• 12 •

4.7K 579 215
                                    

Malam harinya, Jaerin menghabiskan waktu di club. Setelah menghabiskan jam kerjanya sebagai penari striptis, perempuan ini memilih berkutat dengan botol-botol minuman beralkohol dan batang tembakau. Pikirannya terlampau kalut, ia kacau ... mengabaikan Haewon yang kini tengah menjalankan aksinya, mempamerkan lekuk tubuhnya setelah penampilan Jaerin tadi. Perempuan 18 tahun ini memutuskan untuk mengonsumsi benda-benda yang sebelumnya tak pernah ia sentuh sama sekali.

Jaerin menjatuhkan kepalanya di atas meja bar, menenggelamkan wajah cantiknya dalam lipatan tangan lantas terisak keras. Tak perduli jika suara isak tangisnya bisa terdengar oleh semua pengunjung, tapi tak mungkin ... sebab musik erotis yang menggema di sana lebih memekakan telinga.

Ia hancur ... dunianya berakhir saat segala hal yang tak pernah ia ketahui terbongkar. Meninggalkan jutaan kesakitan kembali bersarang dadanya dan mungkin ... mampu mengubah kepribadiannya menjadi sosok yang mampu hancurkan Jungkook dalam sekali kedip. Kini ia masih terpuruk, sejak sejam tadi mengabaikan Taehyung dan juga Jin, bahkan Namjoon dan Haewon. Memilih menyiksa diri dengan benda-benda haram itu lalu menangis keras dalam hiasan musik erotis.

Lalu dari arah pintu, Jungkook masuk, wajahnya tak karah semrawutan dari Jaerin. Mengedarkan pandangan ke sekeliling sebab gadisnya tak kunjung pulang semenjak kejadian di sekolah siang tadi. Ia sudah datang ke resto dan cafe tempat Jaerin bekerja, tapi mereka bilang Jaerin baru saja mengundurkan diri. Membuatnya datang ke tempat hiburan malam itu, lalu mendesah lega manakala ia dapati seorang perempuan.

Tengah menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangan, dengan pakaian minimnya, mini dress di atas lutut tanpa lengan berwarna hitam itu, juga rambut panjangnya yang tergerai bebas membuat Jungkook yakin bahwa itu gadisnya. Sosok perempuan cantik di sudut ruangan itu miliknya, ia mendekat dan menyentuhkan tapak tangannya pada punggung berbalut kain tipis nan mahal itu. Membuat sang empu mendongak, menatap sang pria dengan mata berairnya.

"Kau?" gumam Jaerin, sementara sang pria menatapnya sendu, "Aku-- mphhhh." Jungkook terdiam, membeku manakala Jaerin secara tiba-tiba memeluk lehernya dan melumat bibirnya rakus. Mencecap rasa manis di bibir sang hawa, ia tak berbohong jika Jaerin mampu membangkitkan naluri prianya, saat sang jelita memperdalam lumatan mereka, mulai bertukar saliva dan melilit lidah, Jungkook mendorong tubuh gadisnya. Membawa punggung sang hawa untuk bersandar pada dinding sudut ruangan, tenggelam di antara orang-orang yang sedang asyik menggoyangkan tubuh di lantai dansa sekaligus menikmati penampilan Haewon malam ini.

Mereka memangut makin dalam, makin intim hingga cairan asin dari mata Jaerin merembes, membasahi sela bibir mereka. Saat itu pangutan keduanya terlepas, Jungkook menatap kedua mata berair itu.

"Jangan memintaku pergi dari hidupmu, Jeon ... Aku tidak mau." Jungkook menggeleng, mendengar perkataan sang pujaan hati, tertunduk menyesal sebelum mengeratkan dekapannya pada pinggang anak Lee itu.

"Aku tidak akan memintamu pergi, Jae ... Aku tidak akan melepaskanmu. Tidak akan pernah." Jaerin mengangguk, tersenyum lembut di sela air matanya yang mengucur deras sebelum keduanya kembali berpelukan, Jungkook menenggelamkan wajahnya pada bahu sang wanita sementara Jaerin memejam erat saat Jungkook kembali pada sosok aslinya.

Menjilati secara sensual, mengecup basah kulit bahu Jaerin membuat sang empunya mecengkram erat punggung kokoh miliknya, "Aku merindukanmu, Jae ... Sangat." Nafas Jaerin terengah saat Jungkook berhasil melukis sebuah tanda di perpotongan lehernya, "Aku ingin bermain cepat. Setelah itu kita pulang," bisiknya sebelum membuka kancing jeansnya, menurunkan zipper, dan meloloskan kejantanannya. Menarik celana dalam Jaerin cepat sebelum mengangkat kedua kaki gadisnya untuk dikalungkan pada pinggangnya.

"Angh!" Keduanya menggeram nikmat, Jaerin mencengkram bahu Jungkook erat saat kewanitaannya kembali terisi penuh oleh milik Jungkook. Melesak begitu saja dan menghentak makin dalam, Jaerin mengalungkan kedua lengannya di leher sang pria saat si dominan memompanya di bawah sana, bergerak brutal hingga menyentuh titik manis dalam milik Jaerin.

[M] Mr. DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang