Membayangkan kembali bagaimana rasa plum itu menempel. Seperti ubur ubur tengah menari diperut. Zon bergidik untuk mengingat kejadian yang tak terduga itu.
Tapi kini Zon malah memutuskan untuk satu mobil dengan Saifah dan pergi menginap. Tentunya dirumah Saifah, sebab dirumah tadi Zon buru buru kabur setelah tahu nyatanya Zee pulang bersama Elma. Pengkhianatan di depan mata itu seperti ngiris bawang. Mata pedih, eh tangan keiris pisau. Perihhhhhhhh.
Mau marah, Zon bukan tipe yang bisa marah marah pada Zee sang kakak yang selalu diidolakan. Jadi Zon memutuskan untuk kabur saja dan meminta ijin kepada mamah dan papahnya untuk menginap. Sedikit memaksa dan bilang banyak tugas. Sebab dirumah Zon juga banyak aturan bahwasanya tidak boleh menginap diluar rumah kalau tidak ada alasan yang tepat, akurat tajam dan terpercaya tentunya dengan bukti bukti yang telah disodorkan dan mendapatkan AAC dari kedua orangtua Zon yang killer itu. Atau pilihan terakhir orangtua Zon rela kalau rumah mereka jadi base camp semua anaknya daripada melihat anak anaknya menginap diluar. Ah, pokoknya orangtua Zon begitulah.
......
Zon menatap Saifah yang tengah mengemudi, lalu berbalik lagi menatap jalan. Lalu beberapa menit kemudian Zon melakukannya lagi dan kali ini? Tatapan maut itu nyatanya tak mendarat mulus.
Mata sipit Saifah menatap mata Zon yang belok itu. Dan akhirnya suara jangkrik pun terdengar. Kodok pun juga ikutan untuk nimbrung diseries ini.
Canggung.
"Lupakan kejadian tadi."Sungguh Saifah ingin mengatakan itu tapi dia urungkan saat dia mendengar pengakuan Zon dan itu sangat mengejutkannya.
"Kamu mencuri ciuman pertamaku!"Celetuk Zon seperti bayi yang baru saja dot minumnya jatuh tanpa isi. Manyun dan seakan meronta ingin lagi. Saifah bingung dan ingin sekali tersenyum saat melihat ekspresi Zon.
"What!!! Are you kidding me. Two month what the hell are you doing. Zon you arggggggggh?. Are you stupid or naive......" Saifah prustasi. Ada bayi yang baru merengek ciuman pertamanya raib melalui bibirnya. Jangan salahkan Saifah, salahkan lantainya yang licin. Ups, tetap saja biang keroknya Zon. Kenapa dia duduk dengan baju basah itu. Tapi tetap saja bubur nya udah basi. Gak ada reka adegan ulang. Parahnya, dua bulan pacaran ngapain aja? Lihat lihatan doang. Gandengan tangan aja Zon enggak pernah. Lugu ma dungu kadang gak jauh beda.
"........."Zon diam. Bukan dia merasa terolok tapi dia bego dan teramat bego dengan bhs. Inggris. Intinya itu, jadi dia gak bisa jawab Saifah.
"Cccccck."Saifah berdecih kala melihat Zon hanya diam dan seolah mengganti topik kegiatannya. Zon kini tengah mengotak ngatik radio di mobil Saifah.
Klik.
Pergi di hari minggu
Bersama pacar baru
Naik vespa keliling kota
Sampai binaria
Hatiku jadi gembira
Sesampainya disana
Duduk dua duaan
Makan roti buaya
Dengan lagu kita
Kita menari bersama
Dibatang pohon kan ku ukir nama kita
Tanda sayang selalu........Piknik'72/ naif.
"Naif...."Zon menekankan kata katanya. Saifah menelan ludahnya, dikiranya Zon mulai konek dengan olokkannya tadi. Tapi sebenarnya tidak.
"Ya kamu naif." Saifah sedikit terganggu dan mulai bicara jujur agar Zon mengerti.
"Aih, siaran radionya gak banget. Kenapa harus lagu naif yang muncul di hari yang menyedihkan seperti ini."Lalu Zon memilih mematikan radionya.
"What.....!!"Saifah makin prustasi. Ada anak kucing dungu disampingnya. Nyatanya Zon emang gak konek dari tadi.
"Saifah aku gak bisa bhs inggris jadi stop !!!. Bilang, ngomong, bercakap degan bhs inggris aku gak ngerti." Zon menjelaskan, sedari tadi Saifah ngomong panjang kali lebar dengan bhs inggris Zon gak tahu artinya walau seuprit. Dan parahnya Zon itu paling bego kalau naroh tanda baca disetiap omongannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
saifahZon story (bxb)Tamat
Fantasyketika kamu bilang TIDAK disitulah ada rasa IYA didalam lubuk hati yang paling dalam.