Pagi yang cerah dan kali ini hati Zon pun sangat cerah. Itu terlihat dari senyumannya hari ini.
"Hay....."Zon tiba tiba melompat didepan Saint di bandara internasional tempat Saint bekerja. Spontan itu membuat Saint bingung. Anak kucing kemarin terlihat begitu galau dan kini raut wajahnya sangatlah bahagia. Apakah dengan sekali kecewa bisa membuat orang benar benar gila? Itu yang kini terfikirkan di hati Saint.
"Ini Zon kan? Zon yang kemarin?"Saint memastikan. Kali aja dia salah, mungkin yang ada didepannya orang gila yang baru kabur dari RSU jiwa. Tersenyum dan melompat lompat girang.
"Iya kak Saint, ini Zon. Zon yang kemarin."Zon kegirangan dan masih melompat lompat kelinci didepan Saint. Pikiran Saint tiba tiba gak konek sesaat melihat tingkah absurd Zon.
"......"Saint masih mencoba memastikan. Dia berkali kali menatap tajam kearah Zon.
"Cubit sini....!"Zon kini tiba tiba mencubit lengan Saint. Agar Saint cepat sadar kalau dirinya memanglah Zon.
"Yak......"Saint jelas berteriak karena Zon mencubitnya dengan penuh semangat tanpa aba aba pula.
"Kak Saint percaya kan, ini Zon...."Zon masih cengengesan didepan Saint. Kali ini dia udah berhenti melompat lompat seperti kelinci.
"Iya percaya, lantas apa yang membuatmu kesini. Dan kamu.....?"Saint berfikir Zon itu memang gak bisa keluar sendirian. Takut ilang. Dan kini Saint lagi clingukan mencari siapa saja yang berjalan dibelakang Zon.
"Oh iya, aku dapat tiket study tour ke Korea. Sudah lama aku menantikan moment ini. Alhasil aku mendapatkannya. Keren kan....."Zon antusias akan tiket itu. Walau tak dapat secara gratis dan harus bayar sendiri. Minimal dia sudah bisa ikut serta teman sekelasnya dalam study tour jelang ujian semester mendatang. Kegiatan ini dimasukkan dalam penilaian kerja dikampusnya.
"Study tour, Korea?"Saint meragukan apa yang baru diucapkan Zon. Dia jaga terus selama ini dan dalam data penerbangan tak ada rombongan yang berangkat study tour ke Korea.
"Iya, aku bolos beberapa hari dikelas dan nyatanya aku tak tertinggal. Lihat...."Zon memberikan pesan grub chat kelas bahkan pesan pribadi dari dosennya. Itu membuat Saint sedikit lega. Mungkin waktu keberangkatan pas dia lagi makan siang dan dia terlewat. Ambil positifnya saja batin Saint.
"Jadi...?"Saint mencoba memastikan kembali kalau Zon tidak pergi sendiri.
"Aku pergi sendiri. Hmmm disana ada yang menungguku. Karena aku terlambat jadi aku kesini sendiri untuk menyusul."Zon memberitahukan dan kini tiket yang dia pegang sudah harus dia konfirmasi untuk segera berangkat.
"Bye kak Saint....." Senyum sumringah Zon merengkah. Membuat Saint ikutan senang. Anak kucing kemarin tersenyum kembali.
"Hai hati Zon............" Lambaian tangan penuh makna diberikan Saint.
........
Beberapa waktu kemudian.Masih mengganjal dihati Saint. Setelah beberapa saat pesawatnya terbang Saint kini memeriksa apakah ada rombongan yang tengah study tour di Korea.
Bertanya pada resepsionist dan mata Saint kini melebar. Zon yang punya jiwa polos plus rada bego itu sepertinya ditipu oleh teman temannya. Belum sempat memeriksa lebih lanjut tiba tiba ada suara gaduh didepan karena orangtua Zon nyatanya datang dengan panik.
.....
"Pah....pesawatnya berangkat....."Mamah Zon menangis dengan histeris ketika tahu pesawat yang menuju Korea sudah berangkat.
"Papah cari tiket yang lain. Kita menyusul jadi mamah yang tenang eoh." Papah Zon kini tengah melobi untuk mendapatkan tiket secepatnya untuk pergi ke Korea. Kedua orangtua Zon tengah kacau dan raut wajah mereka terlihat sangat khawatir terhadap Zon.
"Permisi....."Saint mendekat dan mencoba menggiring orangtua Zon untuk duduk di lobi bandara agar tidak mengganggu yang lainnya.
"Apa bapak ibu orangtua Zon?"Tanya Saint lembut.
Sang mamah mengangguk dan papah Zon kini masih mencoba menghubungi Zon. Tidak aktif dan malah membuat semakin panik.
"Apa ada yang bisa saya bantu?"Tanya Saint lagi. Karena Saint berfikir Zon tengah kabur dari rumah melihat betapa kedua orangtuanya berduyun duyun datang dan mencari Zon.
"Apa kamu melihat Zon, apa kamu mengenal Zon?"Tanya mamah penuh harap.
"Iya... Tadi saya bertemu dengan Zon, dan dia bilang harus segera menyusul rombongan kelasnya pergi study tour di Korea." Jelas Saint sejauh dia mengetahuinya.
"Pah.... Gimana ini, anakku yang polos cenderung bego nekat berangkat sendiri..." Mamah makin panik tapi tetap saja nistain anaknya.
Saint langsung melongo. Betapa absurdnya itu keluarga Zon. Secara gamblang ngatain anakknya bego.
"Maaf tante, saya tadi juga sedikit curiga sebab tak ada yang pergi dengan rombongan sejauh ini." Saint menjelaskan.
"Kenapa gak kamu tahan......" Sang papah bersuara.
"Aku kira aku yang melewatkan rombongan itu sebab Zon tadi menyertakan bukti kalau ada pesan dari grub chat kelas tengah pergi ke Korea. Dan diapun mendapatkan tiketnya dari dosennya." Saint bicara tentang apa yang diketahuinya dan lantas kini sang papah langsung menelpon rektor kampus kalau ini namanya penculikan secara tidak langsung dan melibatkan dosen kampus. Jelas papah Zon gak terima, sebab beliau tahu anaknya emang rada lemot menyadari kalau itu tipuan.
"Zon ditipu..... Tidak ada study tour kelas....."Mamah Zon mulai menangis kembali dan kini lebih histeris daripada yang tadi. Sebab beliapun mendengar setelah suaminya berhasil mengkonfirmasi kalau memang keadaan itu disengaja dan bahwasanya dosen yang mengada ngada itu kini sudah dimintai keterangan di kepolisian.
"Mamah curiga tapi Zon terus meyakinkan mamah. Pah.... Ini salah mamah tak konfirmasi kekampus dulu dan main ijinin Zon pergi....hiks...hiks...." Mamah menyesal membiarkan Zon pergi dan percaya begitu saja.
"Sabar mah.... Zon pasti gak akan pergi jauh." Papah mencoba menguatkan isterinya agar tak terlalu panik. Dan semuanya pasti terselesaikan. Dan Zon ketemu.
...........
Dan kini hal yang paling membuat emosi Saint datang. Melihat Elma kini ada didepannya bersama Zee membuat Saint ingin sekali menendang perempuan itu. Saint tahu dalam obrolan tadi ada nomor Elma yang memang sengaja tidak disimpan oleh Zon dan Saint kebetulan hafal. Tapi kenapa pura pura datang dan bersedih seolah olah adalah kesalahan yang memang dilakukan oleh dosen dikampus Zon.
Saint diam dan sengaja pura pura tidak tahu dan Zon hanya korban dari dosen tersebut dan tidak ada sangkut pautnya dengan Elma.
"Sebentar...."Ada panggilan untuk Saint dan kini Saint meninggalkan kedua orangtua Zon dan Zee serta Elma untuk menuju tempat resepsionist.
........
Ditempat resepsionist.
"Ada tiga tiket cancel dan bisa berangkat nanti." Petugas resepsionist memberi kabar gembira untuk Saint.
"Terimakasih, aku ambil semuanya."Saint mengambil keputusan sendiri untuk mengambil tiket itu. Karena kalau tidak segera diambil mungkin akan menunggu beberapa hari untuk bisa pergi ke Korea. Musim liburan sudah dimulai.
Dan kini Saint buru buru menghampiri keluarga Zon untuk memberikan kabar baik itu.
"Ada tiga tiket dan bisa berangkat nanti."Saint bersuara dan saat itu sang mamah langsung pingsan dan tak sadarkan diri. Orangtua mana yang bisa terus tegar melihat anaknya pergi jauh dan harus mendapati itu percobaan penculikan. Sang mamah yang tadinya panik mendapat kabar buruk dari Zon, kini secara mengejutkan mendapatkan kabar bahagia secara bersamaan.
"Mamah..'Zee kini mengecek denyut nadi sang mamah. Spontan Saint pun membantu dengan menelpon ambulance.
"Lantas bagaimana Zon?"Papah makin panik, putranya hilang dan kini isterinya jatuh pingsan.
"Aku akan ikut pergi!!"Saint bersuara. Zee melongo dan menatap Saint
"Disana aku pernah tinggal."Saint menambahkan dan membuat papah sedikit lega. Begitu akan lebih mudah mencari Zon di Korea.
"Kalau begitu Zee juga akan pergi. Papah jagain mamah." Pesan Zee saat petugas Ambulance datang dan membawa sang mamah.
Tbc
Abaikan typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
saifahZon story (bxb)Tamat
Фэнтезиketika kamu bilang TIDAK disitulah ada rasa IYA didalam lubuk hati yang paling dalam.