PROLOG ;

15.4K 833 62
                                    

Jaerin tersenyum miris,

menjatuhkan lututnya tepat saat kedua tungkainya mendarat apik di samping sebuah makam yang tanahnya telah mengering. Kedua kakinya teronggok di atas tanah itu, belum lagi kedua tangannya yang kini meremas kuat sisi rok pendek seragam sekolahnya. Ia tak menangis, hanya menatap keramik hitam dengan ukiran nama 'Lee Dong Joo'. Ia terkekeh pelan bak orang gila lalu mendaratkan satu tangannya tepat pada bagian atas gundukan tanah itu.

"Apa yang kau harapkan dariku, oppa?" Gadis itu terkekeh miris lalu mengelus permukaan tanah yang terasa dingin itu, "Kau mempersulit kehidupanku dengan pergi sekarang, kau tau?" Untuk kesekian kalinya, Jaerin tak pernah merasakan sakit di bagian dadanya sampai yang seperti ini.

Sakit sekali, sampai rasanya ingin menangis. Tapi ia telah berjanji pada seseorang untuk tak pernah mengeluarkan air mata barang sedikitpun. Jaerin yang lemah sudah mati, tenggelam bersama jasad kakaknya.

Kakinya yang terlalu lemas ia pakai untuk duduk di atas rumput, bersila lantas memeluk patokan salib itu lembut dengan pipinya yang ia sandarkan pada sisi patokan itu, ia memejam, merasakan betapa dinginnya terpaan angin siang ini yang sangat bersahabat, "Aku sudah bekerja keras. Tapi rasanya aku masih membutuhkan lebih banyak uang." Gadis itu terkekeh lagi lalu menghela nafas pelan.

"Apa sekarang aku terlihat seperti gila harta?" kata Jaerin di sela tawanya lalu menegakkan tubuhnya dan kembali menatap nama yang tertera di sana, "Datanglah ke mimpiku malam ini, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Aku pergi, ya? Ayah pasti— ah tunggu."

Gadis itu bergerak cepat, segera merogoh saku mantelnya saat merasakan ponselnya bergetar hebat, ia menatap nomor tak dikenal itu sesaat sebelum memutuskan untuk mengangkatnya.

"Ya, halo?"

"......."

"Ya, aku putrinya? Ada apa?"

"......."

Tangan Jaerin melemas seketika, kepalanya mendadak semakin pusing dengan pandangan berubah buram karena air mata yang sudah menumpuk di sekitar matanya.

"A-aku kesana sekarang!"

Adalah kalimat terakhir Jaerin sebelum ia berlari tergesa-gesa menuju halte dengan balutan seragam sekolahnya yang masih lengkap.



"Ini adalah hasil scan bagian dada pasien."

Jaerin menatap kertas berukuran A4 yang tengah disodorkan oleh seorang dokter tampan, yang beberapa jam lalu menangani Ayahnya yang ditemukan pingsan di tempat kerjanya. Ia tak paham apa masalahnya, yang bisa ia lihat hanyalah gambaran abstrak yang menyerupai jantung tapi memiliki baterai dan itu terlihat jelas.

"Ayahmu sudah menggunakan jantung buatan ini selama 30 tahun, nona. Dan kami menemukan beberapa bagian yang bocor dan rusak di sini," jelas pria itu sembari menunjuk satu bagian, "Bagian ini retak, kami menduga bahwa Ayahmu baru saja jatuh dan terbentur cukup keras. Baterainya juga sudah berkarat jadi saranku kita harus mengganti jantung buatannya." Jaerin menghela nafas pelan, entah kenapa rasanya serasa ingin meledak begitu saja.

"Apa kita tidak bisa mengganti baterainya saja?" Pertanyaan Jaerin barusan malah membuat dokter itu tersenyum lembut.

