• 6 •

6.5K 699 168
                                    

Jaerin terus menggoyangkan tubuhnya, mengikuti lagu yang diputar dari depan resto sambil sesekali memberikan sebuah brosur pada para pejalan kaki yang hanya sekedar lewat atau berkunjung ke restoran tempatnya bekerja.

Ia tak berbohong pasal tubuhnya yang sudah gerah dan sangat berkeringat berada di dalam kostum beruang berbaju oranye itu. Maksudku, hei ... Ia sudah berdiri di luar sana selama kurang lebih 2 jam tanpa duduk, belum lagi sinar matahari yang masih menyorot apik tubuhnya. Dia benar-benar ingin pingsan sekarang, sempat mengedarkan pandangannya ke sekeliling akhrinya Jaerin mendaratkan pantatnya di sebuah kursi panjang; tepat di samping bangunan restoran.

Ia menghela nafas pelan, melepas kepala beruang yang sedari tadi membalut kepalanya. Meletakkannya di samping tubuhnya, Jaerin lantas meraih sebotol air mineral yang selalu menjadi penghuni tetap kursi panjang itu saat Jaerin sibuk menarik perhatian para pelanggan.

"Astaga ... Aku bisa mati jika seperti ini setiap hari." Ia mengusap keringatnya dengan sebuah tisu, menenggak sebotol air itu lalu memejamkan matanya sesaat. Menghela nafas sambil mencoba mengesampingkan segala beban yang sedang terjadi dalam hidupnya.

"Boleh aku duduk di sini?" Jaerin sontak membuka matanya, menatap sosok pria dengan setelan kemeja motif bunganya tengah berdiri di hadapannya.

"Oh. Kim Taehyung? Kalau tidak salah, kau ... Adiknya Jin oppa?" Pria itu mengulas senyumannya sembari mengangguk, lalu segera duduk di samping Jaerin setelah perempuan itu sedikit menggeser tubuhnya.

"Kau masih mengingatku rupanya," gumam Taehyung sambil terkekeh lalu menyodorkan sekaleng cola dingin pada Jaerin yang segera diterima oleh si wanita, "Kau mau makan siang?" Taehyung menggeleng, "Kapan jam kerjamu selesai?"

"Sebentar lagi. Kenapa?" Pria Kim itu menggeleng lagi, "Menurutmu, kapan kita bisa makan bersama?" Jaerin sontak menegakkan kepalanya, ia yang tadi sedang menenggak sekaleng cola mendadak menatap pria Kim itu dengan mata membulat.

"Y-Ya?" Taehyung tertawa renyah lantas menatap langit, "Kau takut pada Jungkook?"

Mendengar nama itu membuat Jaerin mendadak menggeleng cepat, "Tentu saja tidak. Kau ini apa-apaan," katanya sambil terkekeh.

Detik berikutnya, Jaerin dan Taehyung hanya saling terdiam, menatap jalanan yang kini sedang macet, "Ah iya, maaf lancang tapi ... Apa kau hidup sendirian sampai harus bekerja menjadi badut seperti ini?"

Jaerin tersenyum miris, menggat betapa berantakannya hidup yang sedang ia jalani, kakaknya meninggal, Ibunya yang mengalami gangguan jiwa, Ayahnya yang sedang sakit, lantas dirinya sendiri yang harus terjebak dalam kehidupan Jungkook.

"Aku memiliki Ayah dan Ibu, mereka sedang sakit ... Aku juga memiliki kakak, tapi ... Dia meninggal beberapa bulan lalu." Taehyung sontak menautkan alisnya, "Meninggal?" Ia mengangguk, "Tabrak lari."

Taehyung sempat terdiam sesaat lalu memyadari Jaerin terkikik pelan, "Apa aku terlihat menyedihkan sekarang?" Pria itu segera menggeleng lantas menepuk pelan punggung perempuan cantik itu, "Lalu, apa kasusnya sudah selesai?"

Ia menatap Taehyung dari samping, menatap pria itu dengan tatapan datarnya, "Ayah sempat mengangkat kasusnya ke kepolisian, tapi mereka tiba-tiba menutup kasus itu tanpa alasan yang jelas. Kau tahu? Kami tidak memiliki banyak uang untuk menyewa pengacara."

"Lalu? Kalian biarkan pelakunya lepas begitu saja?" Jaerin mengangguk, lalu menenggak lagi sekaleng cola itu, "Satu hal ... Aku yakin dia seseorang yang sangat berpengaruh sampai dia bisa menghentikan kasus kakakku." Taehyung mengangguk, lalu merogoh saku celananya, mengambil sebuah kartu nama dari dompetnya dan memberikannya pada Jaerin.

"Aku akan membantumu." Jaerin membulatkan matanya, membaca seksama kartu nama yang sedang ia pegang, "Kau ... Kepala kepolisian?" Taehyung mengangguk, "Aku baru dipindah tugaskan ke Seoul. Aku akan membantumu tapi, bisakah aku meminta satu hal?"

[M] Mr. DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang