— TBC —
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Queen's Bed (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Di tengah peperangan yang sedang terjadi di antara Kallistar dan Romawi Maia Bennu, Ratu Kallistar, tertarik pada Pangeran Kaan Malik, putra mahkota Dinasti Alynthi yang mana adalah sekutunya sendiri. Ka...