"Saat ini usia Ayahmu mencapai 50 tahun, aku tidak bisa menjamin keselamatannya jika harus mempertahankan jantung buatan yang lama." Gadis itu bergerak gelisah, memainkan jemarinya yang mendadak dingin di atas pangkuannya, "Berapa biayanya?" Ia menarik nafas dalam, mempersiapkan telinganya untuk mendengar banyak angka.

"Sekitar 100 juta won." Seakan tak tau lagi harus bagaimana bersikap, Jaerin hanya bisa menegakkan kepalanya dan menatap sang dokter dalam diam.

"Tolong tahan operasinya sampai aku dapatkan uangnya."



Gadis 18 tahun itu melangkahkan kakinya riang kala roda bis berhenti tepat di depan sebuah rumah sakit besar. Ia mengulas senyum saat seorang pria dengan seragam khas dokternya berdiri menyambutnya di depan pintu utama rumah sakit.

"Hai Jin!!" sorak Jaerin lantas berlari riang dan melompat dalam untuk memeluk pria yang jauh lebih tua darinya itu, "Astaga ... Anak nakal, kau kabur lagi dari sekolah?" Jin mendekap gadis itu erat sambil mengelus kepala bagian belakang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap.

"Ck! Aku sudah jelaskan padamu lewat telepon tadi, jadi kau memang tidak bisa menghentikanku, kan?" ucapnya sembari terkekeh pelan lalu Jin mengangguk setuju.

"Jadi? Kenapa menemuiku?" tanya Jin yang kini menggenggam tangan Jaerin, dan membawanya ke kantin rumah sakit.

"Jin, kau bilang kalau salah satu adikmu memiliki kelab, kan?" Jin sedikit mengernyit lantas memijit pelipisnya pelan saat ia berhasil duduk berhadapan dengan Jaerin, "Hei! Usiaku jauh diatasmu, anak nakal! Setidaknya panggil aku dengan sebutan yang lebih sopan dan juga ... Kenapa tiba-tiba bertanya tentang kelab?" Jaerin hanya memutar bola matanya malas lalu menyandarkan punggungnya pada kursi kayu itu.

"Apa nama kelab milik adikmu?"

"The King. Kenapa?" tanya Jin kini melipat kedua tangannya di depan dada, seolah mengerti jalan pikiran gadis kecil di depannya ini.

"Aku ingin bekerja di sana. Bisa membantuku?" Jin sudah menduganya, gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri ini pasti akan berbuat hal gila lagi.

"Tapi Jae—"

"Kau tenang saja, oppa. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuh tubuhku, sungguh." Ia menatap Jin memohon membuat pria tampan itu lagi-lagi menghela nafas panjang.

"Lalu apa maumu?" ucapnya jengah.

"Kudengar di sana ada striptis, kan?" Jin mengangguk, mengiyakan membuat senyuman Jaerin mengembang.

"Kalau begitu aku ingin jadi penari striptis. Bisa bantu aku?"

Jin terkekeh tak percaya. Untuk pertama kalinya, setelah banyak hal gila yang sudah dilakukan oleh adik sahabatnya ini. Hari ini Jin benar-benar yakin kalau Jaerin sudah kehilangan kewarasannya.

Otak gadis itu kini sudah berpindah ke lutut hingga tak bisa berpikir dengan baik seperti saat ini.

"Kau benar-benar gila, Lee Jaerin." []













Okay ... JungRin is comeback ah iya, sekedar pemberitahuan aja ya

Soon di setiap ff di lapak Ken bakal ada pairing tetap ya jadi Ken ga perlu lagi cari nama mc cwe ;

Jeon Jungkook X Lee Jaerin

Kim Taehyung X Kang Hwayeong

Park Jimin X Son Hyejung

Itu adalah nama cast tetapnya Ken di setiap work aku yang akan datang dan maybe ... Bakal banyak JungRinnya hehe :"))

Dan lagi ... main part bakal update nanti. Setelah Diabolic Devil end hahah thx all 😁

[M] Mr. DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang