Dalam pesawat.
Saint mengawasi Elma yang kini duduk disamping Zee. Pura pura sedih dengan Zon yang kini berada di Korea yang sejatinya sudah sampai dan belum ada kabar. Telpon Zon belum bisa dihubungi.
"Maafin aku Zee, seharusnya aku tahu kalau dosen magang itu ada niat jahat ke Zon."Elma kini menaruh kepalanya pada pundak Zee. Pesawat akan lepas landas dan pramugari dengan tenang mengarahkan penumpang untuk memakai sabuk pengaman mereka.
"Tidak apa apa sayang. Kamu juga gak salah ini kecelakaan dan Zonnya saja gak peka. " Zee menyalahkan Zon yang bego bin ajaib sembari bernafas lelah. Sedangkan dipinggir jendela pesawat Saint masih mengamati dan terus merapalkan doa agar Zon gak beneran diculik. Atau dibawa orang yang punya niat jahat. Saint maunya Zon ditemukan oleh orang baik saja macam dirinya. Karna Saint pun tahu wajah prustasi Zon waktu itu.
Sungguh kasihan ish ish.
"Terimakasih Saint sudah meluangkan waktu untuk membantu." Zee menatap Saint untuk berterimakasih kepada Saint yang mau membantu hari ini. Padahal kemarin keduanya pun sedang tidak dalam suasana hati yang baik.
"Iya, ini salahku juga kenapa aku gak peka dengan isi chat pesan GC yang nyatanya tipuan belaka."Ucap Saint mengintimidasi sembari menatap Elma kesal. Sedangkan yang ditatap kini pura pura gak lihat dan masih masuk untuk merayu Zee.
"Pesan GC....? Apa kamu benar sempat melihatnya?"Tanya Zee dan kini Saint malas cerita lebih lanjut, malas bilang Elma juga ada dichat tersebut. Mau diceritain panjang kali lebar sama dengan lingkaran pun sudah jelas Zee gak akan percaya. Orang naif dan sangat mencintai pasangannya itu tak mudah untuk dibukakan matanya. Terlalu banyak bergaul ma si buta deh. Gua hantu emang itu si Zee. Kesel jadinya!!!!!
"Kamu nanti juga tahu lewat ponsel Zon dan siapkan hatimu saja!!" Saint kini memilih menutup matanya dan tidak ingin melanjutkan pembicaraan itu.
"Saint apa maksudmu, sedari tadi bernada ketus dan ada apa dengan tatapan itu?"Zee jadi ikutan emosi. Hawa yang dikeluarkan Saint gak enak. Jadi ngebikin suasana hatinya kesal. Selain memikirkan Zon yang hilang, sang mamah yang harus terbaring dirumahsakit. Dan kini Zee harus melihat tampang manis yang terlihat devil itu.
"Argggghhhhhhh, sudahlah aku mau tidur. Jangan berisik!!!"Saint mengabaikan Zee. Dan kini terlihat Elma kalang kabut karena dia merasa kalau Saint tahu isi chat itu. Tapi Elma sedikit bersyukur untuk detik ini karena Saint tutup mulut dan diapun harus putar otak untuk memanipulasi Zee lagi.
"Kalau gk ikhlas gk perlu ikut.".Gerutu Zee dan kini diapun ditenangkan Elma.
"Sabar sayang, abaikan dia."Elma kini menepuk dada Zee dan tak lupa ciuman itu.
"Aku merasa bertanggungjawab karena melihat tante jatuh pingsan." Ucap Saint bangun dari kursinya dan pergi ketoilet.
Jlep
Zee merasa kata kata itu menusuk hatinya. Sedari tadi menggerutu tentang Zon yang bego. Sedangkan sang mamah sangat khawatir karna memang Zon putra yang lambat. Dan kini ada yang benar benar peduli dengan keluarganya, Zee merasa Saint memanglah baik. Terkesan dari awal mereka berantem, Saint yang kasar, ketus bahkan suka memukul. Zee tidak suka tapi makin kesini Zee merasa nyaman........
Zee kini berniat mengikuti Saint ke toilet untuk berterimakasih.
"Kenapa mengikutiku?!"Bentak Saint kesal. Zee berada dibalik pintu mengagetkannya.
"Aku hanya ingin berterimakasih."Zee menatap Saint tajam. Dan memang Saint disini lebih kecil dari Zee.
"Baiklah, kalau begitu lakukan untukku."Saint menarik tangan Zee dan kini keduanya masuk dalam bilik toilet yang sangat sempit itu.
Kaget
Dugun
Dugun
Karena memang sempit dan diisi oleh dua orang. Makin panas itu ruangan.
"Ada apa? Nanti ditegor pramugari?"Zee kebingungan dan karena itu dia memelankan suaranya takut ada orang yang salah paham.
"Sepertinya resletingku nyangkut."Saint menyerah dia kebingungan. Itu tidak rusak tapi sulit untuk ia naikkan.
"Aish....!!"Guman Zee dan diapun berjongkok didepan Saint. Yaps, tepat untuk melihat anaconda yang malu itu.
"Gini aja tidak bisa. Lain kali pakai kolor saja!!"Zee masih menggerutu, dan diapun berhasil menaikan resleting yang tadinya macet itu. Sedangkan yang tengah berdiri hanya bisa menyembunyikan wajah merah.
"Terimakasih."Saint berterimakasih dan hendak keluar namun Zee menahannya. Sangat dekat wajah keduanya hingga terasa nafas panas itu.
"Apa isi pesan chat itu?"Tanya Zee yang nyatanya masih penasaran.
"Periksa saja ponsel kekasih jalangmu itu!!"Saint murka karena didepannya gk kalah bego dari si Zon dan nyatanya orang didepannya kini terlihat sangat kesal. Bagaimana gak kesal pacarnya dikatain orang yang kemarin Elma bilang Saint menyatakan cinta dan Elma tolak.
"Sial, bisakah mulut manis itu tidak mengeluarkan kata kata kasar!!"Zee kesal kenapa Saint yang manis harus suka sekali melontarkan kata kata kasar.
"Suka sukaku. Mulut mulutku."Saint melempar muka dan dia ingin keluar tapi Zee masih menahnnya.
"Apa ini karena cintamu ditolak Elma, sehingga kamu menyimpan dendam padanya?"Zee bertanya dengan serius dan kini yang ditanyapun langsung tertawa kecil dihadapan Zee.
"Kenapa harus aku menyatakan cinta pada perempuan itu. Dan aku harus mencintainya dan marah ketika dia bersamamu."Saint mencibir.
"Dia Elma!!"Zee menyebutkan nama Elma. Zee gak mau pacarnya disebut perempuan itu, bahkan kata jalang.
Cup
EumpppppCiuman kilat dengan lumatan kecil itu sanggup membungkam mulut Zee.
"Aku lebih tertarik padamu daripadanya. Kalupun diijinkan aku juga akan melihat Zon yang polos daripada kamu. Bego!!"Saint melirik Zee dan karna pegangan Zee melemah sebab kaget kini Saint berhasil keluar dari bilik toilet yang sempit itu.
Sedangkan yang tertinggal kini hanya bisa mengumpat kasar sambil mulai memukulkan tangannya pada pintu toilet sempit itu. Itu bukan perasaan senang karena ciuman pertama dari seorang pria. Tapi Zee sangat sangatlah merasa jijik dan ingin muntah.
Tbc
Abaikan typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
saifahZon story (bxb)Tamat
Fantastikketika kamu bilang TIDAK disitulah ada rasa IYA didalam lubuk hati yang paling dalam.