4.

1.9K 167 11
                                    

"Kenapa dunia berputar, gak kotak aja sich. Kenapa pula pelangi harus warna warni gak orange aja kayak wattpad. Kenapa juga harus ngomong kalau suka pria. Kan gak bakal serumit ini." Guman Zon. Kehidupan nya serasa terus berputar di sekeliling Saifah.

Zon kini duduk dikursi tunggu disebuah apotek dekat persimpangan jalan. Asam lambung Zon tiba tiba naik dan kini Saifah tengah menebus obat di kasir. Zon menatap tubuh jangkun itu yang mengenakan kaos putih dengan kemeja almamaternya.

"Kenapa Saifah begitu tinggi, kulitnya putih, dan......BAIK." Malaikatnya datang.

"Ha....kita gak akrab, dan Saifah gak sebaik itu. Mungkin....."Demitnya ikutan nimbrung.

Zon mengacak rambutnya prustasi. Kalau dibiarin terus ternyata dia bisa gila sendiri.

"Kenapa harus Saifah...?"
Gerutu Zon dikala saat kemarin dia mengikrarkan tentang rasa sukanya. Zon menyesal harus bilang itu disaat ada Saifah dan menggandeng tangan pria bermata sipit itu. Zon lupa kalau ada pihak ketiga bahkan pihak keempat yang bakal mengamini. Dan Zon benar benar tidak bisa menghindari ini.

Zon hanya bisa diam sampai Saifah datang. Perutnya semakin lama semakin tidak terasa sakit lagi. Dan itu membuatnya sedikit lega.

"Pemicu asam lambungmu itu bukan karna telat makan Zon. Kenapa? "Saifah bertanya. Mungkinkah Zon ada masalah dirumah yang membuatnya sangat stress. Bahkan tadi Saifah menemukan Zon dipinggir jalan clingukan gak jelas nyari taxi padahal biasanya dia tak pernah melewatkan mobil yang selalu mengantarnya bahkan menjemputnya. Saifah penasaran.

"......."Zon diam.

Saifah kamu itu harus ekstra sabar eoh ngehadepi cowok yang lama koneknya.

"Ada apa sebenarnya Zon?"Saifah bertanya lagi.

"Kenapa harus kamu yang muncul terus, kamu gak punya jaring laba laba (spiderman), gak punya sayap (superman), atau kuda putih (zorro)."Zon mulai ngaco. Kebanyakan nonton serial anak ya gini. Terlambat dewasa. Jelas ditipu Elma ya diiyain, pacar selingkuh diikhlasin, dan sekarang tambah gila ini satu anak orang karena pilihan cintanya yang diapun belum siap lahir dan batin.

"Aish....bisa jalan sendiri kan? Aku ada ujian nanti terlambat."Dan kini Saifah memilih meninggalkan Zon lebih dulu untuk sampai parkiran. Nunggu Zon jawab kelamaan, mau ngomong tentang meminta jawaban itu tambah buang buang waktu.

"Fah....."

"Saifah......."

Zon terus memanggil Saifah yang jalannya lebih cepat darinya.

"Apa lagi?"Saifah bernafas kasar. Dan kini sudah membuka pintu mobilnya. Untung Zon gak jadi muntah jadi Saifah gak perlu punya pekerjaan lain buat nyuciin mobilnya.

"Kenapa sich, tinggal jawab doang!"Zon mulai murka.

Hadeh..... Biasa cinta awal itu berantem tapi gak usah norak gini ah. Itu orang yang lewat kan jadi punya persepsi sendiri. yang kebetulan fudhan fujhos asli kan langsung jejeritan. Kalau yang lihat homopobia langsung dah sumpah serapah.

"Emang kamu kasih pertanyaan aku gitu dari tadi. Gak ada pertanyaannya Zon aku harus jawab apa coba?"Saifah menunduk dan menatap Zon dan kini kembali menatap mobilnya. Tangannya reflek mulai mukul mukul atap mobilnya. Sungguh kita harus tahu betapa prustasinya Saifah itu.

"Ehem....... Maaf mas nutupin jalan." Ada orang yang mau masuk kedalam apotik tapi zon malah berdiri tepat didepan pintu. Hadehhh, ini mirip sinetron alay.

"Kalau mau cinta cintaan gak usah disini!' Pelanggan lain yang mau masuk kedalam apotik menggerutu. Ditambah usir kasar gituh dia juga sempat mendorong Zon untuk menjauh.

saifahZon story (bxb)TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang