• 2 •

7.1K 741 122
                                    

Seorang pria dengan balutan celana jeans hitam dan juga kemeja hitam, sepatu pantofel yang terlihat licin, dengan rambut hitam legamnya yang begitu menawan, membuat setiap mata tak ingin melewatkannya barang sedikitpun itu memasuki kelas yang sudah sepi sebab bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Woah ... Apa dia malaikat?"

"Tampan sekali."

"Astaga ... Dia pasti hebat di atas ranjang. Tubuhnya menggoda sekali."

Yoorim melongo sesaat, sebelum menatap ke sampingnya tepat pada sosok Jaerin yang masih terlelap. Tangannya terulur lalu bergerak mengguncang bahu Jaerin pelan.

"Jae ... Bangun, kau harus melihat ini," kata Yoorim sedikit berbisik membuat Jaerin menggumam tak jelas dengan mata masih terpejam namun ia menegakkan kepalanya.

Membukanya sedikit demi sedikit lalu menatap pria yang sedang merapikan buku-bukunya di atas meja.

"Selamat pagi, aku Jeon Jungkook. Guru matematika kalian mulai hari ini karena guru Cha telah dipindahkan ke sekolah lain." Jaerin hanya menatapnya malas lalu menatap Yoorim yang masih terpanah dengan wajah tampan pria dewasa di depan sana.

"Apa yang harus kulihat?" tanya Jaerin terkesan datar membuat Yoorim kesal dan memukul lenganya pelan, "Dia tampan sekali, bodoh!" sarkas Yoorim namun Jaerin hanya menghela nafas berat.

"Ck! Biasa saja," gumam Jaerin lalu mulai mengeluarkan buku dan alat tulisnya.

Pelajaran matematika yang penuh dengan angka dan rumus di mulai, Jaerin sesekali memicingkan matanya menatap papan di depan, memperhatikan bagaimana pria itu menuliskan rumus-rumus yang menurut Jaerin menyebalkan dengan begitu lihainya, sesekali membuka suara untuk menjelaskan maksud dari materinya namun tetap saja Jaerin tak paham malah kepalanya terasa pening sekarang berbeda dengan Yoorim yang nampak paham-paham saja dan mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.

"Astaga ... Memangnya kau mengerti? Kenapa mengangguk-angguk seperti itu?" kata Jaerin sambil menatap teman sebangkunya itu membuat Yoorim memutar bola matanya malas.

"Itu rumus dasar, Jae. Jadi sangat mudah, pelajaran kita rata-rata hanya mengulang apa yang sudah diajarkan pada kelas 1 dan 2. Tinggal mengulangnya saja," kata Yoorim sambil tangannya fokus mencatat angka-angka menyebalkan.

"Ck! Dasar aneh! Kau tau angka-angka itu menyebalkan dan kau bilang itu mudah? Yakkk!! Min Yoorim, kau ini sebenarnya—"

"Nona Lee?" Jaerin terdiam, menelan ludahnya susah payah lalu menatap ke depan tepat di mana wajah tampan gurunya bsrada di depan wajanya.

Mata mereka bertemu dan suara histeris dari siswi lain mulai memenuhi telinga, "Jangan membuat ulah di kelasku, atau aku akan menghukummu. Mengerti?" Jaerin meremang, entah kenapa tubuh bodohnya malah mendefinisikan kata 'hukuman' sebagai arti lain. Bukannya lari mengelilingi lapangan atau berdiri di depan kelas. Itu ... Lebih menjurus ke arah 'menghukum di atas ranjang' karena pria itu berbisik dengan suara serak dan mampu membuat tubuh Jaerin meremang.

"Hari ini kerjakan 10 soal ini dan kumpulkan pada nona Lee Jaerin. Setelah itu, kau ... Pergi ke ruanganku dan bawa tugas teman-temanmu," kata pria itu setelah menegakkan tubuhnya kembali, meraih sebuah bukunya di atas meja guru lalu pergi membuat Jaerin mengepalkan tangannya geram.

"Sialan!" gumam Jaerin lalu membanting pulpennya di atas buku tugas.

"Astaga ... Aku iri padamu, bagaimana rasanya di tatap seperti itu oleh orang tampan?" kata Yoorim sambil merengek membuat Jaerin memutar bola matanya malas, "Diam! Dasar kaleng rombeng!" sungut Jaerin lalu berdiri dan melangkah keluar.

[M] Mr. DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang