Zon sampai dan kini dia lagi clingukan. Mencari seseorang yang datang untuk menjemputnya. Wahasil zonk, hela wong dia aja ditipu. Untung gak diserahin sama orang jahat itu anak. Dan Zon masih bersikap positif dia mencari peta kota Seoul. Mencari tempat yang akan dia tuju sesuai dengan arahan dosen dan teman temannya sebelum ponselnya mati.
"Nanti aja pinjam charger ke teman."Niat hati Zon ingin pinjam charger diresepsionis bandara tapi dia urungkan dia memilih berangkat sendiri menuju tempat yang sudah disepakati.
Naik taxi. Untung bhas Korea Zon gak hancur hancur banget. Biasa dalam keadaan darurat semua yang gak bisa jadi bisa. Setidaknya dia bisa melewati waktu ini untuk mencari taxi dan menuju tempat untuk dia bertemu teman temannya.
Beberapa waktu kemudian setelah perjalanan cukup jauh akhirnya Zon sampai ditempat yang dituju. Bukan kampus, bukan pula hotel, apalagi menemukan teman temannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepi sekaligus mengerikan ditambah saat tiba dalam keadaan malam. Zon benar benar bingung harus bertanya pada siapa. Ponselnya mati dan dia tidak menemukan telpon umum atau sekedar menyapa masuk kedalam toko minta bantuan. Bau alkohol menyeruak bahkan banyak orang orang yang kini tengah menggodanya.
"Hey tersesat kawan?'Tanya salah seorang pria mabuk bersama tiga temannya.
"Tidak, aku hanya lagi destinasi tempat horor, teman temanku ada dibelakang." Bohong Zon untuk menyelamatkan diri.
"Aku sedang memotret kalian pergi saja."Alasan Zon dan dia mencoba membuktikannya dengan memperlihatkan kamera yang ia pegang. Tapi setidaknya hari ini dia tidak bertemu pria mabuk yang jahat dan Zon ditinggal sendirian dan keempat pria mabuk itu pergi begitu saja.
Krupuk...
Perut Zon mulai minta diisi. Tapi dia tidak menemukan kedai makan yang buka. Yang ada hanya bar bar dan club malam yang buka. Jelas disana gak ada nasi pecel.
"Apakah tugasnya mencari beberapa club malam yang ada diKorea ya. Tapi kenapa harus sejauh ini. Apa faedahnya juga."Gerutu Zon dan berjalan lagi sembari menenteng kopernya yang untungnya tidak berat.
Zon kini berjongkok digang dan berusaha melihat sekeliling kali aja ada orang yang waras lewat dan bisa dimintai bantuan.
"Lantas dimana hotel yang disewa ya, kemarin aku belum sempat lihat . aih....."Zon menggerutu lagi. Seharusnya dia catat saja hotel dimana ia menginap. Kalau ada, toh pesan group itu pun mendadak menghilang. Dan Zon sendiri tak tahu kalau itu dinonaktifkan karena memang ponselnya mati.
Berjalan lagi, berharap dia mendapatkan jalan besar. Dan menemukan polisi yang lagi brpatroli. Untung otak Zon kali ini encer jadi dia tak perlu menghabiskan airmatanya untuk menangis dan diapun memilih mencari cara agar bisa menemukan tempat yang ramai.
Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi dan Korea sangat sepi. Zon masih berjalan dengan sisa tenaga dan mengabaikan perutnya yang keroncongan.
"Study tour paling ekstream sepanjang sejarah.'Zon tersenyum lebar saat ini. Bukan karna ia menemukan hotel, atau tempat keramaian. Tapi dia menemukan pemandangan indah kota seoul diatas bukit. Nyatanya Zon yang terus berjalan tanpa mempertimbangkan langkahnya. Dia lagi naik apa turun tahu tahu dia mendapatkan pemandangan yang indah.